Membangun Peradaban Generasi Muslim dengan bermoderasi di Era Millenial

Era Millenial merupakan suatu eradimana teknologi, informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat. Sehingga akan memberikan pengaruh terhadap masyarakat. Baik itu pengaruh yang positif maupun negatif. Pengaruh ini juga bisa kita lihat dengan banyak munculnya wajah-wajah Islam millenial dan masifnya di media sosial. Hal ini dikarenakan penggunaan media sosial yang sangat marak di zaman millenial ini. 

Berdasarkan grafik diatas, YouTube menempati posisi pertama dengan persentase 43 persen, kemudian Facebook, Whatsapp mengikuti di posisi kedua dan ketiga dengan persentase 41 dan 40 persen, lalu diikuti oleh yang lainnya. Secara global, total pengguna internet menembus angka empat miliar pengguna.

Di zaman sekarang ini, harus diakui bahwa berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi memberikan kemudahan terhadap aktifitas dan kebutuhan manusi. Media sosial sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi generasi millenial, baik dari kalangan anak-anak, pemuda, remaja, bahkan orangtua sekalipun. Tentunya dengan munculnya media sosial ini, memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan sosial bermasyarakat. Contohnya, generasi saat ini lebih banyak berinteraksi melalui media sosial, bahkan untuk berinteraksi secara tatap muka langsung saja hanya sebagian kecil saja. Hal ini membawa dampak negatif terhadap kurangnya sosialisasi bagi kehidupan bermasyarakat.

Apalagi generasi muslim saat ini, lebih mengkonsumsi internet atau media sosial dalam mencari apa yang mereka belum ketahui. Bahkan dalam mencari pengetahuan tentang hal keagamaan pun, mereka mencarinya melalui internet atau media sosial. Mereka melihat video video keagamaan di media sosial yang kemudian mereka download dan mereka lihat. Memang hal tersebut memberikan kemudahan bagi semua orang, yang tadinya serba tradisionalis, kini menjadi modern. Dimana yang dahulu jika mencari tahu tentang sesuatu, harus menanyakannya langsung kepada guru atau orang yang berpengetahuan. Namun sekarang sangat praktis dengan mencarinya melalui internet atau media sosial.

Dari sisi positifnya, perkembangan IPTEK telah memunculkan kesadaran akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Terutama untuk menyongsong kehidupan di masa depan yang lebih baik sehingga memunculkan sikap optimis yang apabila nanti terjadi perubahan, kita sudah siap menghadapinya.

Namun, disisi lain muncul kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya generasi muslim, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritual. Maka diperlukan pendidikan dalam keluarga muslim sehingga melahirkan generasi yang keterbukaan terhadap peradaban dan juga sekaligus tidak kehilangan identitas keislamannya.

Sudah seharusnya, para generasi muslim menjaga identitas islam yang sesungguhnya meskipun sekarang peradaban islam di era millenial sudah mulai tergoyahkan, dan meyakini bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin. Kita sebagai generasi yang melanjutkan peradaban islam saat ini, harus senantiasa berpegang teguh pada ajaran Al-quran dan hadits, tidak melenceng dari aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tarmizi Taher (2007) bahwa Moderasi Islam memiliki dua ciri, yaitu pertama, Adanya hak kebebasan yang harus yang harus selalu diimbangi dengan kewajiban. Kecerdasan seseorang dalam menyeimbangkan antara hak dan kewajiban akan sangat menentukan terwujudnya keseimbangan dalam Islam. Namun yang terjadi saat ini, orang-orang lebih menuntut hak mereka tetapi kewajiban yang harus dilakukan malah diabaikan.

Kedua, Adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, serta material dan spiritual. Sehingga peradaban dan kemajuan yang dicapai oleh umat Islam tidak semu dan fatamorgana, tetapi hakiki dan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, yakni mewujudkan kebaikan di dunia dan di akhirat serta dijauhkan dari malapetaka dan siksa api neraka. Hal ini sebenarnya sejalan dengan doa sapujagat yang selalu dipanjatkan, "Ya Allah Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka."

Maka sudah sejalan dengan ajaran Islam yang universal dan bercorak seimbang, para generasi muslim harus bisa bersikap moderasi sebagai sebuah metode berpikir, berinteraksi dan berperilaku yang didasari atas sikap tawazun dalam menyikapi dua keadaan perilaku yang dimungkinkan untuk dibandingkan dan dianalisis, sehingga dapat ditemukan sikap yang sesuai dengan kondisi dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama dan tradisi masyarakat. Dengan diberikan penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada para generasi muslim akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia, tetapi juga kelak di akhirat.

Oleh : Agfar Firdaus Gumilar, KPI 3/A

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023