Ganti Nama Audisi adalah Solusi Terbaik

Oleh: Mohamad Ekky Rizki Dwi Putra

Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, banyak terjadi permasalahan di negeri kita tercinta ini, mulai dari UU Revisi KPK, Kabut Asap melanda dan juga yang tidak kalah heboh yaitu polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan PB Djarum mengenai eksploitasi anak atas nama pembinaan olahraga bulutangkis.

Perkembangan terakhir mengenai polemik KPAI dengan PB Djarum kabarnya sudah menemukan jalan tengah, yaitu PB Djarum menerima usulan dari KPAI dengan tidak menyantumkan logo PB Djarum dalam audisinya. Dan dengan begitu, KPAI pun mencabut surat pemberhentian audisi yang dilakukan PB Djarum. Kesepakatan ini disetujui ketika perwakilan dari berbagai pihak dalam hal ini, pihak PB Djarum, KPAI, PBSI selaku induk bulutangkis nasional, dan juga ditengahi oleh Kemenpora. Kemenpora menjelaskan bahwa pembinaan bulutangkis ini harus tetap dilanjutkan dan berkesinambungan mengingat bahwa bulutangkis masih menjadi cabang yang menyumbang banyak prestasi di even-even internasional.

Selaku masyarakat, saya memandang bahwa apa yang dilakukan oleh PB Djarum terhadap pembinaan bulutangkis usia dini sudah sangat terlalu besar untuk begitu saja dihentikan. Seperti yang bisa lihat atlit-atlit buklutangkis kita tidak sedikit dari mereka adalah jebolan dari PB Djarum. Hal ini menunjukan bahwa pembinaan dari PB Djarum bisa dikatakan berhasil. Masyarakat pun menyambut gembira dengan tidak jadinya penghentian audisi dari PB Djarum ini dan hanya akan digantikan namanya saja dengan tidak menyantumkan brand Djarum dalam nama audisi ini.

Semoga dengan keputusan jalan tengah yang diambil, kita selaku masyarakat yang memiliki harapan yang besar terhadap bulutangkis semoga akak tumbuh lebih banyak lagi bibit-bibit muda bulutangkis yang berprestasi, disisi lain tidak terulang kembali peng-eksploitasian anak atas nama apapun. Salam Olahraga! 

Mohamad Ekky Rizki Dwi Putra, Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023