revisi

Strategi Koalisi Terhadap Oposisi

 



 Oleh : Wahyu Ahmad Fauzi | opini

 

Joko Widodo dan Maruf  Amin di lantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, Minggu (20/10). Publik berharap terhadap program yang dijanjikann oleh Jokowi pada periode sebelumnya bisa berjalan dengan baik. Dengan melihat perekrutan menteri muda yang dilakukan oleh Jokowi yang di gadang sebagai terobosan untuk membangun Indonesia kedepan.

Jokowi memanggil calon menteri muda ke istana pada Senin (21/10). Beberapa nama calon yang di panggil oleh Jokowi adalah Wishnutama, Erick Tohir, Nadiem Makarim dan lain-lain. Dari sekian banyak nama yang dipanggil ke istana oleh Jokowi. Ada satu nama yang mengejutkan publik termasuk dari pihak oposisi. Yaitu Prabowo Subianto ketua umum partai gerindra.

Prabowo subianto adalah lawan politik Jokowi di pemilu dua periode. Di periode Jokowi jilid 2 ini Prabowo dengan mengambil keputusan untuk masuk ke koalisi otomatis keluar dari oposisi. 

Keputusan Presiden

Presiden Joko Widodo secara mengejutkan memanggil lawan politiknya di pemilu 2014 dan 2019, yaitu Prabowo Subianto. Lalu, kenapa memilih Prabowo Subianto?.

Melihat selama periode pertama ada beberapa masalah besar terkait kenegaraan, seperti ada sekelompok orang yang ingin mendirikan khilafah, tindakan makar dan lainnya. Pemerintah melihat pihak yang melakukan tindakan tersebut adalah dari pihak oposisi pengusung Prabowo Subianto.

Dengan melihat situasi tersebut akhirnya dari pihak koalisi yang di putuskan oleh Presiden Joko Widodo adalah mengajak Prabowo Subianto bergabung dengan koalisi. Setelah Perekrutan Prabowo pemerintah akan melihat pihak mana yang sebenarnya membuat kegaduan di Indonesia.

Keharmonisan Jokowi dan Prabowo

Jokowi dan Prabowo bukan baru kenal ketika mencalonkan sebagai presiden. Tapi, mereka sudah saling mengenal ketika Prabowo berkoalisi dengan PDID sewaktu Jokowi masih menjadi walikota solo sampai ke gubernur DKI.

Setelah pemilu mereka beberapa kali bertemu, yaitu ketika bertemu di MRT, pernah di panggilnya Prabowo ke intana negara oleh Jokowi. Juga terlihat ketika asian games 2018 Jokowi dan Prabowo di rangkul oleh salah seorang atlet. Menunjukan ada harapan publik terhadap dua tokoh bangsa ini untuk bersatu.

Reaksi Oposisi

Keputusan Prabowo menerima ajakan Jokowi untuk menjadi menteri di periode jilid 2 sontak membuat beberapa partai terkejut, seperti tanggapan dari PAN yang menurutnya tidak ada masalah Prabowo menerima tawaran tersebut.

"Bagi PAN tidak ada masalah" dikatakan oleh Yandri Susanto ketua dpp PAN.

Selain itu menurut PKS langkah itu akan menjadikan sistem demokerasi tidak sehat karena hampir semua partai politik di pemerintahan  

"ini menjadikan sistem tidak sehat, apabila hampir semua partai politik di pihak koalisi, menjadikan oposisi sepi" menurut Mardani ali sera ketua dpp PKS.

 

Wahyu Ahmad Fauzi

Mahasiswa KPI 3D UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023