Kabut Asap Replikasi Ad-Dukhan

Oleh : Ikhwan Ashari Yanuar Fikri

Sudah sekian waktu kabut asap menghiasi langit bumi pertiwi. Asap yang mengganggu jarak pandang, memedihkan mata, menyesakkan dada, dan merepotkan warga ini terjadi dibeberapa tempat seperti Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel dengan jumlah titik panas yang beragam lebih dari 100. Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan ini mencekik warga yang menerima dampaknya seperti hidung tersumbat, mata perih, pusing, bahkan sampai ada yang mengalami infeksi saluran pernafasan karena naiknya kadar polutan yang mengambang diudara akibat peristiwa ini. Tidak hanya itu, jadwal penerbangan juga banyak yang dibatalkan.

Kebakaran hutan dan lahan ini tidak murni gejala alam biasa saat musim kemarau, tetapi karena ulah dari manusia juga yang memanfaatkan musim kemarau untuk melakukan land clearing (pembersihan lahan) oleh perseorangan sampai perusahaan. Sebenarnya, kejadian ini bukan disebut kebakaran, tapi pembakaran. Betapa biadabnya perusahaan-perusahaan yang sampai membakar hutan untuk memperluas usahanya hingga msayarakat menjadi tumbal, bukan hanya satu atau dua tapi ribuan jiwa yang sengsara.
 
Perusahaan-perusahaan ini  yang diduga dimodali oleh Singapura dan Malaysia, harus dicekal dan ditutup serta otak dari semua kejadian ini menurut saya tidak cukup dikenakan pasal berlapis. Karena potensi kematian sangat besar, haruslah diberi hukuman yang setimpal, bukan hanya kurungan penjara, mengingat pelaku adalah seseorang yang punya harta, dan kemungkinan terjadi kasus suap sangat mungkin terjadi. Jadi, pemerintah haruslah berikap tegas dan berat sebelah dalam memproses suatu tindakan hukum. Pemerintah juga harus segera sigap menyelesaikan kebakaran-kebakaran yang menimbulkan kabut asap ini, jangan lamban memberi reaksi sambil menunggu adanya korban yang jatuh. Satu nyawa sangat berharga.

Kita lihat saja orang-orang yang tedampak hal ini harus merasakan kelaparan karena tidak ada toko yang buka, sehingga mereka hanya mengurung diri dirumah dan hanya mengonsumsi mie instan, kualitas air yang semakin menurun karena ikut tercemar, kekurangan pasokan oksigen dan sinar matahari tidak dapat menembus bumi. Memprihatinkan.  

Itu baru kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran hutan dan lahan. Umat muslim khususnya yang memercayai bahwa akan ada hal serupa terjadi entah kapan waktunya. Peristiwa itu merupakan kemunculan kabut asap  yang pekat selama 40 hari 40 malam menandakan hari akhir, dan disebut Ad-Dukhan. Saya rasa, ini merupakan replika atau tiruan dari Ad-Dukhan itu sendiri. Efek dari hal ini adalah seperti gejala flu/pilek biasa, namun ada sesuatu yang besar terjadi saat peristiwa ini muncul. Bukan menakut-nakuti, tapi alangkah baiknya kita terus meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kita selaku hamba yang bertuhan. 

Ikhwan Ashari Yanuar Fikri, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023