Esai dengan Judul "Moderasi: Solusi Carut-Marutnya Islam di Indonesia"

Apa yang pertama kali terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata 'Islam'? Beberapa pihak akan mengklaim bahwa Islam adalah agama yang sempurna, Islam adalah rahmatan lil'alamin atau lebih ekstrimnya lagi ada pihak yang mengklaim bahwa Islam itu agama teroris atau Islam itu anarkis. Tentu saja pemahaman seperti demikian tidak dapat dikatakan salah satunya benar atau salah. Pemahaman terhadap Islam itu sendiri akan berbeda setiap individunya tergantung bagaimana cara pandang itu sendiri terhadap Islam dan didukung dengan beberapa fakta dilapangan.
Islam dimaknai sebagai pembawa risalah keselamatan bagi setiap individu umat manusia, hal ini didukung dengan fakta sejarah dimana sejak awal kemuculannya Islam ini menggelorakan pesan kedamaian dan kemanusiaan. Muhammad Saw sebagai pemimpin tertinggi dalam penyebaran agama Islam ini tidak hanya menggembor-gemborkannya melalui lisan belaka, akan tetapi Muhammad Saw berhasil menggambarkan keseluruhan mengenai Islam melalui kehidupan dan dirinya sendiri. Begitu juga dengan kader-kader Muhammad Saw yang berhasil dididik oleh Muhammad Saw sehingga mampu memberikan kontribusi dalam mewujudkan Islam sebenarnya.
Doktrin-doktrin yang ada dalam agama Islam ini disampaikan tidak melalui paksaan maupun kekerasan. Perbedaan pendapat yang terjadi selama proses penyebaran Islam itu sendiri menjadi salah satu tonggak penguat emosi umat Islam dan mampu membangun kemashlahatan bersama melalui kesadaran sosial masyarakat.
Dalam tatanan ajarannya, Islam itu sendiri mengajarkan  mengenai keselarasan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Orientasi kehidupan yang dilakoni manusia di dunia ini, sejatinya ditujukan untuk bekal kehidupan akhirat nanti. Keselarasan ini juga mampu dicontohkan Muhammad Saw dengan baik melalui perwujudan realitasnya dalam kehidupan, Muhammad mampu menyelaraskan antara Ilahiyyah dengan Insaniyah nya dengan seimbang.
Akan tetapi, dewasa ini pemahaman yang dangkal mengenai Islam atau agama yang dianut mampu menyebabkan munculnya konflik perang antar saudara yang mengatasnamakan kepentingan suatu golongan bahkan agama. Secara sadar ataupun tidak, maraknya konflik internal yang terjadi  menjadi bukti nyata bahwa  bangsa Indonesia sedang mengalami hal demikian. 
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, kini berada dalam keadaan yang sama sekali tidak menguntungkan. Islam banyak dipojokkan atas maraknya kasus-kasus terorisme yang terjadi belakangan ini. Sebagian oknum-oknum mengaku sebagai muslim menyatakan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab atas maraknya kasus terorisme yang terjadi. Bahkan lebih jauhnya lagi, mereka mengklaim bahwa perbuatan yang mereka itu berdasarkan pada al-Qur'an. Pesan kedamaian dan kemanusiaan yang digembor-gemborkan oleh Islam sejak awal kemunculannya seolah tenggelam ditelan peristiwa-peristiwa yang terjadi mengatasnamakan Islam tersebut. 
Ditengah-tengah carut-marut yang terjadi di Indonesia dewasa ini, moderasi seolah menjadi jawaban bagi peradaban kemanusiaan di masa ini. Moderasi dinilai sebagai jalan pertengahan ditengah kemelut yang terjadi ditengah-tengah konflik bangsa Indonesia. Moderasi ini memiliki pengertian yang sama dengan al-washatiyyah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan dalam al-Qur'an surat al-baqarah (2) ayat 143:
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu." 
Sejalan dengan tatanan ajaran Islam yang seimbang dan juga universal, moderasi atau al-wasathiyyah ini diartikan sebagai metode berpikir atau berinteraksi yang seimbang dalam menyikapi dua keadaan yang memungkinkan untuk dianalisis sehingga nantinya ditemukan jalan keluar yang sesuai dengan kondisi tradisi masyarakat dan ajaran agama khususnya Islam itu sendiri.

Dalam moderasi Islam itu sendiri diharuskan adanya hak kebebasan yang diimbangi dengan kewajiban, agar nantinya tercipta keseimbangan dalam Islam. Selain itu diperlukan adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dengan akhirat, sehingga nantinya umat Islam akan mencapai peradaban dan kemajuan yang sebenarnya akan tetapi sesuai dengan apa yang diharapkan dan nantinya akan terwujud keseimbangan kebaikan antara kehidupan dunia dengan akhiratnya.
Islam harus kembali diwujudkan sebagai agama yang damai dan moderat sebagaimana yang telah diberitakan dalam al-Qur'an secara jelas. Konsep atau perilaku ekstrim yang dilakukan oleh sejumlah oknum dan bertentangan dengan Islam itu sendiri sebaiknya dapat dihilangkan sedikit demi sedikit dari muka umum agar nama Islam itu tidak kembali ditimpangi oleh embel-embel buruk yang mampu menenggelamkan makna Islam secara keseluruhan.



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023