Keserakahan Tikus Berdasi, Rugikan Bangsa

Oleh : Dicky Nugraha Wahyudi

Sudah sangat lama sekali Indonesia dipandang buruk oleh negara-negara tetangga dikarenakan kasus korupsi ini. Indonesia sendiri berada dibarisan papan atas negara yang paling banyak korupsi, tentunya citra ini jika dibiarkan maka semakin buruk untuk masa depan Negara Kesatuan kita kedepannya.

Korupsi sendiri bukanlah hal yang tabu lagi dikalangan masyarakat luas, hamper setiap tahun pemberitaan di televisi, surat kabar, bahkan media massa berkisah mengenai kasus yang sangat buruk bagi masa depan bangsa ini. Bisa dikatakan bahwa kasus ini menjadi sebab-akibat hancurnya negara ini kedepannya.

Kasus ini kebanyakan terjadi dikalangan para pejabat negara yang seharusnya mengayomi suara-suara rakyat. Hal seperti ini dapat terjadi dikarenakan orang-orang yang berada di DPR, MPR, ataupun lembaga yang mengurusi negara sudah dibutakan oleh kekayaan pribadi dan mengabaikan masa depan bangsa.

Korupsi sejatinya bagi para pelaku yang melakukannya bukanlah sebuah kebutuhan kehidupan untuk menjadi lebih baik karena dasarnya mereka yang sudah berada di lembaga kenegaraan telah di fasilitasi oleh negara, tetapi mereka dipenuhi rasa nafsu untuk mendapatkan lebih dari apa yang semestinya di dapat.

Pemerintah dan Kementrian HAM harus lebih berusaha keras lagi demi membasmi para Tikus-tikus berdasi ini, karena jika penanganannya lambat apalagi di biarkan, setiap tahun orang yang melakukan korupsi ini tidak akan berkurang dan malah meningkat setiap tahunnya dan jika ini terjadi maka Indonesia ada diambang kehancuran.

Sebagai pembelajaran, bahwa orang-orang yang telah menjadi wakil rakyat seharusnya berpikir terlebih dahulu sebelum mereka melakukan korupsi, korupsi malah merugikan banyak pihak, yakni warga negara, lembaga negara, dan bahkan keutuhan negara sendiri. Maka sebelum terlambat, berhentilah MERAMPOK uang negara demi kesejahteraan bersama. 

Dicky Nugraha Wahyudi, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023