Mencegah Sikap Berlebih dalam Beragama

Judul Buku: Islam Jalan Tengah
Penulis : Dr. Yusuf Qardhawi
Penerbit: Mizan
Cetakan : I, Oktober 2017
Jumlah Halaman: 252 Halaman
ISBN: 9786024410346
Jenis Cover: Soft cover
Kategori: Islam
Text Bahasa: Indonesia

Para Mukmin sejati memandang Islam sebagai satu-satunya jalan yang lurus (al-shir'at al-mustaqim). Isu utama mereka adalah bagaimana kaum Muslimin melaksanakan Islam secara kaffah (total). Hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa dunia di mata mereka hanya berwajah biner: Islam/kafir, thaghut/Allah, haqq/bathil, jahiliyah/Islami, Dar Al-Islam/dar al-harb, dan seterusnya. Dengan pandangan dunia semacam itu, bagi sebagian orang, sikap dan tindakan mereka dianggap terlalu simplistik, linier, keras, dan bahkan radikal.
Di sisi yang bersebrangan, terdapat sebagian Muslim yang longgar, atau bahkan abai, terhadap prinsip-prinsip Islam. Mereka sering menafsirkan ajaran Islam. Mereka sering menafsirkan ajaran Islam dalam rangka kepentingan mereka sendiri. Mereka lebih dekat pada sekularisme dan ateisme ketimbang pada Islam, bahkan oleh sebagian orang, mereka dianggap telah keluar dari Islam.

Yusuf Qardhawi, seorang ulama yang sangat disegani di dunia Muslim, mencoba memetakan pandangan-pandangan yang berkembang di Dunia Islam. Dengan keluasan ilmu, kejernihan argumentasi, dan kelapangan hati, dia menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang senantiasa menempuh jalan tengah (wasath), yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmah li al-'alamin). Dengan pandangan dunia itu, Islam menampilkan diri sebagai sebuah agama yang toleran, moderat, adil-tanpa harus kehilangan prinsip-prinsip intrinsiknya. Di dalamnya tersirat pengakuan akan adanya berbagai pandangan, kemungkinan, alternatif, tafsiran tentang Islam yang satu itu.

Islam adalah risalah yang dibawa Nabi Muhammad Saw. untuk membawa perdamaian. Butuh perjuangan keras untuk membuatnya tegak kokoh, berdiri di antara umat manusia yang sarat dengan kebodohan pada saat itu. Bahkan, Nabi Muhammad dikucilkan, dicaci maki, dituduh tukang sihir, hingga dilempari kotoran binatang. Namun, Muhammad Saw. sadar bahwa semua itu adalah ujian yang menyertai perjalanan dakwahnya untuk menyiarkan syariat Islam. Muhammad tak pernah membenci umat lain atau membalas kebencian yang dilancarkan ke arahnya. Justru sebaliknya, Nabi terakhir itu tetap menebarkan cinta dan kasih sayang, sehingga banyak orang dengan suka rela memeluk Islam.

Belakangan ini, muncul kelompok keagamaan yang mempraktekan agama seraca serampangan. Dikatakan demikian karena mereka beragama jauh dari spirit agama yang dianut. Yaitu, sama-sama menyembah tuhan yang sama, menghadap kiblat, tetapi hanya gara-gara tidak sepaham, dianggap kafir, sesat, dan sebagainya.

Buku ini merupakan telaah atas kelompok fundamentalis yang terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Yusuf memiliki pandangan bahwa, ada keseimbangan yang menyeluruh, ada yang memang faktor agama, politis, ekonomis, psikologi, sosial dan ada yang bersifat gabungan dari semua itu. Buku ini sangat bagus untuk dibaca, karena penulisannya dapat memetakan secara mendalam sumber ekstremis bermula pada masyarakat sendiri.

Islam Jalan Tengah karya Dr. Yusuf Qardhawi mengupas berbagai hal berkaitan dengan sikap dan perilaku umat Islam yang dianggap begitu berlebihan dalam beragama. Menurut Qardhawi, Islam adalah jalan tengah dalam segala hal, baik dalam konsep, akidah, ibadah, perilaku, hubungan dengan sesama manusia maupun dalam perundang-undangan.

Sikap tengah (moderat) merupakan salah satu ciri khas Islam. Sikap tengah tersebut  merupakan salah satu di antara tonggak-tonggak utamanya, yang dengan sikap itu Allah SWT. membedakan umat-Nya dari yang lain. "Dengan Kami jadikan kamu umat yang 'tengahan', supaya kamu menjadi saksi atas manusia" (QS Al-Baqarah [2]; 143.

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang-orang bersikap berlebihan dalam beragama. Seperti, kebodohan dalam beragama, taqlid (ikut-ikutan), mengikuti hawa nafsu, berdalil dengan hadis-hadis lemah dan palsu. Dan dari semua itu ada yang paling berbahaya yaitu berlebih-lebihan dalam semangat ber-Agama. Jenis ini biasanya merasuki para pemuda yang memiliki semangat keagamaan yang berlebih-lebihan akan tetapi dangkal pemahaman agamanya. Akibatnya mereka jatuh dalam sikap sembrono dalam menjatuhkan vonis kafir, fasiq dan bid'ah.

Para peneliti yang memiliki pandangan seimbang dan menyeluruh mengakui bahwa sebab-sebab dari sikap ekstrem itu bermacam-macam, saling bertautan, dan saling menunjang. Ada kalanya pengaruh itu kuat bagi seseorang dan lemah bagi yang lain, akan tetapi semua pada akhirnya memiliki pengaruh yang tak bisa dimungkiri.

Sikap berlebihan ini menyebabkan timbulnya berbagai masalah. Inilah yang menyebabkan terjadinya banyak hal yang membuat kerukunan dan kedamaian antaragama tercabik. Sikap menyalahkan atau mengkafirkan orang lain tidaklah dibenarkan karena tidak hanya menyinggung, tetapi juga menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Karena itu, menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya setebal 252 halaman ini, peran masyarakat begitu penting dan nyata dengan segala kontradiksinya, kelabilan kondisinya, serta antipatinya terhadap Islam dalam lahirnya fenomena ekstremitas dan bertambahnya sikap itu. Maka, masyarakat harus juga berperan secara aktif dalam usaha mengobatinya (hlm. 136).

Buku karya ulama yang sangat disegani di dunia Muslim ini diterbitkan pertama kali pada 1985, namun masih sangat relevan dengan kodisi kehidupan zaman sekarang, yang dimana sikap toleransi mulai tercabik oleh sikap ekstrem dalam beragama. Sangat bermanfaat untuk dibaca agar orang-orang tidak mudah terjebak dalam sikap berlebihan dalam memahami dan mempraktikkan agama.


Astri Lestari

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023