Kemarau selalu Jadi Alasan

Kemarau Selalu Jadi Alasan
Oleh : Afifatus Solichah
   Indonesia adalah paru - paru dunia. Itu adalah salah satu julukan dari negara Indonesia. Bukan tanpa alasan, julukan ini disematkan untuk Indonesia karena melihat banyaknya hutan lindung yang tersebar di daerah Indonesia yang berfungsi menopang kadar oksigen untuk dunia.
   Namun, bagaimana hal itu dapat dipertahankan. Apabila selama beberapa tahun terakhir selalu terjadi kebakaran hutan. Bukan hanya satu atau dua titik kebakaran hutan ini tejadi. Tetapi, lebih dari seribu titik. Dan jumlah ini selalu bertambah setiap tahun nya.
   Musim kemarau menjadi alasan dari kebakaran hutan ini. Padahal di balik alasan musin kemarau ini ada pihak yang sengaja membakar hutan. Pemerintah pun tidak tinggal diam, mereka mengusut dengan teliti sehingga tersangka pembakaran hutan dapat di tangkap. Motif dari pembakaran hutan ini adalah untuk membuka lahan pertanian. Namun hal ini berdampak buruk karena melebar ke lahan lain dan menyebabkan kebakaran semakin luas sehingga api sulit untuk dipadamkan.
  Dampak dari kebakaran hutan ini sangatlah merugikan masyarakat.  Bukan hanya masayarakat yang terkena dampak dari kebakaran hutan ini. Tetapi, binatang di dalam hutan juga terkena dampak nya. Banyak binatang yang mati dan banyak pula binatang yang kehilangan habitat nya.
  Tebalnya asap akibat kebakaran hutan ini membuat masyarakat terkena ISPA. Dan bukan hanya itu, kegiatan sehari-hari mereka pun menjadi terganggu. Hal ini tidak bisa terus menerus terjadi. Pemerintah dan masyarakat harus bertindak cepat agar kebakaran hutan ini tidak semakin meluas. Apalagi asap kebakaran hutan ini sudah sampai ke negara tetangga.
  Dan kita sebagai rakyat Indonesia jangan menyalahkan orang-orang yang sengaja membakar hutan. Karena hal itu hanya akan membuang waktu dan tenaga kita. Akan lebih baik apabila kita dan semua pihak turun tangan dan membantu dengan cara masing-masing.

Afifatus Solichah, Mahasiswi UIN SGD Bandung

Lampiran :
   

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023