Oleh : Ahmad Helmi Tsania
Dengan dua musim yang dimiliki, hujan dan kemarau, biasanya masyarakan memprediksi pergantian musim itu dengan gerakan arah angin yang di namakan angin muhson dan melihat di kalender. Sebagian masyarakat mempercayai musim kemarau datangnya pada maret – september dan musim hujan datangnya pada oktober – februari.
Namun musim kemarau kali ini sangat berbeda dengan tiga tahun sebelumnya karna sampai oktober hujan tak kunjung turun. Apa yang terjadi ? BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih panjang dari tahun tahun sebelumnya. Kepala bidang diseminasi informasi iklim daan kualitas udara BMKG Hari Tirto Djatmiko mengatakan kekeringan ini di sebabkan bertepatan dengan penomena el nino itulah yang menjadikan negara kita lebih kering.
Seperti di bandung, sebagian wilayahnya belum ada tanda tanda akan ada turun hujan. Kondisi ini menjadi peringatan bagi kita yang masih mengandalkan air dari danau atau sungai. Masyarakat harus bergerak cepat untuk mengantisipasi, mengingat kemarau hingga November mendatang. Salah satu caranya adalah memohon kepada Alloh SWT untuk lebih cepat menurunkan hujan agar penderitaan tak lagi bekepanjangan.
Di sisi lain persiapan lahan untuk sumber resapan saat hujan datang, perpanjang biopori dan menghijaukan kembali lahan mulai gersang. Dengan cara itu, setidaknya ketika musim kemarau kelak hadir lagi, membuat penderitaan berkepanjangan lagi. Berdamailah dengan alam dan saling menjaga dengan kehidupan yang lebih baik.
Ahmad Helmi Tsania
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
pernah di muat di Media Indonesia 14 oktober 2019
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan