Dunia Penentu Akhirat

Secara lahiriah manusia mempunya sifat Tuhan di dalam jiwanya. Manusia terlahir dengan  proses manusiawi dengan takdir Tuhan. Manusia yang hidup dengan mempercayai keberadaan Tuhan maka ia akan senantiasa beribadah dan selalu senantiasa berusaha mendekatkan dirinya pada Tuhannya. Dalam agama islam kita memiliki pemandu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Al-Quran, Al-Quran berisikan pedoman bagi kehidupan manusia di dunia untuk memperoleh ridha sang Illahi. Allah SWT senantiasa menguji hamba-Nya dengan segala macam cobaan di dunia yang nantinya sebagai perjuangan hamba-Nya untuk teguh dalam jalannya beribadah atau lengah dan berpaling pada-Nya. Seorang muslim yang beriman akan senantiasa tangguh dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang dihadangkan di depannya, mereka mengerti bahwa beribadah saja tidak cukup. Harus dengan usaha maka mereka mampu melewati segala cobaan dan ujian dari Allah SWT. Namun semua usahanya dalam mencapai ridha-Nya dan mengharapkan surga-Nya akan sia-sia apabila seorang muslim berperilaku zalim terhadap sesamanya. Perlunya penyeimbang antara kehidupan yang sedang diperankan di dunia dan tujuan akhir kehidupan yaitu akhirat. Islam tidak seperti agama terdahulu seperti yahudi yang terlalu membumi dan nashrani yang terlalu melangit, islam sebagai penengah antara keduanya dan menjadikan umat islam sebagai ummatan washathan melalui ini islam dapat dikatakan sebagai moderasi.

Berbicara mengenai dunia, dunia merupakan kata lain dari alam semesta atau bumi (palnet) yang menjadi wadah bagi seluruh makhluk hidup untuk melangsungkan hidup dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Adanya perputaran planet bumi secara rotasi dan revolusi pada porosnya. Pada mulanya planet bumi belum utuh menjadi sebuah planet, seperti yang disebutkan dalam teori Big Bang yaitu bumi berawal dari segumpalan kabut di angkasa yang berputar pada porosnya yang suatu ketika meledak dengan dahsyat dan membentuk galaksi dan nebula-nebula, bumi terbentuk dengan waktu yang lama sekitar miliyaran tahun. Kehidupan di bumi pada zaman dulu sekitar berabad-abad yang lalu berbeda dengan kehidupan di bumi pada saat ini, perbedaan itu disebabkan oleh makhluk hidup yang berevolusi dari jenis, spesies, maupun bentuknya. Seorang muslim yang mengetahui tentang keberadaannya saat ini akan berpikir dinamis dan berpikir tentang masa depan. Manusia akan berpikir bagaimana hidup sejahtera di bumi ini dan berusaha memenuhi kebutuhannya di dunia. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia tidak bisa sepenuhnya melakukan sendiri, manusia butuh manusia lain untuk membantunya. Reaksi dan interaksi terhadap manusia lain dapat disebut sebagai pengaplikasian dari konsep Habluminannas. Habluminannas  yaitu hubungan interaksi antar manusia yang diamana interaksi tersebut diharapkan mempunyai respons yang positif bagi sesama manusia contohnya saling membantu, berbuat baik satu sama lain, berperilaku baik pada sesama manusia. 

Apabila terjalinnya interaksi yang baik maka akan memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia. Lalu manusia juga harus mengingat pada siapa sang penciptanya, dalam islam disebutkan Habluminallah yang berarti interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi ini berupa keimanan seorang hamba yang meminta perlindungan dan jaminan akan hari setelah kehidupannya di dunia yaitu akhirat. Beribadah serta menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya merupakan upaya interaksi manusia pada Tuhannya. Dalam agama islam disebutkan bahwa siapapun yang lalai dan mengabaikan perintah Allah maka ia akan diancam dengan siksa api neraka dan niscaya akan kekal di dalamnya. Habluminannas dan Habluminallah  juga dapat dikatakan sebagai tolak ukur manusia dalam melakukan sesuatu di dunia dan mencapai sesuatu nanati di akhirat. Jika manusia telah paham dengan konsep ini maka kehidupan akan berjalan baik dan dapat dipahami bahwa konsep ini dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Manusia yang cerdas dalam menanggapi ini akan berpikir bagaimana membangun peradaban kehidupan manusia tanpa mengabaikan norma-norma agama seperti perintah-perintah Allah SWT. Manusia memiliki kemampuan berpikir dan diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu, manusia yang beradab akan melakukan yang menurutnya penting dan bermanfaat. Dalam Al-Quran Allah SWT memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu dan terus mengenyam ilmu pengetahuan, Allah SWT juga senantiasa meninggikan derajat manusia apabila ia beriman dan memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran maka manusia akan belajar memahami sesuatu hal dan membangun peradabannya sendiri dengan baik.  Banyaknya manusia yang menjadi pelopor ditemukannya ilmu pengetahuan seperti ilmu fisika, kimia, biologi, matematika, ilmu filsafat dan sebagainya merupakan bukti bahwa manusia merupakan penggerak utama dalam perubahan peradaban yang lebih baik di dunia ini. Para ilmuwan islam seperti Ibn Sina dalam ilmu kedokteran, Al-Khawarizmi dalam ilmu algoritma dan aljabar, Ibnu Haitham daalm ilmu matematika. 

Manusia memang menciptakan peradabannya sendiri dengan temuan-temuan dan ilmu pengetahuan disegala bidang, namun semua itu merupakan pemberian dari Allah SWT. Manusia yang sadar dengan konsep ketuhanan akan senantiasa menggunakan ilmu pengetahuannya dalam jalan yang benar. Dengan adanya ilmu pengetahuan merubah segala tatanan kehidupan dan peradaban manusia. Seiring dengan berjalannya waktu maka ilmu pengetahuan akan semakin kompleks. Dengan adanya ilmu pengetahuan maka manusia akan terbantu dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupannya. Manusia akan membantu satu sama lain dengan kecerdasan berpikirnya yang menyebabkan munculnya nilai kemanusiaan dan memunculkan sikap-sikap toleransi antar manusia. Kehidupan di dunia merupakan kehidupan yang secara fisik sedang kita lakukan saat ini yang pada dasarnya merupakan kehidupan awal bagi kehidupan kekal di akhirat nanti. Dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban manusia, maka manusia semakin mengerti bagaimana mendekatkan diri, memahami kebesaran dan keberadaan Tuhan. Kesadaran ini senantiasa membimbing manusia untuk terus beribadah dan berbuat baik pada sesama manusia. Sesuatu yang kita kerjakan di dunia saat ini tentunya mempunyai manfaat, kehidupan yang sedang terjadi sekarang merupakan tabungan manusia untuk hidup yang lebih kekal di akhirat nanti maka seimbangkanlah urusan dunia dan akhirat.

Oleh: Randy Aldiyatama D, KPI/3C

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023