Resensi Buku Komunikasi Keberagaman
Teknik Menulis dakwah
Komunikasi Profetik sebagai Ilmu Pengetahuan Baru
Judul buku : Paradigma Komunikasi Profetik Gagasan dan Pendekatan
Penulis : Dr. Iswandi Syahputra, M.Si.
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media
Tahun terbit : 2017
Tebal buku : 226 halaman
ISBN : 978-602-7973-48-0
Harga : Rp. 64.000
Berbagai fenomena komunikasi sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang di Barat kemudian dibandingkan dengan kontribusi Islam terhadap perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri. Strategi ini dilakukan untuk mencairkan kekakuan hubungan antara keilmuan yang berkembang di Barat dan dunia Islam. Pertemuan tersebut kemudian hendak dijadikan dasar untuk melihat berbagai potensi relasi selanjutnya. Berbagai potensi tersebut digunakan untuk melihat masa depan perkembangan ilmu komunikasi. Agar arah yang dituju tidak menyimpang, pembahasan selanjutnya memasuki area luas yang mempertemukan agama dan ilmu pengetahuan.
Ilmu profetik merupakan sebuah revolusi keilmuan terhadap keilmuan sekuler yang mengagungkan rasio, revolusi keilmuan ini sama halnya dengan revolusi keilmuan social marxisme yang mengkritik keilmuan barat yang dinilai sangat kapitalis. Ilmu profetik merupakan produk orang beriman untuk seluruh umat manusia, sedangkan ilmu sekuler merupakan produk manusia untuk sebagian manusia. Bukan berarti ilmu profetik akan menggeser kedudukan ilmu sosial yang sudah ada dan berkembang saat ini, melainkan akan melengkapi bahkan mengembangkan ilmu sosial yang tengah berkembang saat ini. Komunikasi profetik diajukan dalam kerangka baru praktik ilmu komunikasi Islam yang memadukan konsepnya dengan kajian ilmu komunikasi yang sudah berkembang sebelumnya.
Komunikasi profetik merupakan suatu tawaran bagi pengembangan keilmuan baru dalam tradisi ilmu komunikasi yang luas, multiperspektif, multidimensional, dan multidisiplin ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan awal menilai Komunikasi Profetik sebagai Komunikasi Islam, sebagian lain memahaminya sebagai Komunikasi Dakwah. Padahal, keduanya sama sekali berbeda dalam filosofi dan metode keilmuannya.
Dalam perspektif Komunikasi profetik akan menemukan titik terang dan benang merah peran dan kontribusi komunikasi kenabian dalam sejarah perkembangan ilmu komunikasi. Komunikasi profetik tidak hanya dapat dipetakan dalam kelompok kerja agama saja tetapi dapat dipetakan dalam kelompok kerja ilmu secara umum sebab memuat urusan kemanusiaan dan agama secara bersamaan. Komunikasi profetik lebih bertendensi menjadi kerangka normative dibanding konsep empirik , namun praktis dan pragmatis untuk menampung dan memberi tempat bagi seluruh apresiasi keilmuan dalam khazanah Islam yang terkait dengan persoalan komunikasi. Komunikasi profetik bukan hanya persoalan dakwah tetapi juga persoalan kemanusiaan secara luas. Di dalamnya terkandung usaha komunikasi yang berorientasi pada memanusiakan manusia (humanisasi), mengentaskan manusia dari belenggu (liberasi) dan untuk meningkatkan derajat keimanannya (transendensi).
Biodata diri
Nama : Muhammad Fachri
Status : Mahasiswa
No telp. : 087720602999
Alamat : Kp. Cibatu Caringin RT/RW 28/05 Kel.Nagrak Kec.Cisaat Kab.Sukabumi
Email : muhfachri273@gmail.com
Moderasi Islam terhadap pilpres 2019
Khususnya di Indonesia, Islam merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakatnya. Ketika ada hal-hal terjadi di Indonesia, seperti permasalahan bencana, ekonomi, politik, dan lainnya, masyarakat Indonesia akan mempertimbangkan permasalahan tersebut dengan sumber ajaran Islam seperti al-Quran dan al-Hadits. Hal ini terjadi, kembali lagi dikarenakan mayoritas di Indonesia adalah muslim.
Mengenai politik di Indonesia, tahun 2019 mendatang akan terjadi pergantian presiden Republik Indonesia. Hal ini akan terus diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia, demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Kandidat calon presiden ini diwakili oleh Prabowo dan Jokowi, dua kubu ini masing-masing memiliki pendukungnya masing-masing.
Pilpres mendatang ini menghebohkan warga Indonesia, sebab pro dan kontra yang terjadi diantara dua kubu tersebut, pendukung jokowi dengan seluruh alasannya begitupun dengan pendukung Prabowo. Belum lagi mengenai munculnya isu-isu pilpres ini, seperti Jokowi yang diserang isu bahwa Jokowi berada dibawah tangan PKI (Partai Komunis Indonesia) dan Prabowo juga diserang isu bahwa Prabowo membawa nama Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA).
Islam tentunya tidak akan tinggal diam terhadap hal tersebut, karena dalam al-Quran Allah menyebutkan secara eksplisit bahwa karakteristik Islam adalah moderat/wasathiyyah. Pada surat al-Baqarah ayat 143, yaitu makna ummatan wasathan yang berarti khiyar (terbaik, sempurna) dan adil, adil disini yaitu penengah atau seimbang. Moderat atau moderasi menurut KBBI yaitu menengahi suatu masalah, selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem.
Moderasi Islam itu berarti agama Islam sebagai penengah, yang berada di titik tengah diantara dua kutub ekstrem atau juga keseimbangan diantara dua hal yang bertentangan. Kembali lagi kepada politik, yakni pilpres 2019 yang akan mendatang, di dalam Islam telah tersebutkan kriteria untuk menjadi pemimpin, hal ini menjadi pertimbangan agar terpilihnya pemimpin yang amanah.
Seorang pemimpin sejati yang amanah adalah pemimpin yang menjalankan amanat Allah SWT untuk mengatur dan melayani masyarakat. Al-Quran dan Hadits telah mengatur untuk kita dalam memilih seseorang untuk menjadi pemimpin. Dalam pandangan al-Quran, hakikat kepemimpinan merupakan ikatan perjanjian dengan Allah SWT, amanah yang diberikan oleh-Nya. Menjadi pemimpin bukanlah hal mudah, memimpin berarti mempunyai wewenang dan kekuasaaan yang harus dipertanggung jawabkan dan digunakan untuk melayani masyarakat, bukan digunakan untuk memperkaya diri dan sewenang-wenang menggunakan kekuasaannya.
Berdasarkan al-Quran dan Hadits para ulama telah menyimpulkan ada minimal 4 kriteria untuk menjadi seorang pemimpin, semuanya terdiri dari 4 sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Pertama, Shiddiq artinya jujur, benar dalam perkataan dan juga perbuatannya. Lawan dari Shiddiq adalah kizzib, yaitu bohong atau dusta. Kedua, amanah artinya dapat dipercaya dalam menjaga hal-hal yang diamanahkan. Lawan dari amanah adalah khianat. Ketiga adalah Fathonah artinya kecerdasan, cakap dan tanggap dalam menghadapi persoalan apapun. Lawannya adalah bodoh. Keempat adalah tabligh artinya menyampaikan, yaitu penyampaian secara jujur, baik dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang akan dilakukannya.
Menjadi pemimpin adalah hal yang harus dipertanggung jawabkan di dunia dan akherat, maka dari itu kita wajib memilih pemimpin yang sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Hadits. Ada 10 kriteria menjadi pemimpin menurut Islam untuk menjadi acuan masyarakat dalam memilih pemimpin. Pertama, dalam surat al-Maidah ayat 51 yaitu beragama Islam, sholeh, beriman dan bertaqwa dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua memilki niat yang lurus dan baik, dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim bahwa sesungguhnya amal dan perbuatan tergantung pada niatnya dan akan dibalas sesuai dengan niatnya. Maka, hendaknya pemimpin memiliki niat yang lurus dan baik demi mendapatkan keridoan Allah.
Selanjutnya yang ketiga pemimpin adalah seorang laki-laki, dalam surat an-Nisa ayat 34 menerangkan bahwa kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah memberikan kelebihan pada kaum laki-laki yang tidak terdapat di dalam diri wanita. Keempat, seorang pemimpin tidak meminta menjadi seorang pemimpin, hal ini terdapat pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Namun memang hal ini sudah sangat sulit terjadi, karena sistem yang berlaku pada saat ini sistem pencalonan, dengan kata lain seseorang meminta menjadi seorang pemimpin.
Kelima yaitu pemimpin yang berpegang teguh pada hukum Allah, dalam Quran surat al-Maidah ayat 49 untuk memutuskan perkara hendaknya mengikuti aturan Allah dan jangan mengikuti hawa nafsu. Keenam yaitu adil, seorang pemimpin harus adil dalam memutuskan suatu perkara, dalam kitab al-Kabir terdapat Hadits riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah yaitu bila seorang pemimpin tidak adil dalam memutuskan suatu perkara, maka hari kiamat nanti ia akan datang dengan kondisi terikat.
Ketujuh seorang pemimpin hendaknya tidak menerima hadiah dari rakyatnya, karena seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada pemimpinnya pasti mempunyai maksud tersendiri, dalam Hadits riwayat Thabrani menyebutkan bahwa seorang pemimpin yang menerima hadiah dari rakyatnya adalah sebuah pengkhianatan. Kedelapan seorang pemimpin harus kuat dan sehat, dijelaskan dalam surat al-Qashas ayat 26 bahwa sesungguhnya orang yang paling baik untuk bekerja (pemimpin) adalah yang kuat dan dapat dipercaya.
Kesembilan yaitu seorang pemimpin harus memiliki sifat lemah lembut dan yang terakhir seorang pemimpin harus tegas dan tidak ragu dalam menentukan keputusan suatu hal, Hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim, Rasulullah bersabda bahwa bila seorang pemimpin menyebarkan keraguan terhadap masyarakatnya, maka ia akan merusak mereka.
Semua kriteria tersebut merupakan salah satu moderasi Islam dalam hal politik untuk menentukan Pemimpin. Mengenai hal ini, Islam memberikan penengahan bagi masyarakat untuk memilih yang terbaik agar tidak terjadi hal-hal yang melenceng dalam kepemimpinan. Begitupun saat pilpres 2019 mendatang, berpedomanlah pada al-Quran dan Hadits untuk menentukan Presiden yang akan menjabat dan memerintah Indonesia 5 tahun kedepan, yang amanah dalam menjalankan tugasnya menjadi pemimpin dan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik dan maju.
Menurut bahasa, arti dari Islam itu adalah keselamatan, Islam adalah agama Rahmatan lil 'Alamin, artinya Islam merupakan agama pembawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Saran dari saya, ketika kalian ingin menentukan sesuatu dan bimbang, kembalilah kepada Allah dan agama-Nya, karena segala permasalahan kalian telah tercantum solusinya di dalam Islam baik dari al-Quran ataupun Hadits, InsyaAllah ada jalan keluarnya.
Biodata diri
Nama : Muhammad Fachri
Status : Mahasiswa
No telp. : 087720602999
Alamat : Kp. Cibatu Caringin RT/RW 28/05 Kel.Nagrak Kec.Cisaat Kab.Sukabumi
Email : muhfachri273@gmail.com
Masjid Darus Sholihin Pencetak insan sholeh dan sholehah
Pelaksanaan pengajian ini diadakan setiap hari pada malam hari, yaitu ba'da Maghrib hingga Isya. Kecuali malam kamis, malam jum'at dan malam minggu karena digunakan untuk pengajian orang tua. Walaupun pelaksanaan pengajian bagi anak SD hingga SMP dilakukan pada waktu yang bersamaan, namun pengajiannya dibagi menjadi beberapa tingkatan yang disesuaikan dengan kemampuan anak-anak tersebut.
"Pengajian untuk anak-anak diutamakan dalam hafalan al-Quran dan fiqh mengenai ibadah mahdhah, lalu ada pembacaan kitab kuning yang diperuntukkan bagi pemuda dan orang tua. Tidak hanya itu, ada juga pengajian khusus ibu-ibu yang berupa ceramah mengenai ketauhidan, akhlak, dan sebagainya" ujar KH.Misbah , ketua DKM Darus Sholihin.
KH. Misbah berkata, dalam penghafalan al-Quran kita menggunakan metode muraja'ah atau metode mengulang. Kegiatan muroja'ah ini dilaksanakan sebelum pengajian dimulai, dengan membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok. Sistem muroja'ah ini menggunakan sistem mentoring, yakni masing-masing kelompok tersebut ada seorang yang dijadikan mentor.
Dengan adanya pengajian seperti ini, diharapkan anak-anak bisa menjadi anak yang berguna bagi masyarakat kedepannya. Seperti mengajar atau berbagi ilmu bagi masyarakat yang masih awam mengenai hal-hal religius, khususnya dalam ilmu membaca al-Quran. Diharapkan juga dapat mencetak generasi penghafal al-Quran dan mahir dalam bidang ini.
Reporter : Muhammad Fachri, Mahasiswa KPI 3C UIN Bandung.
Padatnya kegiatan di masjid darus sholihin
KH. Misbahul Munir selaku ketua DKM masjid ini yang sudah menjabat menjadi ketua DKM selama 25 tahun, yakni dari tahun 1993. Usia dari masjid ini pun berselisih 3 tahun dari kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 1948 masjid ini dibangun. "Masjid ini telah beberapa kali mengalami rehab" ujar beliau, memang wajar karena usia dari masjid ini telah menginjak 70tahun.
Masjid ini dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan, "mulai dari kegiatan setiap hari, perminggu, dan dalam memperingati hari-hari besar Islam. Kegiatan perhari untuk anak-anak mulai dari SD hingga SMP. Perminggunya ada kegiatan khusus untuk orang tua, hari rabu untuk ibu-ibu, malam jum'at untuk ibu-ibu dan bapak-bapak, malam kamis dan malam minggu untuk bapak-bapak." Ujar KH. Misbahul Munir.
Jenis pengajian untuk anak-anak diutamakan hafalan al-Quran dan fiqh, lalu untuk pemuda dan orang tua pembacaan kitab kuning, untuk ibu-ibu merupakan ceramah mengenai Tauhid, akhlak dan sebagainya. Tidak hanya bagi anak-anak SD hingga SMP, Namun juga bagi TK. Beliau berkata "Di masjid ini terdapat TK, satu kelas, dibawah yayasan darus sholihin yang sudah ada kurang lebih 7 tahun".
Ketika hari-hari besar Islam, Masjid yang terletak di kampung Pangaritan, Rt. 01/ Rw. 05, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Panyileukan, Bandung ini mengadakan acara untuk memperingati hal tersebut. Seperti Maulid Nabi, Rajab, Nuzulul Quran, dan sebagainya. Kegiatan ini berlangsung satu tahun sekali dan di isi oleh seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Kegiatan ini tidak lebih bertujuan agar tali silaturahmi terus berjalan untuk seluruh masyarakat di sekitaran daerah tersebut.
Reporter : Muhammad Fachri, Mahasiswa KPI 3C UIN Bandung.
Aktivitras di Masjid Al-Amanah
Randy Pesilat Handal dari Subang
Pria yang berusia 20 tahun ini mengikuti seni beladiri sejak di Sekolah Dasar, saat itu dia mengikuti karate di kelas 5 SD. Lalu ketika dia menginjak Sekolah Menengah Pertama di Malang, dia mengikuti seni beladiri muaythai dan menjuarai piala Bupati Malang dengan posisi juara dua saat dia kelas 2 SMP.
Kelas 3 SMP dia beralih menjadi seorang pesilat dan di SMA, dia menjuarai perlombaan seni beladiri, dari 3 perlombaan silat yang dia ikuti, kelas 1 SMA dia menjuarai perlombaan silat piala Bupati Subang dengan posisi juara satu. Kemudian dari 2 perlombaan silat yang lainnya, dia tidak memenangkannya.
Pria campuran darah Betawi dan Sunda ini memiliki passion di bidang kesenian, dan saat dia SMA dia menjuarai 2 lomba kesenian pada perlombaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Ketika kelas 1 SMA dia juara 2 dalam perlombaan design kriya tingkat Kabupaten di Subang dan kelas 2 SMA dia juara pada perlombaan design poster tingkat Kabupaten juga di Subang.
Menginjak tingkat Universitas, ia belum meraih kejuaraan lagi. Namun saat ini dia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) silat tadjimalela di UIN Bandung. Kesenangannya dalam bidang kesenian masih dia geluti hingga saat ini, Hobinya dalam menggambar dia tingkatkan dengan selalu menggambar sesuatu. Dia berkata bahwa dia akan terus berlatih dalam bidangnya tersebut, hingga bisa mendapatkan kejuaraan yang lainnya.
Nama : Muhammad Fachri
Status : Mahasiswa KPI 3 C
Alamat : Kp. Cibatu Caringin RT/RW 28/05 Kel.Nagrak Kec.Cisaat Kab.Sukabumi
No telp. : 087720602999
Email : muhfachri273@gmail.com
Diva Kampus
Masjid Al-Abror Jadi Sarana Silaturahmi dan Menebar Cinta
Memahami Jurnalistik Sudut Pandang Praktik
Resensi Buku Jurnalistik Teori dan Praktik
Buku : Jurnalistik Teori dan Praktik
Penulis : Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Cetakan : Ketujuh – Maret 2016
Tebal : 343 Halaman
ISBN : 979-692-374-2
Buku Jurnalistik Teori dan Praktik ini, memberikan penjelasan tentang
dunia jurnalistik. Dimana bidang jurnalistik kini diminati oleh semua
kalangan, terutama para mahasiswa. Dunia jurnalistik akhir-akhir ini
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini, dapat dilihat dari
semakin banyaknya media massa. Sementara pengetahuan tentang
jurnalistik semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan
teknologi. Sehingga buku ini sanngat cocok jadi asupan nutrisi ilmu
bagi para jurnalis ataupun mahasiswa.
Buku ini memaparkan tentang teori-teori jurnalistik yang digunakan
untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu praktik. Karena, untuk
menilai suatu teori hanya dapat dilakukan bila dengan konfrontasi.
Buku ini ditulis sesuai dengan fakta-fakta yang ada di dunia
jurnalistik. Ada hal-hal yang menjelaskan bahwa seringkali para
jurnalistik mengabaikan berita tanpa mau mencari seluk beluk dari
peristiwa yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Buku Jurnalistik Teori dan Praktik ditulis oleh wartawan profesional
yang terkenal di Indonesia yang kini turus eksis di dunia jurnalistik.
Kusumaningrat, dua saudara yang telah lama bekerja dibidang wartawan
dari sebuah surat kabar nasional yang terbesar di Indonesia. buku
karangan Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat merupakan
hasil buah tangan dalam dunia yang telah digelutinya selama 30 tahun.
Kelengkapan fakta-fakta dunia jurnalistik di buku ini sangat banyak
karena bentuk curahan pengalaman dari penulis.
Dengan memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak,
bahwa menjadi seorang jurnalistik tidak terjerumus hanya pada
teori-teori yang disampaikan, melainkan harus mampu membuktikan dari
teori-teori tersebut dengan praktik. Selain itu, si penulis juga ingin
para pembaca memiliki kecakapan dan keterampilan, serta pengetahuan
jurnalistik yang diperolehnya dari pelatihan atau pendidikan. Buku ini
ditulis untuk mereka yang bergulat pada dunia jurnalistik, baik
mahasiswa maupun para praktisinya. Data-data yang mendukung si
penulis gunakan yaitu pengalaman si penulis pada bidang jurnalistik
yang menurut saya cukup lengkap untuk ukuran sebuah buku teoritis.
Kelebihan pada buku ini yaitu dari data-data yang diberikan si penulis
akurat. Buku ini memberikan wawasan kepada pembaca bukan hanya tentang
teori-teori jurnalistik, melainkan cara menuliskan suatu berita dan
perkembangan dunia jurnalistik, serta teknologi yang di zaman sekarang
bisa menjadi satu. Tidak seperti buku-buku lain yang sangat terpaku
pada teori. Buku ini juga menggunakan bahan-bahan pustaka atau
analisis yang dipadukan dengan pengalaman si penulis selama
bertahun-tahun sebagai wartawan. Kemudian cover yang disajikan sangat
bagus menurut saya, merepresentasikan dunia jurnalistik.
Kekurangan buku ini menurut saya terletak pada ukuran huruf buku ini
yang terlalu kecil. Sehingga membuat saya agak susah untuk membaca
bukunya, serta bisa membuat mata menjadi rusak. Ada pula kata-kata
asing yang tidak dijelaskan secara rinci. Penulis hanya mencantumkan
sejarah nama bukunya saja, yang terletak di bagian bawah halaman.
Oleh : Muhammad Iqbal / KPI 3 C