RIAU MELAWAN ASAP

Oleh : Hesti Kurnia Fatmah

Beberapa hari lalu adalah awal Riau mengalami kondisi terburuknya lagi. Kebakaran hutan dan lahan menjadi penyebab utama nya. Dulu Riau telah berbangga dengan slogan "Riau tanpa Asap", namun kenyataan pada hari ini Riau dipenuhi dengan asap berbahaya yang kapan saja siap menelan korbannya.

Setiap hari masyarakat Riau harus melawan asap sembari bernafas dengan pengap. "Bukankah kita semua punya hak untuk sehat? Punya hak untuk menghirup udara yang bersih? Punya hak untuk beraktifitas dengan mudah?".Mungkin itulah sebagian pertanyaan yang ada dalam benak mereka.

Bencana kabut asap ini menyebabkan jarak pandang terganggu dan juga kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat Riau menjadi kotor dan mencapai titik tidak sehat. Yang artinya lebih dari ribuan warga bisa menghirup udara berbahaya dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Yang paling dikhawatirkan masyarakat Riau adalah kesehatan dan aktivitas mereka banyak tergaggu sehingga mereka harus mengunakan masker sebagai upaya pertahanan diri melawan bahayanya asap.

Efek dari kebakaran hutan ini tentunya bukan hanya dirasakan oleh manusia saja, namun juga berdampak pada makhluk lain yaitu hewan dan pohon-pohon tidak bersalah yang rumahnya harus terbakar oleh sijago merah.

Semoga kalangan atas tidak seolah-olah menutup telinga mendengar jeritan rakyat yang sengsara. Semoga mereka mengeluarkan segala upaya terbaiknya demi menyelamatkan keluarga Riau. Tidak hanya menunggu alam yang akan membereskan semuanya. Dan berharap pemerintah membereskan ke akar masalah kebakaran hutan dan lahan tersebut, bukan hanya sekedar memadamkan api, agar tak terus berulang.

Agar kita tidak dikalahkan dalam melawan asap ini,  Mari kita fokus untuk mengurangi dampak, mengevakuasi dan meminimalisir korban.  pemerintah dan masyarakatpun harus bersatu. Mari bersama berdo'a agar Allah segera memberikan jalan terbaiknya demi berjalannya Riau yang lebih baik.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023