Minim Pengajar, Anak-anak Tetap Antusias Ikuti Pengajian di Masjid Ash-Sholawat.

Dakwahpos.com, Bandung- Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ash-Sholawat mengadakan program pengajian rutin untuk anak-anak. Saat ini ada sekitar 40 anak dengan rentang usia 5 tahun sampai 13 tahun, sangat antusias mengikuti pengajian di Masjid Jami' Ash-Sholawat. Meskipun jumlah pengajar pokok hanya 2 orang, yaitu Ustadz Agus dan Ustadz Ujer. 

"Dulu tahun 2015 pertama mengajar jumlah anak-anak ada 10 orang aja, sekarang Alhamdulillah kurang lebih ada 40 orang. Kalau pengajar pokok ada ustadz Agus dan saya sendiri, kalau kita berhalangan hadir dititipkan ke pemuda karang taruna RW 13." ujar Asep Saepul Rohmat yang biasa disapa Ustadz Ujer, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan salah satu Ustadz di Masjid Jami' Ash-Sholawat, Kamis (4/10/2018).

Pengajian rutin anak-anak di Masjid Jami' Ash-Sholawat ini dilaksanakan setiap hari, yang dibagi pada 2 waktu menyesuaikan dengan waktu sekolah anak-anak. Untuk anak-anak yang bersekolah pagi sampai siang mengikuti pengajian bada ashar sekitar pukul 4 sampai 5. Sedangkan untuk yang bersekolah siang sampai sore mengikuti pengajian bada maghrib sampai menjelang isya.

Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ) lebih dikonsentrasikan dalam pengajian rutin anak-anak di Masjid Jami' Ash-Sholawat. Prosesnya membaca Iqra dan Al-Qur'an, tapi disamping itu ada bimbingan praktek ibadah, diberikan kata-kata mutiara, dan hafalan hadits. Tidak jauh berbeda dengan pengajian anak-anak di masjid lain, namun lebih difokuskan untuk belajar Al-Qur'an yang baik dan benar.

Pengajar di Masjid Jami' Ash-Sholawat menciptakan suasana pengajian yang nyaman untuk anak-anak. Walaupun anak itu ada yang belum bisa bahkan masih nol pengetahuan baca tulis Al-Qur'an nya, tetapi pengajar mengusahakan terlebih dahulu anak-anak itu nyaman mengaji. Sehingga minimnya pengajar tidak menyurutkan antusias anak-anak untuk tetap mengaji. 

"Saya sekarang mahasiswa tahun terakhir di kampus, harapannya jangan sampai ketika saya tidak ada nanti, proses belajar mengajar di Masjid Jami' Ash-Sholawat khususnya, dan umumnya di setiap masjid, sebagai lapisan media pertama pendidikan anak dihilangkan bahkan tidak ada, karena itu adalah modal pokok warna kehidupan sang anak. Dan kedepannya kita akan mencari cikal bakal penerus pengajar di Masjid Jami' Ash-Sholawat." harapnya. 

Reporter : Fathiyatulhaq Shafna Salsabila, KPI/3B

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023