DKM Al-Anshari Makmurkan Masjid Dengan Cara Unik

Dakwahpos.com, Bandung - DKM Al-Anshari memakmurkan masjid dengan membagikan makanan gratis pada jamaah usai shalat Jumat, Jumat (08/11).

Dakwah dengan cara unik inilah yang dilakukan oleh DKM Al-Anshari. Cara ini terbukti berhasil dengan banyaknya jamaah yang datang. Karena jarang sekali masjid yang membagikan makanan secara gratis.

Masjid berlantai 2 yang didirikan oleh salah satu guru besar Alm. Prof. Dr. Syamsuri ini. Memulai kegiatan membagikan makanan sejak tahun 2017 dan masih berjalan sampai sekarang. Menurut DKM yang bernama Atul bahwa dana awal yang digunakan untuk kegiatan tersebut berasal dari uang pribadi Alm. Prof. De. Syamsuri. Dan dana yang digunakan saat ini berasal dari kas bendahara dan sedekah dari para warga.

Ketika ditanya seputar hal yang mendorong kegiatan dakwah dengan menggunakan makanan ini, salah satu anggota DKM bernama Azet mengungkapkan bahwa awalnya kegiatan ini dimulai setahun setelah masjid direnovasi pada 2016. Para DKM mulai melakukan kegiatan dakwah seperti diskusi keagamaan setelah shalat shubuh. Sehingga, lama kelamaan dakwah dengan membagikan makanan muncul. Mulai dari berbagi takjil pada bulan ramadhan, hingga setiap setelah shalat jumat dan shubuh.

"Kegiatan ini insya Allah termasuk dalam kegiatan dakwah. Karena, dakwah itu kegiatan yang di dalamnya bisa mengajak kepada hal positif dan membuat citra Islam semakin baik. Sehingga yang muslim semakin yakin dan bangga dengan keislamannya, dan semakin terdorong dalam melakukan ibadah" Pungkas Azet.


Reporter : Afifatus Solichah (KPI/3A)

Pembinaan Perdana Baraya 2019: Menyiapkan Leading Figure Masa Depan

Pembinaan perdana Beasiswa Baraya 2019 telah dilaksanakan Minggu (03/11/2019) di Komplek Masjid Salman, sebanyak 200 peserta yang mengikuti kegiatan ini baik dari kalangan SD, SMP maupun SMA. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program yang diperuntukkan penerima beasiswa Baraya, beasiswa Baraya merupakan beasiswa pendidikan dan pembinaan karakter untuk anak-anak SD, SMP, SMA/sederajat wilayah Bandung Raya dan Jatinangor yang diselenggarakan oleh Rumah Amal Salman.

Di pembinaan perdana, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang Kakak Fasilitator (Fasil) Baraya yang akan mendampingi mereka selama satu periode hingga masa beasiswa berakhir. Menurut Kepala Program Beasiswa Baraya, M. Akbar Fajar Siddiq, "Di sini itu serunya kita semua sama-sama belajar. Ga ada yg merasa menggurui atau lebih berilmu daripada yg lain. Adik-adik belajar, kakak-kakaknya belajar, bahkan orang tua adikpun ikut belajar. Semua sama-sama mengoptimalkan kesempatan yg ada untuk mengambil hikmah dari setiap aktivitas."

Selama pembinaan, adik SD disuguhi dengan dongeng inspiratif oleh Kak Hendri Juhana mengenai kisah Rasul serta belajar membuat paper craft bersama Kakak Fasil. Untuk adik SMP, mereka disuguhi kisah Daulah Abbasiyah dan Ustmaniyah saat mentoring. Berbeda dengan adik SD dan SMP, adik SMA diberikan materi motivasi oleh seorang trainer dan motivator bersertifikasi BNSP RI, Kak Abdul Wahid. .

Tema pembinaan kali ini adalah Cendekia, tema cendekia bertujuan agar para adik dapat mengenal dan mengetahui sifat kepemimpinan Rasul, membangun jiwa cendekia dalam diri, serta menerapkan nilai-nilai seorang cendekiawan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Akbar Fajar Siddiq).


"Kita semua belajar dan mendapat hikmah dari setiap peran yang dijalani. Ini bukan hanya tentang aku atau kamu, tapi tentang kita. Karena aku, kamu, kita Baraya." Pungkas Akbar Fajar Siddiq mengakhiri pembicaraan.

Reporter: Darto, KPI 3/A 

Pengajian Rutin Ibu-ibu Tiap Sabtu di Masjid Darussalam

BANDUNG – DKM Masjid Darussalam mengadakan kegiatan pengajian rutin ibu-ibu di Masjid Darussalam Komplek Permata Biru Cinunuk yang dilaksanakan setiap hari sabtu sore ba'da asar.

Kegiatan pengajian rutin ini sendiri telah berjalan selama bertahun-tahun yang dirancang oleh DKM Masjid Darussalam untuk meningkatkan jiwa silaturahmi antar jamaah ibu-ibu di komplek Permata Biru ini.

Pengajian ini di pimpin oleh guru yang berasal dari lingkungan DKM dan di luar lingkungan DKM itu sendiri, Menurut Ikhsan Purnama Santika yang merupakan salah satu pengurus dari DKM Darussalam, "DKM Darussalam telah membuat jadwal untuk siapa saja yang akan mengisi pengajian setiap minggunya dan yang mengisinya tersebut ustad dari DKM dan juga luar DKM Darussalam."

Jamaah pengajian ini sendiri selalu bertambah setiap waktunya, karena antusias para ibu-ibu dalam pengajian ini yang terbentuk melalui program pengajian yang telah dirancang oleh DKM agar ibu-ibu semakin bersemangat dalam pengajian.

Tujuan yang diharapkan oleh DKM sendiri dengan adanya kegiatan ini menurut Ikhsan adalah menambah ilmu pengetahuan dan memperluas tali silaturahmi antar jamaah yang biasanya lingkungan komolek di kenal dengan individualisnya agar menjadi akrab satu sama lain antar Rt dan Rw.

Reporter : Dicky Nugraha Wahyudi / KPI 3A

Masjid Adakan Kegiatan Sekolah Agama Bagi Para Ibu

 

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Besar Kaum Ujung Berung sedang melaksanakan kegiatan rutin sekolah agama yang muridnya adalah ibu-ibu.

Masjid yang terletak di daerah Ujung Berung merupakan masjid yang tidak mengenal sepi, bukan hanya untuk shalat saja, melainkan di isi dengan berbagai kegiatan rutin yang berbeda-beda. Salah satu kegiatannya ialah kegiatan rutin sekolah agama bagi ibu-ibu.

Majelis Taklim Konfersi Diniyah (MTKD) merupakan nama dari kegiatan tersebut. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dan mempunyai jadwal tersendiri. Memiliki 12 anggota ustadz dan ustadzah dengan tingkatan kelas yang berbeda-beda.

Mengajarkan berbagai pelajaran islam, seperti fiqh muamalah, tafsir, hadist, dan bahasa arab. Mengadakan ujian dan menerima rapot seperti sekolah pada umumnya.

"Adanya kegiatan Majelis Taklim Konfersi Diniyah (MTKD) tersebut tidak membuat ingatan tentang ilmu pengetahuan lupa karena usia dan harapan dari kegiatan ini bisa mengaplikasikan atau meneruskan di wilayah masing-masing." Ungkap Ida Rosida. Kamis (07/11/2019).

Kelas tersebut memiliki tingkatan kelas yang berakhir sampai kelas 3 dan bulan Desember nanti kelas 3 akan mengadakan wisuda sebagai lulusan angkatan pertama.

Reporter : Endang Sulistiawati, KPI/3B 

Masjid Adakan Kegiatan Sekolah Agama Bagi Para Ibu


        Masjid Adakan Kegiatan Sekolah Agama Bagi Para Ibu 


Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Besar Kaum Ujung Berung sedang melaksanakan kegiatan rutin sekolah agama yang muridnya adalah ibu-ibu.

Masjid yang terletak di daerah Ujung Berung merupakan masjid yang tidak mengenal sepi, bukan hanya untuk shalat saja, melainkan di isi dengan berbagai kegiatan rutin yang berbeda-beda. Salah satu kegiatannya ialah kegiatan rutin sekolah agama bagi ibu-ibu.

Majelis Taklim Konfersi Diniyah (MTKD) merupakan nama dari kegiatan tersebut. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dan mempunyai jadwal tersendiri. Memiliki 12 anggota ustadz dan ustadzah dengan tingkatan kelas yang berbeda-beda.

Mengajarkan berbagai pelajaran islam, seperti fiqh muamalah, tafsir, hadist, dan bahasa arab. Mengadakan ujian dan menerima rapot seperti sekolah pada umumnya.

"Adanya kegiatan Majelis Taklim Konfersi Diniyah (MTKD) tersebut tidak membuat ingatan tentang ilmu pengetahuan lupa karena usia dan harapan dari kegiatan ini bisa mengaplikasikan atau meneruskan di wilayah masing-masing." Ungkap Ida Rosida. Kamis (07/11/2019).

Kelas tersebut memiliki tingkatan kelas yang berakhir sampai kelas 3 dan bulan Desember nanti kelas 3 akan mengadakan wisuda sebagai lulusan angkatan pertama.

Reporter : Endang Sulistiawati, KPI/3B 

Masjid Kifayatul Achyar Tidak Sepenuhnya dijadikan Tempat Ibadah

Masjid Kifayatul Achyar Tidak Sepenuhnya dijadikan Tempat Ibadah
 
Dakwahpos.com,  Bandung – Masjid yang berlokasi di Jl. Raya Cipadung Wetan ini selalu dipenuhi para jama`ah untuk sekedar melaksanakan ibadah sholat, beristirahat, mengerjakan tugas, bahkan dijadikan tempat makan bagi sebagian jama`ah terutama saat siang hari. 
Karena letaknya yang strategis, berada di pinggir jalan, dekat dari Universitas Islam Negeri (UIN) dan MTs Kifayatul Achyar menjadikan masjid ini selalu ramai dikunjungi.

Masjid yang dibangun beberapa puluh tahun silam ini seringkali dijadikan sebagai tempat makan bagi beberapa jama`ah. 
Namun, yang menjadi kendala disini adalah kebersihan para pengunjung yang acapkali meninggalkan sampah bekas makan mereka.
Sehingga lantai masjid seringkali kotor dengan bekas minyak, bumbu, atau sisa makanan lainnya.

Selain itu, masjid ini juga dijadikan sebagai tempat berbincang-bincang bagi sebagian pengunjung terutama kaum hawa yang acapkali mengganggu para pengunjung lainnya yang sedang melaksanakan ibadah sholat.
Miris saat melihat kejadian seperti ini, masjid yang seharusnya tenang dan tentram malah dijadikan tempat mengobrol perkara duniawi bagi sebagian jama`ah.

Masjid yang luas dan sejuk ini sangat membantu para mahasiswa yang ingin beristirahat setelah melakukan berbagai macam aktivitas yang melelahkan di kampus. 
Selain itu, menjadi tempat ibadah kedua jika Masjid Iqomah yang berada di dalam kampus UIN penuh saat memasuki waktu sholat fardhu. Tetapi, yang sangat disayangkan adalah banyaknya jama`ah yang justru tidur saat memasuki waktu sholat dan menjadi kendala bagi sebagian jama`ah yang akan melaksanakan sholat, ujar Bella (22) salah satu pengunjung masjid saat dijumpai pada Kamis siang (7/11/2019).

Selain di jadikan tempat untuk makan siang dan berbincang-bincang bagi sebagian jama`ah, masjid ini ternyata sering dijadikan untuk tidur siang. 
Sangat disayangkan saat melihat fenomena seperti ini. 
Banyak para jama`ah yang terganggu dengan ini, terutama jama`ah yang tertidur di waktu sholat dan posisinya berada di tengah-tengah ruangan. 
Bukan hanya di masjid ini saja, tetapi fenomena seperti ini banyak dijumpai di masjid manapun.

Reporter: Cucu Suarsih, KPI/3A

Masjid Darussalam Bagikan Jus dan Makanan Setiap Jumat

Bandung – DKM Masjid Darussalam adakan pembagian jus dan makanan yang sasarannya merupakan anak-anak dengan jus nya dan juga para remaja dan orang tua dengan makanannya di Masjid Darussalam yang berlokasi di Komplek Permata Biru Cinunuk pada hari jumat ba'da solat jumat.

Kegiatan ini sendiri telah berjalan dari bulan Agustus, dan menurut salah satu pengurus DKM Masjid Darussalam Ikhsan Purnama Santika, kegiatan ini sebenarnya bukan merupakan program dari DKM Masjid tetapi kegiatan ini adalah program masukan dari luar DKM dimana seorang jamaah yang merupakan donatur tetap memberikan infak berupa jus dan makanan dan memberikan saran untuk membagikannya kepada para jamaah yang lain.

Kegiatan ini pun terbukti dapat membuat para jamaah semakin tertarik untuk datang menjadi jamaah di masjid ini. Menurut Ikhsan, karena selain masjid ini menjadi pusatnya masjid di komplek Permata Biru ini, masjid ini juga menjaga kenyamanan dan silaturahmi para jamaahnya sehingga para jamaah semakin bertambah dengan adanya kegiatan ini.

"Dampaknya dari kegiatan ini, disamping kita harus beribadah kegiatan ini juga menarik para jamaah untuk beribadah di masjid ini, ya walaupun masjidnya besar tetapi Alhamdulillah masih banyak jamaah yang sampai ada di halaman masjid untuk beribadah di masjid ini." tambah Ikhsan.

Reporter : Dicky Nugraha Wahyudi / KPI 3A

Masjid Al Ikhlas Perluas Bangunan Untuk Tampung Lebih Banyak Jamaah

Bandung, Dakwahpos.com-- DKM Masjid Al Ikhlas memperluas bangunan masjid demi menampung lebih banyak jamaah dan guna memberi kenyamanan jamaah ketika sholat.

Masjid yang terletak di gang kecil ini, sebelumnya hanya mempunyai dua lantai bangunan masjid yang berukuran kecil sehingga tidak dapat memuat banyak orang seperti ketika hendak menunaikan sholat jumat. Banyak orangpun ketika menunaikan sholat jumat berjamaah di Masjid Al Ikhlas ini menggelar sajadah di emperan halaman masjid, bahkan sampai menggelar ke halaman rumah warga saking tidak muatnya masjid ini menampung banyak jamaah.

Melihat kondisi tersebut,pihak DKM Masjid Al Ikhlas akhirnya memperluas bangunan mesjid dengan membuat suatu bangunan yang berfungsi untuk menampung jamaah masjid agar tidak menggelar sajadah sampai emperan rumah waarga lagi.

"Ya,masjid ini sedang kita perluas bangunannya supaya tidak ada lagi jamaah ketika sholat jumat nanti yang menggelar sajadah sampai ke rumah warga, kasihan jamaah" ujar salah satu pengurus DKM Masjid AL Ikhlas.

Bangunan yang dibangun dari kas masjid dan iuran warga terus melakukan pembangunan untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah masjid yang datang. Bangunan ini pun nanti bisa dipergunakan untuk kegitan masjid dan belajar anak-anak kampung setempat.

Reporter : Addien Noerafiya Adha / KPI 3A

Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Adakan LPKS di Masjid Al Mubarok

Dakwahpos.com, Bandung – Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan mengadakan kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan Santri di Masjid Al Mubarok.  Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan jiwa kepemimpinan pada santri terkhusus bagi santri Pondok pesantren Al ihsan yang baru memasuki pondok ini. 

" Awalnya, kegiatan ini sempat dilarang oleh DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin karena dinilai bahwa kegiatan ini bersifat keduniawian  dan bukan kegiatan mengaji, namun saya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan sebagian dari kegiatan pengajian tetapi  dikemas dalam bentuk yang berbeda " ucap  Alwan Fillah yang merupakan salahsatu pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan, yang kala itu diwawancarai oleh Dakwahpos.com, Kamis ( 07/11/2019 ).

Ust. Tantan Taqiyudin yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Ihsan Cibiru hilir ini juga mengatakan bahwa " Latihan Pengembangan Kepemimpinan Santri (LPKS) ini adalah salah satu kegiatan santri yang ada di pondok Pesantren Al Ihsan yang setiap tahunnya diadakan dan sangat penting untuk dilakukan, karena untuk menanamkan jiwa – jiwa kepemimpinan pada Santri sesuai dengan Firman Allah dan Hadis Nabi bahwa Allah hendak menjadikan Khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini dan bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggung jawabannya. Maka kegiatan LPKS ini sebagai modal utama dan penunjang seorang santri untuk menjadi seorang pemimpin terkhusus menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri ". 

Dalam kegiatan ini, selain para santri dilatih untuk menjadi seorang pemimpin, namun para santri juga dilatih untuk senantiasa mampu berbicara di depan khalayak  ramai serta berani untuk berargumentasi sebagai bekal nanti untuk  terjun ke masyarakat. 

" Melihat dari begitu pentingnya kegiatan ini, maka untuk mengadakan kegiatan LPKS ini biasanya kami para Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan, meminta izin terlebih dahulu kepada DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan ketika acara berjalan dan biasanya kegiatan LPKS ini dilaksakan di Masjid Lantai 2 untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan itu terjadi," pungkas Alwan Fillah. 

Reporter : Ani Yulistiani, KPI /3A

Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Ramaikan Masjid Al Mubarok

Dakwahpos.com, Bandung – Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Cibiru Hilir ini meramaikan masjid Al Mubarok dengan kegiatan mengaji. Masjid yang diketuai oleh Ust. Ipin ini adalah masjid yang kesehariannya biasa digunakan oleh santri sebagai tempat untuk menunjang kegiatan santri Pondok Pesantran Al Ihsan dan warga sekitarnya.  

" Masjid ini biasanya digunakan oleh santri pondok pesantren Al Ihsan untuk kegiatan mengaji dan kegiatan yang lainnya, juga pada waktu – waktu tertentu biasanya digunakan oleh ibu – ibu pengajian ," ujar Ust. Tantan Taqiyudin yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Ihsan, Cibiru Hilir ketika diwawancarai oleh Dakwahpos.com, Selasa ( 05/11/2019 ).

Masjid yang terletak dipinggir jalan utama Cibiru Hilir ini memang bukan Masjid milik Pesantren Al Ihsan, namun karena lokasinya yang sangat dekat dengan Pondok Pesantren Al Ihsan maka Masjid ini biasa dijadikan sebagai tempat kegiatan bagi santri seperti Sholat berjamaah, mangaji, dan kegiatan santri yang lainnya. 

Ust. Tantan Taqiyudin juga menjelaskan bahwa " kami dari pihak pengurus Pondok Pesantren Al Ihsan bekerja sama dengan DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin untuk meramaikan Masjid ini dengan cara mengadakan pengajian bagi para santri setiap selesai solat Fardu yakni ba'da Ashar, Magrib, Isya dan Subuh, dan untuk ba'da Dzuhur tidak diwajibkan bagi santri karena melihat kepada aktivitas santri yang notabennya adalah Mahasiswa. Jadi, kalau waktu Dzuhur para santri masih berada di kampus ". 

"Selama santri masih berada di pondok pesantren ini dan bukan pada waktu libur, maka Masjid ini selalu ramai  terlebih oleh Santri. Namun jika waktu libur telah tiba khususnya libur semester, masjid ini menjadi sepi dikarenakan banyak santri yang pulang ke rumah masing – masing untuk melepas rindu dengan sanak keluarganya dan sebagian warga sekitar yang juga ikut pulang ke kampung halamannya masing – masing karena notabene sebagian warga sekitar merupakan para perantau yang mengadu nasib di daerah ini yang bekerja dengan berjualan kebutuhan bagi para santri, jikalau santrinya pulang, para pedagangpun ikut pulang dan masjid menjadi sepi, " pungkas Ust. Tantan Taqiyudin.

Reporter : Ani Yulistiani, KPI /3A

Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Adakan LPKS di Masjid Al Mubarok

Bandung – Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan mengadakan kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan Santri di Masjid Al Mubarok.  Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan jiwa kepemimpinan pada santri terkhusus bagi santri Pondok pesantren Al ihsan yang baru memasuki pondok ini. 

" Awalnya, kegiatan ini sempat dilarang oleh DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin karena dinilai bahwa kegiatan ini bersifat keduniawian  dan bukan kegiatan mengaji, namun saya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan sebagian dari kegiatan pengajian tetapi  dikemas dalam bentuk yang berbeda " ucap  Alwan Fillah yang merupakan salahsatu pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan, yang kala itu diwawancarai oleh Dakwahpos.com, Kamis ( 07/11/2019 ).

Ust. Tantan Taqiyudin yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Ihsan Cibiru hilir ini juga mengatakan bahwa " Latihan Pengembangan Kepemimpinan Santri (LPKS) ini adalah salah satu kegiatan santri yang ada di pondok Pesantren Al Ihsan yang setiap tahunnya diadakan dan sangat penting untuk dilakukan, karena untuk menanamkan jiwa – jiwa kepemimpinan pada Santri sesuai dengan Firman Allah dan Hadis Nabi bahwa Allah hendak menjadikan Khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini dan bahwa setiap manusia itu adalah pemimpin dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggung jawabannya. Maka kegiatan LPKS ini sebagai modal utama dan penunjang seorang santri untuk menjadi seorang pemimpin terkhusus menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri ". 

Dalam kegiatan ini, selain para santri dilatih untuk menjadi seorang pemimpin, namun para santri juga dilatih untuk senantiasa mampu berbicara di depan khalayak  ramai serta berani untuk berargumentasi sebagai bekal nanti untuk  terjun ke masyarakat. 

" Melihat dari begitu pentingnya kegiatan ini, maka untuk mengadakan kegiatan LPKS ini biasanya kami para Pengurus Santri Pondok Pesantren Al Ihsan, meminta izin terlebih dahulu kepada DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan ketika acara berjalan dan biasanya kegiatan LPKS ini dilaksakan di Masjid Lantai 2 untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan itu terjadi," pungkas Alwan Fillah. 

Reporter : Ani Yulistiani, KPI/3A

Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Ramaikan Masjid Al Mubarok

Bandung – Santri Pondok Pesantren Al Ihsan Cibiru Hilir ini meramaikan masjid Al Mubarok dengan kegiatan mengaji. Masjid yang diketuai oleh Ust. Ipin ini adalah masjid yang kesehariannya biasa digunakan oleh santri sebagai tempat untuk menunjang kegiatan santri Pondok Pesantran Al Ihsan dan warga sekitarnya.  

" Masjid ini biasanya digunakan oleh santri pondok pesantren Al Ihsan untuk kegiatan mengaji dan kegiatan yang lainnya, juga pada waktu – waktu tertentu biasanya digunakan oleh ibu – ibu pengajian ," ujar Ust. Tantan Taqiyudin yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Ihsan, Cibiru Hilir ketika diwawancarai oleh Dakwahpos.com, Selasa ( 05/11/2019 ).

Masjid yang terletak dipinggir jalan utama Cibiru Hilir ini memang bukan Masjid milik Pesantren Al Ihsan, namun karena lokasinya yang sangat dekat dengan Pondok Pesantren Al Ihsan maka Masjid ini biasa dijadikan sebagai tempat kegiatan bagi santri seperti Sholat berjamaah, mangaji, dan kegiatan santri yang lainnya. 

Ust. Tantan Taqiyudin juga menjelaskan bahwa " kami dari pihak pengurus Pondok Pesantren Al Ihsan bekerja sama dengan DKM Masjid Al Mubarok yakni Ust. Ipin untuk meramaikan Masjid ini dengan cara mengadakan pengajian bagi para santri setiap selesai solat Fardu yakni ba'da Ashar, Magrib, Isya dan Subuh, dan untuk ba'da Dzuhur tidak diwajibkan bagi santri karena melihat kepada aktivitas santri yang notabennya adalah Mahasiswa. Jadi, kalau waktu Dzuhur para santri masih berada di kampus ". 

"Selama santri masih berada di pondok pesantren ini dan bukan pada waktu libur, maka Masjid ini selalu ramai  terlebih oleh Santri. Namun jika waktu libur telah tiba khususnya libur semester, masjid ini menjadi sepi dikarenakan banyak santri yang pulang ke rumah masing – masing untuk melepas rindu dengan sanak keluarganya dan sebagian warga sekitar yang juga ikut pulang ke kampung halamannya masing – masing karena notabene sebagian warga sekitar merupakan para perantau yang mengadu nasib di daerah ini yang bekerja dengan berjualan kebutuhan bagi para santri, jikalau santrinya pulang, para pedagangpun ikut pulang dan masjid menjadi sepi, " pungkas Ust. Tantan Taqiyudin.

Reporter : Ani Yulistiani, KPI / 3A

Jama`ah Masjid Kifayatul Akhyar Tidak Semua Sholeh

Jama`ah Masjid Kifayatul Akhyar Tidak Semua Sholeh
 
Dakwahpos.com Bandung_ Kasus pencurian di Masjid Kifayatul Achyar yang berlokasikan di Jl. Raya Cipadung Wetan merupakan berita yang sudah tak asing lagi di kalangan para mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) akhir-akhir ini. 
Masjid yang setiap hari dijadikan sebagai tempat beribadah atau hanya sekedar melepas penat dan lelah  menjadi tempat yang sudah tidak aman lagi karena maraknya kasus kehilangan yang menimpa beberapa jama`ah dan mahasiswa.

"Jangan  tinggalkan barang bawaan Anda dimana saja, semua bentuk kehilangan bukan tanggung jawab kami, banyak pencuri yang menyamar" begitulah tulisan pengumuman di depan pintu masuk Masjid Kifayatul Achyar dan di beberapa sudut ruangan masjid. 
Seolah mewanti-wanti para pengunjung untuk berhati-hati dalam menjaga barang bawaannya agar tidak terjadi lagi kasus kehilangan seperti sebelumnya.

Kronologi kejadian kasus ini karena adanya salah satu mahasiswi yang melaporkan bahwa beberapa barang yang berada di dalam tasnya hilang setelah ditinggalkan beberapa menit untuk mengambil air wudhu saat akan melaksanakan sholat Dzuhur. 
Bukan hanya itu, ada juga yang melaporkan kehilangan barang-barang berharga seperti uang, dompet, laptop dan handphone. 
Tak tanggung-tanggung ada juga yang melaporkan semua barang yang berada di tas korban lenyap sekaligus dengan tasnya.

Bukan sekali dua kali adanya kejadian seperti ini, maka sangat disarankan untuk lebih berhati-hati menjaga barang bawaan pribadi. 
Tidak tersedianya CCTV menjadi salah satu hambatan untuk dilaporkan ke jalur hukum. 
Jika barang-barang sudah hilang maka itu adalah keteledoran masing-masing, karena kami sudah mengingatkan, ujar Oki (36) salah satu juru parkir di depan Masjid Kifayatul Achyar yang dijumpai pada Kamis Siang (31/10/2019)

Reporter: Cucu Suarsih, KPI 3/A

Pedagang Nyaman Berjualan Di Masjid

Oleh : Adam Faza Gimnastiar

Berbagai macam dagangan terlihat berjajar rapi didepan salah satu masjid yang terkenal di daerah Kabupaten Sumedang, masjid yang belum lama dibugarkan ini ialah Masjid Agung Tanjungsari. Masjid yang berada didekat Alun-alun Tanjungsari itu memang kerap ramai dikunjungi masyarakat, bukan hanya untuk beribadah, tapi untuk memenuhi rasa lapar yang dapat diredam ketika kita datang ke masjid ini.

Deretan rapi didepan masjid bukanlah satu satunya jajanan yang berada didaerah Masjid Agung Tanjungsari tersebut, namun ada pula kedai bakso yang memang bersandingan dengan koperasi masjid, yang berada tepat disebelah masjid, atauapun pedagang yang berdiam di pelataran masjid.

Pak Cici (56 Tahun) berkata beliau memang sering berjualan didaerah tersebut, selain karena untuk mencari nafkah, beliau merasa nyaman, aman, dan tenang hatinya ketika berniaga didaerah tersebut. "Bapak sih sebenernya sering didaerah pasar, tapi pulangnya bapak sempatkan berjualan disini, enak aja soalnya tempatnya" beliau juga menambahkan "Nih kalau bapak sampai ke sini jam empat sore, biasanya ya cuma sampai maghrib, kan sholat dulu tuh, jadi enak kalo berjualan disini, nyaman,  setelah berjualan, sholat, baru pulang kerumah".

Terlihat pula suasana yang bergitu menghangatkan hati disini, ketika adzan berkumandang, para pedagang dengan sigap langsung menahan pelayanannya dan mengutamakan sholat terlebih dahulu, hal yang mungkin sulit ditemukan di masjid masjid lain. Hal ini yang akhirnya menimbulkan rasa kagum masyarakat terhadap pedagang didaerah ini.

Bukan hanya itu saja, kenyamanan berniaga tersebut didukung oleh pihak masjid yang tidak mematok biaya sewa apapun atas penempatan gerobak jualan yang berada di pekarangan masjid, selain mengerti keadaan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat sekitar, hal itu pula sebagai bentuk wujud kemanusiaan dari pihak masjid kepada masyarakat utamanya para pedagang tersebut.


Adam Faza Gimnastiar
Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN SGD Bandung
Alamat : Permata Biru Blok T2. 118 RT. 7 RW. 29, Cimekar, Cileunyi, Kab. Bandung, Jawa Barat.
083822662210 (WA), adamfazag6@gmail.com

Makmurkan Masjid Dengan Cara Unik

Oleh : Afifatus Solichah

Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. 
Di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam . Jadi banyak sekali masjid yang dapat kita temui. Salah satunya adalah Masjid Jami' Al-Anshari. Masjid berlantai 2 ini terletak di Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Mungkin sekilas jika kita melihat masjid ini terlihat kecil. Tetapi jangan hanya dilihat dari luarnya saja. Terbukti dengan banyak nya kegiatan yang dilakukan di masjid yang didirikan oleh salah satu guru besar Alm. Prof. Dr. Syamsuri ini.
Selain terdapat pengajian para lansia, dan juga TPQ untuk anak-anak. Masjid ini melakukan banyak sekali hal positif. Salah satu nya adalah pembagian makanan gratis setiap hari jumat setelah shalat jika dan subuh. Selain itu juga setiap hari senin dan kamis bagi yang berpuasa sunnah. Kegiatan ini dilakukan sejak tahun 2017 dan masih berjalan sampai sekarang. Menurut DKM yang bernama Atul bahwa dana awal yang digunakan untuk kegiatan tersebut berasal dari uang pribadi Alm. Prof. De. Syamsuri. Dan dana yang digunakan saat ini berasal dari kas bendahara dan sedekah dari para warga.
Ketika ditanya seputar hal yang mendorong kegiatan dakwah dengan menggunakan makanan ini, salah satu anggota DKM bernama Azet  mengungkapkan bahwa awalnya kegiatan ini dimulai setahun setelah masjid direnovasi pada 2016. Para DKM mulai melakukan kegiatan dakwah seperti diskusi keagamaan setelah shalat shubuh. Sehingga, lama kelamaan dakwah dengan membagikan makanan muncul. Mulai dari berbagi takjil pada bulan ramadhan, hingga setiap setelah shalat jumat dan shubuh. "kegiatan ini insya Allah termasuk dalam kegiatan dakwah. Karena, dakwah itu kegiatan yang di dalamnya bisa mengajak kepada hal positif dan membuat citra Islam semakin baik. Sehingga yang muslim semakin yakin dan bangga dengan keislamannya, dan semakin terdorong dalam melakukan ibadah" tutup Azet.
Dengan adanya dakwah seperti ini kita bisa membuat seseorang untuk datang ke masjid. Mungkin dari hal sepele hanya dengan membagikan makanan tetapi ini sangat berdampak kepada masyarakat agar lebih sering ke masjid. Mungkin hal ini dapat di contoh oleh masjid-masjod lain nya. Agar lebih banyak lagi orang yang mau datang serta shalat di masjid. Bukan hanya merenovasi masjid menjadi lebih bagus dan megah tapi kita juga harus memperhatikan masyarakat sekitar apa yang mereka butuhkan dan apa yang membuat mereka agar lebih sering datang ke masjid.

Afifatus Solichah, Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 
Lampiran : 

Dana Macet Renovasi Masjid At-Taqwa Tertunda

Depok- Warga Kampung Sidamukti Depok mengalokasikan anggaran  sekitar Rp. 600 juta untuk renovasi Masjid  At-Taqwa. Masjid  yang diketuai oleh Bpk. Manta ini merenovasi masjid dengan bantuan hanya dari masyarakat, 

"Anggaran sebesar Rp. 600 juta untuk  renovasi Masjid ini dihasilkan dari sumbangan warga yang berasal dari segenap rw 10, kp. Sidamukti Rt. 06/10, Sukamaju, Depok ini", ujar Entis, sekretaris DKM  ketika diwawancarai Dakwahpos.com, Sabtu, (2/11/ 2019).

Masjid yang berdiri sejak 1990 ini direnovasi untuk pertama kalinya sejak tahun 2018 belum selesai hingga sekarang. Masjid ini direnovasi karena jumlah warga yang terus bertambah, sehingga perlu masjid yang lebih luas.

Untuk menyelesaikan renovasi Masjid dengan segera,  kata Ust. Suhanda, DKM selain menyewa tenaga tukang kuli bangunan juga melibatkan warga dan para tokoh masyarakat untuk ikut berkerjasama. Diharapkan dengan cara tersebut renovasi masjid dapat selesai sesuai target yang diinginkan.

"Selama berjalannya renovasi awalnya di targetkan akhir tahun 2018 sudah selesai tapi karena dana menjadi permasalahan, jadi akan diusahakan tahun ini di targetkan selesai. Semoga berjalan dengan lancar", pungkas ust. Suhanda.

Reporter: Aji Saputra, KPI/3A


© Vokaloka 2023