Baca Pahami Bicara

Oleh : Muhammad Farid Iskandar

Sebelum bicara, kita harus melewati proses sebelum itu yakni membaca dan memahami. Jika kita memahami apa yang kita baca lalu baru membicarakannya kepada dunia, kita tidak akan disebut asal sebut. Karena kita tahu apa yang kita bicarakan itu ada benarnya bukan hanya menerka-nerka atau pendapat kilas semata.

Pepatah mengatakan, dengan membaca kita seakan-akan berkeliling dunia dengan imajinasi, jiwa, dan pikiran. Pepatah lain juga mengatak buku adalah jendela dunia. Sudah selayaknya kita perbanyak membaca sehingga wawasan kita semakin luas. Membaca merupakan langkah pertama sebelum kita bicara banyak hal kepada dunia. Dengan wawasan yang luas, argumen kita tidak akan mudah dipatahkan oleh orang lain.

Setelah kita membaca buku, pahami makna dibalik rangkaian kata-kata tersebut. Membaca itu sebenarnya mudah yang sulit itu memahami makna dari bacaan yang kita baca itu. Untuk memahami bacaan kita tidak bisa hanya membaca dengan mata, melainkan hati dan pikiran pun ikut serta di dalamnya. Akan menjadi percuma jika hanya membaca memakai mata, karena kita tidak akan mengerti apa maksud dari penulis itu menulis tulisannya.

Membaca dan memahami sudah dilakukan dengan baik. Selanjutnya barulah kita bicara kepada dunia dengan modal yang telah kita kumpulkan sebelumnya. Meninjau aksi demo soal Omnibus law kemarin, tidak sedikit pendemo yang hanya ikut-ikutan saja tanpa paham apa yang didemokan. Bahkan ada kasus di Instagram, seorang rapper asal Korea Selatan terkena imbasnya oleh netizen Indonesia yang ingin menyerang akun DPR karena nama akun Instagram rapper tersebut @dprlive. Hal itu membuktikan banyak orang yang kurang membaca apalagi saat kondisi yang mudah tersulut emosi.

Bacalah, pahamilah, dan bicaralah dengan baik dengan dasar yang kuat, jadi tidak asal bicara. Terlebih lagi saat momen penting ataupun formal, kita harus mempunyai dasar yang kuat dalam berargumen. Kita juga harus tenang dalam bicara sehingga kita tidak bicara ke luar jalur. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita juga tidak boleh asal bicara. Karena dapat berpotensi menyebarkan hoax.  

Muhammad Farid Iskandar, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023