Rayuan Radikalisme Dibalik Embel-embel Agama

Belakangan ini marak terjadi kasus-kasus terorisme,pencucian otak bahkan penyimpangan ajaran-ajaran agama yang semakin mencuat kepermukaan. Diera digital ini, masyarakat semakin mudah mengakses sesuatu tanpa dicari tahu terlebih dahulu kebenarannya. Banyak oknum-oknum yang mengatasnamakan hadits, Al-qur'an dan Kitab-kitab suci lainnya tapi konteks pembicaraannya menyimpang, ambigu bahkan sering kali memenggal hadits dan Ayat Kitab suci untuk menukil sesuatu yang konteksnya bertentangan namun nampak benar karena diperkuat dengan dalil.

Kemudahan mengakses segala sesuatu di Era ini memang sangat mempermudah kita dalam melakukan banyak hal. Namun, tidak menutup kemungkinan hal ini juga dapat menjadi bumerang bahkan dapat menumbuhkan faham-faham radikal pada diri kita apabila kita tidak menyikapi dengan bijak dan teliti. Ditambah lagi apabila pemahaman kita tentang Agama terkesan sangat minim sehingga kita mudah percaya dengan segala sesuatu yang viral dan yang banyak dibagikan oleh orang melalui media sosial.

Sejatinya, sudah menjadi hakikat dari manusia mempunyai insting untuk mengetahui segala sesuatu yang ada disekitarnya dan berusaha ikut andil dalam menyebarluaskannya meskipun dilatar belakangi tujuan yang berbeda-beda. Akan tetapi, essensi terpenting yang sering disepelekan bahkan sering diabaikan adalah melakukan "Saring sebelum Sharing." Terkesan sederhana namun berdampak luarbiasa.

Bersikap bijak dalam melakukan segala sesuatu adalah kunci utama mencegah semakin menyebar luasnya faham radikalisme. Selain itu, penting bagi kita menambah wawasan tentang berbahayanya radikalisme yang mampu merongrong bahkan menghancurkan integrasi bangsa. Hal yang tak kalah penting adalah menambah wawasan kita tentang agama agar agama tidak lagi dijadikan objek dan embel-embel sebuah gerakan radikalisme.

Keberhasilan menangani radikalisme ini juga dilihat dari tingkat kesadaran dari seluruh elemen masyarakat. Mulai dari unit terkecil dalam ruang lingkup sosial yaitu keluarga setiap anggota keluarga harus mampu mengontrol dan mengawasi satu sama lain agar tidak ada faham radikalisme yang melekat pada salahsatu anggotanya. Selain itu, peranan tokoh agama juga dinilai sangat penting dan efektif oleh karena itu seharusnya tokoh agama semakin gencar menyerukan norma-norma yang sesuai agama agar masyarakat tidak lagi terjebak dan salah kaprah dalam memahami agama. Hal penting lainnya yaitu kontrol pergaulan, berhati-hatilah dan teliti dalam bergaul bukan berarti kita memilih milih teman akan tetapi, kita boleh berbaur asal jangan melebur karena sejatinya pergaulan juga ikut andil dalam membentuk karakter dan kepribadian kita jangan sampai pergaulan memberikan diri kita celah untuk dimasuki faham radikalisme.

Siti Sinta Fauziah
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Manisi Gang Bhakti V Rt04/Rw09

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023