Speak Up pelecehan seksual di media sosial, berlebihankah?

                                                     Oleh: Siti Zulfania

Dewasa ini, media sosial telah menjadi media yang paling diminati masyarakat di Indonesia, terutama anak muda. Dengan beragam fitur canggih dan kemudahan yang diberikan, media sosial telah mempatenkan eksistensinya di kancah permediaan selama 10 tahun belakangan ini, mengalahkan pamor media-media lain seperti surat kabar, radio, bahkan televisi. Namun, ditengah segala kemudahan dan kecanggihan teknologi media sosial yang sedang booming seperti Instagram, Facebook, dan Twitter di masa modern ini, masyarakat masih menganggap remeh etika bermain sosmed di internet dengan maraknya akun-akun sosmed beserta komentar-komentar tidak senonoh terhadap penikmat sosmed lainnya. Beranggapan bahwa topeng anonimnya tidak akan berakibat buruk terhadap orang lain dan melepas tanggung jawabnya begitu saja hanya karena tidak menatap empat mata langsung korban yang dirugikan.
 
Sexual harassment atau yang biasa disebut pelecehan seksual adalah topik terhangat yang sedang banyak dibicarakan oleh khalayak muda pecinta sosial media akhir-akhir ini. Pelecehan seksual di kalangan masyarakat biasanya hanya diidentikan dengan pendekatan seks secara fisik dan serta merta mengabaikan pelecehan seksual secara verbal seperti cat calling, siulan, lirikan-lirikan melecehkan maupun ketikan jahil dari para pengguna sosmed tak bertanggung jawab. Sayangnya, jika korban pelecehan seksual ini melapor dan berani untuk speak up, masyarakat seringkali tidak mendukung dengan menyalahkan korban dan berdalih kalau korban itu bersikap 'terlalu sensitif' atau 'lebay' sehingga mengakibatkan penindakan hukum menjadi tidak maksimal. Media Indonesia sendiri bahkan berbondong-bondong memilih headline yang mengarah untuk menyalahkan korban daripada mengkritik si pelaku pelecehan seksual tersebut. Padahal Speak up menjadi salah satu jalan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam bertindak di sosial media, karena orang-orang yang dihadapi kebanyakan orang yang tidak kita kenal. Belum lagi masalah kesehatan mental korban yang sedikit banyaknya pasti terganggu.
 
Mungkin bagi sebagian orang, komentar-komentar negatif apalagi hal yang berbau seksual dimaksudkan hanya untuk sebatas candaan tapi bagi sebagian besar orang? Tentu tidak sesimpel itu. Hal tersebut bahkan sebenarnya masuk kedalam salah satu kejahatan internet yang bisa mengakibatkan pelakunya mendapatkan tindakan serius dari kepolisian setempat. Untungnya, masih banyak masyarakat, terutama selebritis yang mulai berani untuk speak up di media sosial terkait masalah ini. Tentunya juga banyak menginspirasi korban-korban yang masih kesulitan untuk melapor. Sebut saja publik figur papan atas seperti pedangdut pop Via Vallen, Influencer hits Gita Savitri Devi, istri dari Gilang Dirga, Adiezty dan masih banyak lagi. Untuk itu, mari bijak-bijaklah dalam menggunakan sosial media. Masih banyak hal positif yang bisa kita sebarluaskan daripada mencoreng media sosial dengan komentar-komentar tidak patut, bukan begitu?

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023