Pemilu Ramai, Pelantikan Damai

Oleh : Idan sumarna
Pelantikan Presiden dan wakil Presiden periode 2019-2024 akan di lakukan pada hari Minggu 20 Oktober 2019. Ragam persiapan pun telah dilakukan. Misalnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan menambah jumlah personel untuk membantu pengamanan. Selain menambah personel, pihaknya juga menyiapkan rekayasa lalu lintas dan penutupan jalan di sekitar lokasi pelantikan, Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta. Tak hanya itu, pengamanan di rumah Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kota Solo, Jawa Tengah juga ditingkatkan. Hal itu agar Kota Solo tetap kondusif selama persiapan hingga pelantikan usai.

Begitupun dengan Pihak TNI, khususnya Angkatan Darat, mereka akan turut serta  mengantisipasi keamanan jelang dan hingga hari saat Pelantikan Presiden.

"Yang jelas, kita mengerahkan semua. Jadi kita seluruh jajaran. Walau kita memiliki satuan tempur, biasanya bukan satuan tempur yang dilibatkan, tapi satuan teritorial. Ini semata-mata untuk kita siap dimana pun itu. Makanya kami inventarisasi. Kalau jumlah, hampir 100 persen kekuatan Angkatan Darat," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden semestinya menjadi momen yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia karena bangsa indonesia telah mendapatkan pemimpin pilihan hati nurani mereka. Maka Idealnya, Masyarakatpun harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk ikut memikirkan dan menjaga ketentraman demi suksesnya keberlangsungan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Sayangnya, Saat ini kita seakan di arahkan pada dua arah mata pisau. Meski Aparatur Keamanan Negara baik TNI maupun POLRI  telah menyediakan berbagai persiapan pengamanan. Akan tetapi ancaman keamanan tetaplah ada. Belajar dari sebuah insiden penusukan yang menimpa Wiranto (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) tempo lalu, yang secara pengamanan sudah optimal, namun dengan mudahnya pelaku dapat melikai tubuh sang jenderal. Maka hal ini patut menjadi sebuah perhatian dan evaluasi penting. Apalagi saat ini, kondisi perpolitikan di Indonesia  pasca pemilu belum stabil karena beberapa faktor, diantaranya adalah masih banyak oknum-oknum yang be
lum rela pilihannya pada pilpres kalah, sehingga segala bentuk cara dilakukan untuk membuat suasana tidak kondusif. Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya oknum-oknum yang memanfaatkan ketidak kondusifan kondisi dijadikan sebagai ruang untuk meraup uang dan peluang.

Contoh kecil, Para provokator di Tanah Papua lagi gencar-gencarnya memanfaatkan situasi Papua yang belakangan rusuh.Parahnya lagi mereka secar berani dan vulgar menyerukan tolak pelantikan Presiden Jokowi pada 20 Oktober mendatang. Tak hanya itu, Seruan penolakan itu beredar luas melalui sebuah video yang disebar ke media sosial WhatsApp.

Sebagai Imun dari banyaknya oknum-oknum tersebut, Saya rasa tidak cukup hanya dengan pengamanan secara fisik saja, tapi lebih jauh dari itu harus ada pengamanan yang bersifat preventif misalnya dengan menyebarkan di semua media yang ada di indonesia pesan-pesan yang menggugah kembali gairah persatuan dan sebagainya.
Idan Sumarna 
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023