Dilema Liburan, Dihantui Kematian

Semenjak dunia secara serentak menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global alias virus gawat darurat yang tidak bisa dianggap sepele. Sejumlah data mencatat angka kasus pasien terjangkit yang positif bahkan angka kematian akibat Covid yang terus bertambah dari hari ke hari mencapai jutaan orang. Dampak yang ditimbulkan pun amat sangat meresahkan dan melumpuhkan hampir seluruh aspek dan sektor-sektor kehidupan manusia yang dianggap krusial dan penting. Seperti dalam sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, pariwisata dan lain sebagainya.

Terhitung sejak bulan Maret hingga hari ini, sekitar lebih kurang tujuh bulan lamanya, aktivitas manusia dimana pun berada menjadi sangat terhambat dan terbatas. Dan selama itu pula beberapa orang kebingungan untuk mengatasi dan menanggulangi hal tersebut.
 
Karena keterbatasan itu Pemerintah telah menetapkan segala kebijakan dan aturan seperti PSBB atau Pembatasan Skala Berskala Besar dan juga 'kehidupan normal baru' atau yang lebih dikenal dengan istilah New Normal. Hal ini dianggap efektif untuk mengajak orang-orang agar mampu beraktivitas layaknya biasa namun tetap memperhatikan segala protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Sejak pertama kali diberlakukan Lockdown, dimana orang dilarang untuk beraktivitas di luar dan dianjurkan berada di rumah saja. Termasuk bekerja dan belajar dilakukan di rumah. Tentu sangat membosankan dan juga tidak akan terasa sama seperti keadaan normal. Sebab pada dasarnya kita harus bisa menghadapi virus ini namun segala aktivitas tetap bisa berjalan.

Pemerintah menetapkan libur panjang atau cuti bersama esok hari pada tanggal 28-30 Oktober 2020 dikarenakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Namun masyarakat diimbau untuk tetap di rumah saja dan tidak berbondong-bondong memanfaatkan kesempatan berlibur dengan mengunjungi tempat wisata. Adapun diperbolehkan tetap harus memperhatikan segala protokol kesehatan dan tidak menganggap sepele. Pertama, kondisi fisik harus benar-benar sehat dan fit. Kedua, tidak berlibur ke area atau daerah yang berzona merah.

Sejumlah Pemda di beberapa daerah membentuk posko di perbatasan dan menyediakan rapid test dan juga swab test. Demi mencegah pelonjakan kasus positif corona. Walaupun begitu, alangkah baiknya jika hasrat untuk berlibur atau mengunjungi tempat keluarga dan sanak kerabat ditahan saja demi keamanan dan kepentingan bersama. Tidak lain tidak bukan adalah agar pandemi di negeri kita tercinta ini dapat segera berakhir dan menjadi nol kasus sehingga kita bisa melakukan aktivitas seperti biasa kembali.

Nama : Sarah Aulia Fadlilah
Jurusan : KPI 3D
No. Handphone : 085217303357
Alamat : Kp. Citeureup RT 03 RW 01 Ds. Neglasari Kec. Banjaran Kab. Bandung
Email : sarahfadlilah1210@gmail.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023