Hak Menjaga

Oleh : Siti Sayidatul Wafa

Allah menegaskan bahwa kerusakan yang muncul di darat dan laut itu merupakan akibat dari ulah manusia. Sebenarnya manusia telah diberi amanah untuk mengelola alam, trtapi dalam pelaksanaannya tidak semua manusia melaksanakannya dengan baik, sesuai dengan aturan yang digariskan. Banyak penyimpangan pengelolaanyang mereka lakukan. Akibatnya, yang muncul bukan alam yang semakin indah dipandang, semakin enak ditempati, dan semakin nyaman dihuni. Yang dirasakan dari penglolaan yang tidak benar ini adalah semain rusaknya lingkungan, seringnya terjadi bencana, dan banyaknya musibah yang menimpa semua makhluk yang ada di alam raya ini.

Di antara kerusakan yang dilakukan manusia adalah perilaku eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa disertai dengan upaya pelestariannya. Mereka mengambil hasil hutan dengan menebangi pohon yang ada di dalamnya untuk dimanfaatkan bagi beragam keperluan. Tetapi mereka tidak menindak lanjuti penebangan itu dengan reboisasi yng berfungsi mengganti tumbuhan  yang telah dipotong. Hutan menjadi gundul, dan tanahnya tidak lagi dapat menyimpan air hujan karena akar-akar pohon yang berfungsi sebagai penahan air tidak ada lagi.

Kita bebas memanfaatkan seluruh hasil yang ada di bumi. Namun dalam kebebasan tersebut jangan dijadikan tameng untuk memperkaya diri, seperti sepakat melakukan project dengan negara lain sampai merusak lingkungan Negara kita sendiri. Hak kita dalam kebebasan ini adalah tetap menjaga lingkungan jangan sampai rusak. Ingat ini adalah bumi kita. Ini hak kita. Jangan sampai negara lain ikut menguasai negara kita sendiri. Ada hak kita sebagai warga negara wajib menjaga agar tidak rusak.

Semua kerusakan akibat  ulah manusia mestinya akan dirasakan oleh mereka sendiri. Bila ini yang terjadi , maka akan sangat banyak musibah yang akkan menimpa mereka. Tetapi Allah sangat mengasih dan Penyayang pada makhluk, sehingga bencana yang menimpa mereka sebagai akibat perbuatannya sendiri  hanya sebagian saja.  Ditegaskan dalan Quran Surah Fatir : 45 yang artinya "Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan  apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia mengangguhkan hukumnya, sampai waktu yang sudh ditentukan. Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya"

Selanjutnya, yang di inginkan adalah bahwa kesadaran itu akan mendorong merek untuk kembali pada tugas semula, yaitu memelihara alam dan menjaga kelestariannya.





Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023