Titik Kritis Media Jelang Pelantikan Presiden

Oleh: Darto

Puncak dari pesta demokrasi negeri ini akan segera terselenggara 20 Oktober 2019 mendatang, pelantikan presiden dan wakil presiden merupakan momentum penting dimana Indonesia akan di isi oleh pemimpin barunya. Segala lapisan masyarakat turut andil dalam euforia ini, tanpa terkecuali media.

Media memiliki peran penting dalam segala macam peristiwa yang terjadi, terlebih jaman sekarang media merupakan kebutuhan primer untuk setiap orang. Segala macam informasi tidak dapat di bendung, entah itu informasi yang kebenarannya telah terbukti maupun sebaliknya.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) sejak Agustus 2018 hingga April 2019, total ada 1.731 informasi palsu atau berita bohong yang tersebar (detik.com). Hal ini tentu perlu menjadi kewaspadaan untuk kita selaku penerima informasi, sehingga kita jangan mudah tergiring oleh suatu opini yang belum tentu kebenarannya.

Ini menjadi titik kritis media dimana arus informasi palsu yang terus meningkat, bertujuan untuk menggiring opini publik sehingga dapat memicu pelantikan yang jauh dari kata tentram dan damai. Karena terdapat banyak ruang media yang dapat digunakan untuk memainkan opini penerima informasi, terlebih lagi pengaruh yang begitu masif dan mampu mengendalikan kemana suatu informasi itu diarahkan.

Kesadaran berperilaku bijak dalam menyikapi segala informasi yang datang sangat diperlukan, agar kita tidak mudah terprovokasi dengan informasi palsu dan provokatif yang berkembang sehingga kita tidak terpicu untuk melakukan aksi yang anarkis.

Momentum ini biarlah berjalan dengan khidmat, tanpa adanya kericuhan dan tindak anarkis yang mewarnai. Doa kita untuk Indonesia yang lebih baik dari kepemimpinan sebelumnya dan terus mengawal kepemimpinan saat ini untuk kebijakan di masa mendatang yang lebih baik.


Darto, Mahasiswa UIN SGD Bandung.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023