Kolom Komentar Bukan satu-satunya Ruang untuk Berpendapat


Tak jarang kita temui beberapa akun selebriti dan tokoh terkenal yang menutup akses komentar pada postingan Instagramnya. Fenomena ini belakangan makin masif menular pada banyak akun, entah apa motif utamanya, namun premis yang berkembang ialah adanya harimau jelmaan yang memiliki kuasa dalam menciptakan stigma positif atau bahkan negatif terhadap seseorang, dia adalah yang kita kenal sebagai netizen.

Warganet atau netizen menjadi komunitas massal yang mencakup semua pengguna internet. Namun apa daya, kemajuan internet tidak sepenuhnya berdampak baik terhadap masyarakat. Justru berseberangan, adanya internet terbarukan membentuk komunitas baru yang kemudian menempatkan dirinya sebagai pendisiplin atau bahkan sebagai polisi Internet.

Netizen sebagai bagian dari polisi internet, kenapa demikian, ini dikarenakan adanya kuasa netizen yang dengan mudahnya menentukan antara moral baik dan moral buruk masyarakat. Sebagai polisi moral, netizen juga ambil bagian terhadap makin parah dan tingginya akses bully di Internet. Lengkapnya ialah, netizen saat ini menjalankan fungsi lainnya sebagai polisi moral internet yang bebas menentukan antara orang yang baik dan yang buruk, termasuk bebas berkata apapun.

Dampak dari adanya fenomena tersebut ialah adanya ketidaknyamanan bagi pengguna internet. Dengan kuasa netizen mungkin setiap orang bebas berkata dan berkomentar apapun terhadap orang lain, namun kembali lagi yang dipertanyakan ialah seberapa mampu psikis orang tersebut menerima berbagai komentar dan hinaan yang dilontarkan oleh kebanyakan netizen. Pada akhirnya polisi moral tersebut hanya menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan pengintai, namun justru tidak mengayomi.

Dengan fenomena tersebut, masyarakat perlu sadar, utamanya bagi pengguna Internet. Betapapun besarnya godaan untuk berselancar bebas untuk berkomentar, ada hal yang juga perlu dipahami oleh setiap orang, yakni orang lain juga memiliki hak tolak untuk menerima komentar, apalagi jika komentar tersebut bukanlah masukan yang tidak membangun.


Abdul Azis Said, Mahasiswa KPI 3 A




Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023