Kreativitas Seni pada Komunikasi Efektif

Judul Buku: Bicara Itu Ada Seninya 

Penulis: Oh Su Hyang

Penerjemah: Asti Ningsih

Penerbit: Buana Ilmu Populer

Tebal: 18+238 Halaman

ISBN: 978-602-455-392-0

Setiap ucapan tidak hanya sekadar mengeluarkan suara, tetapi harus menitikberatkan pada suatu seni. Ucapan berperan menunjukkan karakter seseorang. Sehingga harus dilatih secara khusus dan penuh perhatian dengan mengetahui metode komunikasi yang efisien. Melalui ucapan, seseorang dapat memperoleh kesan baik dari lawan bicara dan dapat menunjukkan sisi menarik dari diri pribadi kepada lawan bicara. 

Ucapan mencerminkan keadaan seseorang apa adanya. Setiap orang dapat langsung mengetahui apakah seseorang itu logis atau tidak hanya dengan berbincang sebentar dengannya. Ucapan logis merupakan dasar dalam membangun komunikasi yang efektif. Pada zaman persaingan seperti sekarang ini, berbicara logis bisa menjadi keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, berbicara yang menunjukkan pola pikir logis harus dilatih. 

Ada lima hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan logika yang kokoh dalam berbicara, diantaranya: pertama, berikan alasan yang tepat pada setiap argumen. Di era global seperti ini, penting untuk memperluas pengetahuan agar dapat memberikan alasan yang sesuai fakta. Kedua, hindari lompatan logika dan melebih-lebihkan. Setiap orang tidak bisa menggeneralisasikan sesuatu hanya dari contoh kecil. Ketiga, konsisten dalam bersikap. Saat kondisi argumen seseorang lemah, jangan sampai jatuh ke dalam kontradiksi dan posisi yang membingungkan lawan bicara. Keempat, gunakan kata-kata sederhana. Ucapan yang sulit dimengerti akan menjadi penghalang komunikasi. Kelima, tetap tenang. Tidak boleh bersikap emosional, penuh kekesalan yang dapat menciptakan pembicaraan yang tidak logis.

Ucapan yang Menggetarkan Hati Lawan Bicara

Sebuah ucapan yang bisa disebut baik adalah yang bisa menggetarkan hati. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berkata jujur dan tidak berlebihan. Maka, betapa pentingnya ucapan untuk menunjukkan diri kita kepada lawan bicara dalam kehidupan sosial. Orang yang berbicara dengan mahir akan menjadi lebih maju daripada yang lainnya. 

Albert Mehrabian, psikolog sekaligus pakar komunikasi Amerika menyebutkan bahwa suara dan gerak tubuh dapat membuat perbedaan besar terhadap isi ucapan yang seseorang. Ada dua contoh yang menunjukkan bahwa ucapan tidak sekadar di mulut saja. Ia menunjukkan bahwa ucapan bisa menjadi musikal yang meleburkan akting dengan lagu. Suara sangat penting untuk bisa berbicara dengan baik. Kebanyakan wanita menganggap suara lebih penting daripada faktor nonverbal lainnya saat mendengar pria berbicara. Suara seorang salesman termasuk jenis suara yang jelas dan bergema. Suara yang lembut dan hangat juga mampu menarik simpati lawan bicara hingga ke tingkat tertinggi, karena siapa pun yang mendengar suaranya akan mengangguk dan merasa mendapat penghiburan hati.

Oh Su Hyang lewat buku Bicara Itu Ada Seninya, memberikan banyak referensi pengalaman dari orang-orang terkenal. Tidak hanya itu, ia juga membongkar rahasia inti komunikasi yang efektif. Ia adalah seorang dosen dan pakar komunikasi terkenal di Korea Selatan. Ia berasal dari Busan dan sejak kecil tumbuh tanpa memiliki impian ataupun cita-cita. Sebagaimana buku-buku yang ditulisnya lebih dominan membahas mengenai komunikasi. Buku-buku karyanya ini sangat ditunggu dan diperlukan baik oleh mahasiswa; calon pekerja; maupun pegawai kantoran. Selain berisi tentang pengalaman pengembangan diri, buku ini juga membahas tentang teknik komunikasi, persuasi, dan negosiasi.

Oh Su Hyang banyak menjabarkan kumpulan metode berbicara yang dapat dimengerti oleh siapa saja. Maka, buku Bicara Itu Ada Seninya bukanlah untuk kalangan khusus, melainkan untuk orang-orang biasa yang tumbuh sedikit demi sedikit, sebanyak buliran keringat usahanya. Buku ini dipersembahkan untuk mereka yang sedang berupaya memperbaiki kemampuan bicaranya dan percaya bahwa kehidupannya dapat berubah dengan mengubah cara bicara. 

Pada bagian prolog, ia menceritakan dengan begitu investigatif tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang di tuliskannya, masih banyak orang yang salah sangka bahwa seseorang yang pandai berbicara merupakan bawaan dari lahir. Akan tetapi, sama sekali tidak demikian.  Hal itu dibuktikan lewat kisah seorang Raja George VI dan kisah Oh Su Hyang yang tertuang pula dalam buku ini. Siapa pun orang bisa meningkatkan kemampuannya asalkan mau berusaha. Usaha yang dilakukannya bisa dengan membaca. Karena ucapan yang tidak dilandasi dengan ilmu humaniora akan seperti tanah kosong. 

Ucapan yang Memberi Keuntungan

Pembicara sekaligus motivator dunia, Zig Ziglar berpendapat bahwa suara seorang salesman bisa bernilai jutaan dollar. Terlepas dari itu, Oh Su Hyang pernah mengajar selama dua tahun di GS Home Shopping untuk para home shopping host baru. Garis besar pengajarannya adalah "berbicara dengan persuasif" karena tujuan yang ingin mereka capai adalah menggerakkan hati konsumen dan menggiringnya agar membeli produk. Ia juga menjelaskan suatu kisah dalam dunia perdagangan lainnya mengenai hebatnya kekuatan negosiasi. Kisah tentang tokoh sejarah Korea, Jenderal Seo Hui, tokoh tersebut berhasil memperoleh apa yang diinginkan tanpa menumpahkan darah setetes pun lewat negosiasi dengan pemimpin musuh. 

Oh Su Hyang tidak hanya sebagai seorang pendidik yang tekun dan teoritis. Akan tetapi, ia juga sebagai seorang ahli praktisi komunikasi.  Buktinya setiap teori yang dijelaskannya senantiasa memuat referensi-referensi dari hasil pengamatannya. Kesukaannya pada bidang komunikasi telah membuka wawasannya lebih luas. Ia mempelajari kisah para tokoh di Amerika dan Korea Selatan yang berhasil menciptakan komunikasi efektif, mulai dari pemandu acara nasional, Yoo Jae Suk. Hingga Lee Geum Hee dan Sung Si Kyung, seorang penyiar radio yang terkenal karena suaranya semanis madu. 

Usaha yang dilakukan Oh Su Hyang saat ini dapat menginspirasi khalayak banyak agar mampu menjadi seseorang yang pandai berbicara. Berawal dari seorang anak kecil yang tidak punya impian apa pun tentang masa depan. Namun, seketika berubah karena suatu pujian yang dikontarkan dari guru SMA-nya. Demi menciptakan suara yang indah, ia memulai untuk bermimpi. Berbicara dengan antusias dan bertingkah seolah ia telah sukses, mampu mewujudkan impiannya menjadi seorang pengisi suara yang dikenal luas oleh dunia.

Buku yang ditulis oleh Oh Su Hyang ini benar-benar telah membuka cakrawala pengetahuan tidak melulu dalam hal komunikasi. Lebih dari itu, ia menyelipkan berbagai kisah yang menyisakan kesan mendalam, seperti sejarah lahirnya roti begel yang sangat dramatis; kisah Paul Roberts Potts yang begitu mengharukan dan penuh inspirasi. Ia juga memberikan contoh dari tokoh-tokoh yang berhasil di dunia bisnis. Ternyata agar dapat berhasil meraih keuntungan yang berlipat, para founder atau pun salesman harus senantiasa melatih berbicara. Jika sudah mahir berbicara, sampaikanlah pujian atau rayuan dengan jelas dan spesifik yang akan mengena hati lawan bicara.
 
Oh Su Hyang sangat detail dalam membuat buku karya terbarunya ini. Ia melumas sedemikian menarik bukunya, sehingga tidak ada celah bagi pembaca untuk mengomentari kekurangan dari buku komunikasi ini. Penulisan buku yang tidak terkesan sebagai buku yang membosankan telah berhasil dicapainya. Pembaca justru seperti berada dalam ruang baca yang berisi rangkaian puisi dan kutipan novel. Kalimat yang singkat, jelas, dan tidak berbelit-belit sangat mendominasi isi buku Bicara Itu Ada Seninya. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023