Bachrun Rifai Senantiasa Berharap Bisa Bermanfaat Bagi Orang Lain


Sosok DKM Ikomah UIN Bandung yang akrab disapa dengan julukan Abah ini memiliki nama lengkap Bachrun Rifai, beliau merupakan pria kelahiran Cikampek Karawang pada tanggal 30 Oktober 1957. Riwayat pendidikan yang pernah di kenyam oleh Bachrun Rifai sendiri meliputi SDN 1 Sentul yang dimulai pada tahun 1965 sampai 1970, kemudian PGA 4 tahun Hidayatussolihin yang dimulai pada tahun 1971 sampai 1974, selanjutnya dilanjutkan kembali dengan PGA di Cimalaya tahun 1975 sampai dengan 1976.

Sedikit bercerita mengenai poengalamannya dalam memasuki dunia perkuliahan, Bachrun nyatanya juga pernah ditolak dan tidak diterima di IKIP sebanyak dua kali. Hal itu juga yang menyebabkan Bachrun sempat menganngur di Tahun 1977 karena tidak diterima di IKIP saat mengambil jurusan Bahasa Sunda di IKIP dengan niatan sebagai batu loncatan. Bachrun juga menceritakan bahwa dulu jika ingin berkuliah ada sebuah batu loncatan untuk memasuki jurusan lainnya, maka dari itu 
Bachrun memilih Bahasa Sunda sebagai batu loncatan agar semester dua dapat mengambil jurusan hukum. Tetapi pada realitanya ternyata yang mendaftar jurusan bahasa sunda di IKIP pada saat itu sangat membludak. Kemudian pada saat Bachrun menganggur, Bachrun menggunakan kesempatan itu untuk mengajar di PGA, karena kebetulan Bachrun juga merupakan  alumni dari PGA. Selain mengajar Bachrun juga mengisi waktu luang dengan berbagai kursus. Kembali termotivasi dan semangat BVachrun mencoba mendaftar ke IKIP untuk yang kedua kalinya di tahun 1978. Pada saat itu Bachrun mengambil jurusan Bahasa Indonesia yang juga merupakan batu loncatan. Namun ternyata Bachrun kembali dinyatak tidak lulus. Karena Bahasa Indonesia pun sama memiliki jumlah pendaftar yang membludak. 

Ketika dua kali Bachrun dinyatakan tidak lulus di IKIP, Bachrun mencoba peruntungan lain dengan mendaftar ke IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan diterima. Pada saat itu IAIN hanya memiliki tiga fakultas yaitu Ushuluddin, Tarbiyah dan Syariah. Pada saat itu persyaratan masuk IAIN dengan cara mengisi soal kesyariahan., keushuluddinan, dan ketarbiyahan. Dan hasil tes akan menentukan di fakultas mana kita diterima. Bachrun pada saat itu memasuki fakultas Ushuluddin. Menjalani perkuliahan selama empat tahun akhirnya, Bahrun lulus dengan judul skripsi 'Peranan Dakwah Terhadap Lingkungan Hidup di Desa Cipadung. Selanjutnya Bachrun kembali menyusun skripsi dengan judul 'Peranan TKS Budsy Terhadap Dakwah Islamiyyah' dan meraih gelar Drs dalam jangka waktu dua tahun.
Bachrun selanjutnya juga memaparkan mengenai bagaimana riwayat pekerjaan dan pengalaman pekerjaan yang pernah dia kenyam. Pada awalnya Bachrun mengabdi dan sempat magang di perpustakaan selama tiga tahun, hingga akhirnya di angkat menjadi PNS pada tahun 1983. Pada tahun 1986 Bachrun diangkat menjadi Kasubag perpustakaan sebagai administrasi  hingga tahun 1989. Prestasi Bachrun semakin meningkat ketika tahun 1989 sampai 1993 diangkat kembali menjadi ketua perpustakaan, meningkat kembali Bachrun diangkat menjadi Kabag Administrasi ditahun 1993 sampai tahun 1996. Bahkan Bachrun juga diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi Ketua Jurusan PMI (Pengembangan Masyarakat Islam) namun hanya selama Sembilan bulan karena disaat yang sama juga sedang menjabat sebagai Ketua Perpustakaan. 

Pada tahun 1999 sampai 2007 Bachrun diangkat menjadi Pembantu Dekan 2 Fakultas Dakwah. Selanjutnya di tahun 2008 Bachrun diangkat kembali menjadi sekertaris PIKI ( Pusat Informasi Kajian Islam) dan kembali mengemban amanat untuk bekerja dengan dua jabatan karena juga diangkat menjadi sekertaris DKM Ikomah UIN Bandung.  Sampai akhirnya tahun 2012 diangkat menjadi Ketua DKM sampai sekarang.

Selama menjabat di berbagai temapat Bachrun mengaku bahwa semua pekerjaan yang dia emban dia jalani dengan penuh ikhlas dan menikmati pekerjaanya dengan tulus, sehingga semua pekerjaan tidak pernah terasa berat. Motto hidup yang selalu di pegang teguh oleh Bachrun sendiri adalah "Berjasalah tetapi jangan meminta jasa" . Jadi Bagi Bachrun berjasalah kita sebagai umat manusia kempada umat manusia lainnya. Senantiasa berbuat baik kepada semua orang dan jangan pernah sekalipun kita meminta balasan dari orang lain tyang telah kita bantu. Tetapi jika orang tersebjut ingin memberi kepada kita, janganlah kita menolak pemberian dari orang lain. Terakhir Bachrun juga mengungkapakan mengenai harapan yang dia inginkan dalam hidupnya. Harapan yang selalu Bachrun inginkan adalah untuk bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain.


Reporter: Ai Siti Rahayu/KPI 3 A

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023