Penjelasan Hadits-Hadits Dakwah


Judul : Kompilasi Hadis Dakwah
Penulis : Drs. H. Chatib Saefullah, M.Ag.
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media
Cetakan : 1
Tahun Terbit :  2018
Tebal : 192 halaman
ISBN : 978-602-7973-63-3
Harga : Rp 50.000,00

Buku ini menghimpun hadis-hadis yang berkaitan dengan tema dakwah, dan upaya menerjemahkan dakwah dalam persepktif hadis, juga menjawab kelangkaan referensi hadis dakwah. Kitab-kitab hadits yang menjadi sumber cenderung berisi hadis tentang fiqih. Karena itu, buku ini disusun dengan cara mengumpulkan berbagai literatur mengenai sejarah Nabi SAW.disertai penjelasan ilmiah yang berkaitan dengan tema pokok kandungan suatu hadis. Buku ini tidak semuanya berisi tentang hadis dakwah, hanya satu bab saja yang bersisi hadits tentang dakwah, selanjutnya kebanyakan tentang fiqih dan akhlaq.
Dibagian pertama, buku ini menjelaskan Hadis tentang Dakwah, mulai dari dasar dakwah, pengertian dakwah, tujuan dakwah, pesan dakwah, tokoh dakwah, pendekatan dakwah, metode dakwah, media dakwah, media dakwah, masyarakat dakwah, lembaga dakwah, bidang dakwah, dan ancaman bagi yang meninggalkan dakwah. Dibab kedua penulis tidak lagi membahas hadis tentang dakwah, tapi membahas Hadis tentang Din Al-Islam. Din Al-Islam ialah Agama islam yang berisi tentang dasar-dasar keislaman, yang meliputi pemahaman tentang iman, pemahaman tentang islam, pemahaman tentang ihsan, dan pemahaman tentang sa'ah. Dibagian ketiga membahas Hadis tentang Ikhlas, mulai dari pengertian, dan pengaplikasian tentang iklas. Dibagian keempat membahas Hadis tentang Akhlak, yang meliputi dua aspek utama dalam pembahasannya, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dibagian kelima penulis menjelaskan Hadis tentang Dosa besar mulai dari pengertian, dan hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan dosa besar. Dibagian keenam membahas Hadis tentang Etos, etos ialah sikap, kepribadian, dengan keyakinan terhadap sesuatu. Pembahasannya meliputi ethos dalam bekerja, ethos keilmuan, etos kepedulian sosial, tentang kepemimpinan, seni, dan pembinaan keluarga. Dibagian ketujuh penulis membahas hadis tentang kesehatan, mulai dari kesehatan jasmani dan rohani, juga kesehatan sosial. Dibagian terakhir yaitu bagian kedelapan, penulis membahas hadis tentang larangan menggunakan narkoba dan barang-barang yang diharamkan oleh agama islam.
Penjelansannya sangat rinci dan mudah dipahami, sehingga para pembaca tidak akan mengulang kembali bacaan yang telah dibaca. Metode penyampaian dalam buku ini seperti sharing/ ngobrol, jadi didalamnya tidak ada poin-poin khusus, tapi semuanya berisi tentang penjelasan dari argumen penulis.  Buku ini sangat penting bagi mahasiswa Fakultas Dakwah, pelaku dakwah, dan masyarakat umum yang berminat mendalami hadis. Meskipun tidak semuanya mencakup tentang dakwah tapi buku ini menjelaskan tentang berbagai aspek atau materi buat kita berdakwah. Sehingga calon mubaligh mengetahui apa itu dakwah dan apa saja yang menjadi bahan materi untuk berdakwah melalui buku ini.

Penulis:
Ranti Daryanti
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Resensi, Bung Karno "Menerjemahkan Alquran"

·           DATA BUKU

Judul Bung Karno "Menerjemahkan Alquran"

Penulis : Mochammad Nur Arifin

Penerbit : Mizan

Cetakan : Mei 2017

Tebal : xvi + 266 halaman

ISBN : 978-602-441-028-5

 

·         PARAGRAF

 

1        (pembukaan) : Bung Karno mengatakan bahwa :" aku dikutuk bagai bandit, di puja bagai dewa" maka tidak salah lagi jika bung Karno di cap sebagai tokoh yang berideologi nasionalis-sekuler. Muncul pula ideologi Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno dan dituduh sebagai ideologi sekuler.

2        (isi) : buku ini menceritakan tentang religius, Pemikiran keislaman dan jalan nasionalis-religius Bung Karno ini lahir dari sebuah kegelisahannya dimana figur Soekarno dengan segala atribut yang melekat pada dirinya direndahkan, dinistakan, atau dalam istilah yang lebih "vulgar" de-Soekarno-isasi. Jika Soekarno bisa dinistakan, maka akan banyak pintu menistakan Pancasila, NKRI, dan lainnya (hlm. x).

3        (isi) : buku ini secara jelas menyadarkan orang yang tidak percaya dengan keislaman Soekarno

4        (isi) : Soekarno membuat seisi ruang sidang PBB ke-15 itu terperangah. Kala itu Soekarno berpidato dengan judul: To Build the World a New (Membangun Tataran Dunia Bru). Adapun salah satu intinya pidato tersebut adalah pesan perdamaian dan toleransi, yang digali dari Alquran surat Al-Hujarat ayat 13. Uraian Bung Karno ini kemudian dicatat sebagai ucapan yang sangat religius dalam sebuah sidang PBB (hlm. 32).

5        (isi) : Bung Karno sering kali menggunakan ayat pada pidatonya dan memberitahu bahwa Al-quran itu dalam isinya terdapat nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kebangsaan

6        (isi) : Puncak perjalanan spiritualitas Soekarno mencari kepuasaan batin menemukan makna ketuhanan pada akhirnya bermuara pada Alquran. Banyak tokoh ditemui. Beragam buku dibacanya. Namun pada akhirnya, Alquran yang memberikan jawaban paling memuaskannya. Alquran menjadi titik akhir pengembaraan Bung Karno mencari Tuhan. Pada kitab suci itulah "dahaga" ruhani Bung Karno terpuaskan (hlm. 164).

7        (isi) : buku bung Karno 'menerjemahkan Al-quran' ini menjawab segala tudingan tersebut. buku ini sebagai wawasan anak bangsa bahwa islam dan nasionalisme tidaklah bertentangan.

8        (isi) : dalam buku ini di tuliskan betapa cintanya Soekarno terhadap negara hingga akhirnya cinta kepada tuhan, masa muda yang sangat menggebu-gebu ditunjukan oleh Bung Karno.

9        (isi): Ia sadar sesadar-sadarnya bahwa tidak ada alasan bagi pemuda Indonesia untuk menikmati kesenangan dengan melarikan diri ke dalam dunia khayal. Sementara kondisi bangsa dan negara Indonesia kala itu miskin, malang, dan dininakan (hlm. 195).

10    (penilaian) : buku ini sangat penting bagi yang telah merendahkan sosok pahlawan bangsa Indonesia ini

11    (penilaian): dari buku ini kita bisa melihat bagaimana islam dan keindonesiaan yang setara

12    (penilaian) : buku ini sangat secara luas, karena bukan hanya jiwa nasionalisme nya atau gagasan-gagasan Soekarno tunjukan tetapi juga langkahnya agamis.

13     (kesimpulan) : dari situlah Bung Karno dikenal dengan jiwa nasionalisme nya yang kental di jiwanya, bagi dirinya nasionalisme adalah api pembakar perjuangan.

 

Nilai Toleransi Dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW


Judul                : Nilai Toleransi Dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW Menyingkap Pesan                 Damai Piagam Madinah
Penulis             : Jamal Ghofir, MA
Penerbit          : Dialektika
Tahun Terbit   : 2017
Tebal Buku      : 194 Hal
ISBN                 : 978-602-61507-8-3

Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama menegaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan kepada seluruh umat manusia secara arif dan bijaksana. Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, islam dapat menjamin akan terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umatnya manakala ajaran islam dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan benar sebgaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Peranan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin sekaligus mubaligh mampu menarik hati dan perhatian berbagai lapisan masyarakat kota Madinah. Materi-materi dakwah yang disampaikan beliau yang mengedepannkan nilai toleransi dalam nilai kehidupan masyarakat yang berbeda suku, ras serta agama seperti yang telah tertulis dalam kesepakatan yang dikenal dengan sebutan "Piagam Madinah". Misi profetik yang diemaban Nabi itu diwujudkannya dalam kehidupan sosialnya yang tamoak nyata dalam upaya menegakkan keadilan sosial, kesetaraan dan perdamaian. Spirit "Rahmat bagi semesta" adalah semangat cinta kasih yang akan mendorong kehidupan yang lebih baik dan indah. Dari sinilah peradaban akan dibangun atas prinsip saling mengenal, merawat, melindungi dan memekarkan satu sama lain. Bukan sebaliknya, saling mencurigai, membenci dan mengahnacurkan satu sama lain.

Banyak keunggulan dari buku ini diantaranya didalam buku ini mengungkap sejarah nabi Muhammad SAW mendakwahkan islam pada zaman dulu begitu pula dengan sejarah "Piagam Madinah". Dari buku ini pula kita dapat belajar tentang nilai-nilai toleransi yang terkandung dalam piagam mandinah tersebut, serta nilai-nilai toleransi yang diterapkan nabi Muhammad SAW dalam jalan dakwah beliau. Dan dari piagam madinah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Madinah sebagai pondasi awal toleransi beragama. Buku menjelaskan pula beberapa pokok ajaran islam dalam toleransi, prinsip-prinsip islam dalam toleransi serta aspek-aspek dalam toleransi itu sendiri.

Buku ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Salah satu kelemahan atau kekurangan buku ini adalah tata bahasa yang di gunakan dalam buku ini masih dalam tata bahasa yang sulit untuk dipahami oleh para pembaca karena penggunaan bahasa pada buku ini masih menggunakan bahasa-bahasa yang ilmiah, yang sulit untuk dipahami dan memerlukan media untuk memahaminya seperti kamus untuk menafsirkan kata-kata tersebut.

Buku ini cock diperuntukkan oleh para mahasiswa-mahasiswi dan para da'i karena gaya bahasanya yang ilmiah dan isi buku ini berkaitan dengan keadaan saat ini.

Nama  : Winny Febrianti Ali
NIM     : 1174020177
Kelas    : KPI 3 D

 

 

 

 

Sejarah Peradaban Islam

Judul Buku :  Sejarah Peradaban Islam
Nama Penulis : Ratu Suntiah, M.Ag. dan Maslani, M.Ag.
Tahun Terbit : September, 2017
Nama/ Tempat Terbit  : Rosdakarya
Jumlah Halaman : 324 Halaman
Kota Terbit : Bandung
Cetakan : Pertama
Harga Buku : 48.000


Peristiwa sejarah merupakan inspirasi bagi umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti masa silam. Sebaliknya, ia mendorong manusia agar mapu mengambil hikmah yang agung demi menggapai masa depan  yang lebih baik.
Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa risalah din al-Islam telah melakukan revolusi mental, yang pada akhirnya dapat mengubah bangsa Arab menjadi bangsa yang berperadaban. Perjalanan panjang umat islam dari awal hingga sekarang  penuh dengan liku-liku, pasang surut kejayaan dan kehancuran telah dialaminya, pada masa klasik, umat Islam telah mampu membuktikan kejayaanya, sehingga dapat menorehkan tinta emas dalam khazanah ilmu pengetahuan, terutama pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan al-Maknum. Berbagi ilmu pengetahuan yang dihasilkan masa itu telah dijadikan pedoman bagi ilmu-ilmu yang ada saat ini.
Salah satu contoh karya yang cukup monumental adalah Al-Qanun fi al-Tibb (Canon of  Medicine), buku referensi dibidang kedokteran yang telah digunakan dunia selama berabad-abad. Buku tersebut merupakan salah satu karya besar ilmuwan muslim, Ibnu Sina, yang dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat. Mengingat pentingnya mengetahui sejarah dalam dunia Islam,  buku ini berusaha memaparkan rangkaian peristiwa yang dialami muslim sejak masa lahirnya Islam. Karena itu buku ini sangat penting dibaca oleh  semua kalangan, terutama oleh pihak-pihak yang memiliki perhatian serius terhadap kajian sejarah peradaban Islam. 
Membincang Sejarah peradaban Islam tidak sama dengan mendiskusikan sejarah peradaban Arab. Letak perbedaan bisa dilihat dari objek kajian berupa agama yang bersifat meluas. Kita tahu Islam tidak sebatas hubungan murni sosial, ibadah, dan penghambaan. Melainkan keluasan objek yang melintas batas sekat primordial suku-bangsa. Inilah yang kerap disebut fungsinya sebagai rahmatan lil'alamin. Dari sinilah Islam menjadi wadah yang bisa membuat aneka corak pandang keislaman yang menghilirkan simpulan betapa kayanya peradaban Islam.
Obrolan sejarah menggunakan bahasa orang tempo dulu. Tentunya, buku ini menapaktilasi laku-laku muslim masa lalu. Dimulai dari Nabi Muhammad Saw hingga perkembangan kontemporer, sebaran Islam di seantero penjuru dunia. Penulis buku terbilang selektif dengan tidak menguar seluruh  narasi-narasi peradaban Islam. Pertama, buku bertema sejenis telah melimah ruah. Kedua, hampir-hanpir narasi yang dikemukakan dalam buku-buku sejenis ini kurang lebih sama persis, tidak ada gaya baru maupun tafsir ulang periswtiwa sejarah. Karena itu, penulis buku tampak ingin melakukan penyerangan dan pemaparan menukik.
Hal itu bisa dilihat dari keberanian penulis buku untuk sedikit banyak menulis sejarah muslim dengan adil. Tidak saja hanya membabarkan hikayat kemajuan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah seperti yang sering dikemukakan selama ini. Melainkan secara berjiwa besar membuka kepingan-kepingan  kelam yang turut menyertai. Diantaranya: Perang Jamal, Perang Shiffin, sosol Abu Abbas as-Shaffah, dan peristiwa Mihnah. Spertinya penulis berkeinginan agar penceritaan sejarah pilu itu bisa menjadi ibrah (pelajaran) bagi muslim di masa sekarang dan mendatang; bahwa persatuan umat jauh teramat agung bila dibanding anasir kekuatan yang bersifat pragmatis dengan rentan memecah belah kerukunan. Lebih lanjut, buku ini juga memancing hasrat pembaca dengan seksam menundukan perkara terhadap hal-hal yang selama ini menjadi ajang perdebatan dan nuansa sensitivitas tinggi. Contohnya saja penulis buku cukup mendetail menyodorkan kronologi kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan yang berbalut aroma nepotisme.
Dalam konteks itu, penulis buku tidak sama sekali mengajak pembaca layaknya hakim. Semisal memutuskan Khalifah Usman "bersalah" yang menjalankan roda pemerintahan tidak sesuai prinsip good governance. Sikap cermat dan adil merupakan hal asasi seorang yang berhasrat mengemukakan sejarah. Makan, yang perlu dipaparkan penulis buku adalah menyibak alasan-alasan  logis, kontekstual, dan faktual latar belakang kebijakan Khalifah Usman memasukkan sanak-saudaranya dalam birokrasi (hlm:87).
Keagungan baitul hikmah  sebagai labolatorium besar keilmuan era Khalifah Harun Alrasyid yang memang perlu untuk diberikan kepada pembaca. Berjilid-jilid buku atau kitab kerangan dan hasil riset para ilmuan muslim telah dihasilkan. Pun, hingga menjadi rujukan dan sumbangsih besar pada era sekarang macam kitab Alqanun fi altibb karya Ibnu sina. Romantisme kebanggaan masa lalu tersebut seharusnya manjadi motivasi agar muslim era sekarang cepat-cepat bangun dari tidur panjang dan lekas berpacu mengembangkan ilmu bersendikan nilai agama.
Membedai dari buku pertama sejenis, buku ini melengkapi bahasan penyebaran Islam di Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Myanmar, Metode masuknya mengunakan jalur budaya, pendidikan, dan perniagaan. Tiga jalur ini disebut-sebut merupakan metode paling efektif dalam mematri corak keislaman yang sebenarnya: ramah dan santun. Ada negoisasi budaya yang dibangun antara nilai-nilai Islam sebagai pendatang dan unsur lokalitas, Pendakwah di kawasan Asia Tenggara, memadukan keduanya dalam terma akulturasi dan asimilasi budaya. Dengan itu pesan implisit untuk citra Islam berwajah sejuk ialah berdakwahlah dengan ramah, bukan dengan marah-marah sambil memvonis bid'ah, layaknya fenomena keberagaman dewasa kini.
Kelebihan dan Kekurangan Buku. Kelebihan buku: Dinamika penulisannya cukup sistematis antar bagian satu dengan bagian lainnya, Isi buku berbobot, analisanya didampingi dengan fakta, penggunaan kalimat dan penepataanya sangat sesuai. Aspek tata wajah, kebersihan, dan kualitas cetaknya bagus sesuai dengan yang dibahas dan kualitas sesuai dengan harganya. Sedangkan kekurangan buku:  ada beberapa kalimat yang memakai pemborosan kata atau tidak efektif. Dan lebih kearah berbelit-belit atau tidak langsung ketopik pembahasan.


Nama Peresensi : Rika Sholehah Mahasiswi KPI 3D UIN SGD Bandung.


Indonesia jadi Langganan Bencana

"Indonesia jadi langganan Bencana"

 

Belum kering luka yang dirasakan masyarakat indonesia setelah kejadian yang menipa Lombok,Palu dan Donggala. sekarang di tambah lagi luka yang baru yaitu Tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung. Yang telah menewaskan lebih dari 11 ribu orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir data kerusakan sementara dari dampak tsunami dihimpun Posko (BNPB) hingga 24 Desember 2018, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.

Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali dirasakan oleh masyarakat indonesia beberapa silam juga terlah terjadi Tsunami besar di Aceh yang telah memberikan luka yang mendalam bagi bangsa ini.

Kejadian seperti ini memang tidak dapat kita hindarkan karna nusantara ini memang sudah menajdi langganan bencana, maka dari itu kita sebagai penghuni negeri ini hanya bisa menerima dan berdo'a.

 

Sebagai saudara setanah air harusnya saling membantu, yaitu dengan memberikan bantuan berupa dana. Jika tidak bisa memberikan bantuan dana setidaknya memberikan do'a, dan untuk korban yang selamat semoga diberikan ketabahan dan semangat kembali untuk melanjutkan kehidupan.

 

Reporter : Yenni Afrilia/3d

Resensi Buku_ Buku Pembelajaran Perspektif Islam

 Identitas Buku
Judul Buku      : Pembelajaran Perspektif Islam
Pengarang     : Jamaluddi, M,Pd, Acep Komarudin,M.Ag, Koko Khoerudin,M.Pd.I
Peneribit     : PT Remaja Rosda Karya, Bandung
Cetakan      : Cetakan Pertama, April 2015
ISBN          : 978-979-692-609-1

Pembelajaran merupakan suatu yang terpenting dalam kehidupan. Sesutau yang menjadi kebutuhan mendasar dalam kehidupan terkhusus bagi manusia. Pembelajaran bisa dikatakan sebuah arti ataupun proses yang dilakukan oleh seseorang pembimbing (Guru) untuk memberikan pengetahuan kepada komunikannya (Muridnya) untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, bahkan bagaimana mempelajari pertahanan hidup di modernnya dunia sekarang.

Dalam buku ini membahas tentang apa itu makna dari belajar. Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang merupakan hasil interaksi, bimbingan dan pengalaman dengan melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Mengapa manusia belajar ? Manusia belajar disebabkan karena kebutuhan hidupnya dalam rangka mengubah dirinya dari makhluk yang lemah menajadi pribadi yang social, etis atas ridho Allah SWT. Sedangkan pembelajaran adalah penciptaan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Jikalau ada belajar pasti ada pembelajaran. Bisa dikatakan proses belajar dan pembelajaran merupakan suatu perkembangan yang dinamis dari kegiatan belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi dari suatu perubahan.

Dalam proses pembelajaran pasti ada system. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan. Sistem juga ditunjang dengan adanya strategi. Umumnya strategi adalah seni untuk merencanakan dan menyelenggrakan suatu pembelajaran. Strategi bisa teroptimalkan apabila didukung dengan keaktifan dari strategi pembelajaran seperti struktur pembelajaran, motivasi siwa, ekspektasi guru, pertanyaan-pertanyaan terhadap kelas, memaksimalkan waktu dan pembelajaran konstruktif.

Selanjutnya terdapat langkah-langkah penyajian sistematis dalam bentuk serangkain urutan tindakan procedural yang berkesinambungan. Nah, dalam pola kegiatan pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran menunjuk tentang cara-cara merencanakan suatu lingkungan belajar tertentu.

Tak hanya itu hal in juga diperkuat dengan pendekatan dalam proses pembelajaran, yang mana keterampilan proses dapat diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik dan social yang mendasar. Pendekatan akan berjalan lurus jika diimbangi dengan metode.  Bisa diketahui bahwa metode merupakan sebuah alat yang efektif. Dan bab yang terpenting yaitu sumber belajar .Sumber belajar bisa dari mana saja. Ini merupakan komponen dalam pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan kegiatan belajar seseorang.

Nah, Kelebihan dari buku "Pembelajaran Perspektif Islam" ini yaitu dalam setiab bab yang tercantum terdapat rangkuman, referensi serta latihan, Materi yang disampaikan juga sangat teoritis, cover luar juga sangat menarik, kesesuaian dengan tema yang dibahas

Namun, ada juga kekurangannya yaitu halam cover dalamnya hitam putih, cover per bab juga hitam putih tidak berwarna, selanjutnya dalam penggunaan kertasnya hitam putih yang mambuat monoton pembacanya.
 
Nama : Wulan Novita Sari
Kelas : KPI 3 D
NIM : 1174020178

Cegah Cacat Informasi Melalui Literasi Media untuk Toleransi dan Peradaban Islam



Masih teringat desas-desus yang mengatakan bahwa tahun 2012 akan tejadi kiamat, hoaks yang berujung pada pembenaran terhadap fakta bahwa sangat banyak masyarakat yang minim dalam hal pengetahuan. Tak kalah menarik hoaks ini laris manis dikonsumsi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, sementara dalam Islam jelas diajarkan bahwa tidak ada seorangpun yang benar mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Salah ataupun tidak, nyatanya mayoritas tadi telah menjadi objek pembodohan sebagai akibat adanya cacat pengetahuan.

Hoaks itu kembali menyeruat beberapa waktu belakangan, akibat fanatisme politik yang acap kali melampau batas normal tabrak sana tabrak sini melakukan pembenaran dan  judgement terhadap lawannya. Perbedaan pilihan politik menimbulkan kubu-kubu yang saling menyerang gagasan tanpa landasan fakta dan data, akhirnya lahirlah informasi prematur yang  menimbulkan kegaduhan.  Melihat hal tersebut jelas bahwa perkembangan hoaks makin tahun makin subur di negeri yang masyarakatnya minim pengetahuan ini.

Sebagai akibat adanya politik praktis tersebut, hoaks makin tak terbendung. Konteksnya pun makin diperseksi dengan pemilihan isu-isu sensitif, seperti persoalan ekonomi bahkan sampai membawa-bawa agama dan kepercayaan. Kemasan-kemasan isu tersebut dipercantik untuk kemudian disebarluaskan  melalui media berita ataupun media sosial. Percantik dimaksudkan kepada pembuatan berita-berita yang sensasional dan mengundang kontroversi. Sebut saja isu-isu keagamaan seperti politisasi ulama, terorisme dan radikalisme, sehingga masyarakat yang minim pengetahuan akan dengan mudah terhasut. Lagi-lagi hoaks yang membawa-bawa isu keagamaan semacam itu, telah menegasikan otoritarian kelompok mayoritas kepada minoritas yang kemudian menciptakan manusia-manusia yang intoleran.

Terhadap perkembangan hoaks di Indonesia, banyak faktor yang turut memperparah hal tersebut. Bukan hanya karena adanya kepentingan kelompok tertentu, hoaks makin berkembang juga karena adanya perkembangan teknologi. Teknologi ini bukan hanya membantu pencipta hoaks dalam memproduksi dan menyebarluaskan saja, melainkan perkembangan itu juga berdampak terhadap makin mudahnya masyarakat untuk mengakses konten-konten hoaks. Sayangnya kemajuan itu tidak diimbangi dengan kemajuan penggunanya, sehingga arus buruk kemajuan teknologi itu tidak terhindarkan.

Menilik hal lainnya juga bahwa budaya masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi berita turut berpengaruh terhadap makin parahnya penyebaran hoaks. Tidak dipungkiri bahwa berita sensasional lebih banyak dibaca oleh masyarakat ketimbang berita-berita yang sifatnya informatif dan mendidik. Hal tersebut dimanfaatkan oleh kelompok produsen hoaks untuk menggiring opini melalui pemberitaan dengan data-data palsu yang mengundang banyak sensasi. Makin diperparah pula dengan keberadaan media-media arus utama yang mengejar rating dengan ikut bermain dalam sirkus pemberitaan hoaks. Seakan telah melupakan hakikat media menjalankan fungsinya untuk mendidik, media saat ini lebih banyak berburu harta dan tahta  ketimbang menyuguhkan fakta.

Berita hoaks sangat memberi dampak terhadap stabilitas kehidupan masyarakat, isu-isu sensitif yang diputar balikkan makin menyulut perselisihan akibat silang pendapat. Masyarakat bar-bar yang minim pengetahuan juga budaya membaca media oleh masyarakat mayoritas muslim Indonesia yang  seperti di atas, pada akhirnya membawa Islam dan Indonesia hanya stak tanpa perkembangan. Lingkungan telah memberikan peluang untuk maju, respon justru berbalik dan sifat masyarakatnya  menutup pintu untuk moderniasai. Anggapan bahwa modernisasi telah membawa keburukan bagi kehidupan beragama tidak sepenuhnya benar. Layaknya bakteri, tidak semua proses modernisasi hanya berefek buruk, masyarakat cerdas akan memanfaatkan modernisasi untuk hal yang berguna bukan hanya terus-terusan dipandang sebagai hal buruk.

Cerdas itu makin perlu utamanya untuk menyikapi perkembangan teknologi, pemahaman akan media yang cukup, bermanfaat untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dalam menerima Informasi dan berita. Sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat Islam yang modern maka perlu ada pembekalan terkait literasi media. Itu karena masyarakat perlu memiliki keahlian dalam memilah, menganalisis juga pemahaman tentang kehidupan media. Masyarakat akan paham bagaimana kerja sebuah media, dapat memahami citra dan integritas sebuah media dalam mengemas pemberitaan. Dengan begitu cerdas bermedia memungkinkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya kebenaran sebuah berita juga  filterisasi informasi yang lebih baik. Cerdas bermedia turut serta dalam upaya untuk membangun masyarakat yang toleran dan memutus mata rantai fanatisme negatif terhadap satu kepercayaan.

Urgensi literasi media bagi masyarakat berangkat dari makin maraknya hoaks yang membawa pada ketidak tentraman kehidupan lintas kepercayaan di Indonesia. Kecakapan ini yang selanjutnya memberi dampak baik untuk membentuk masyarakat khususnya muslim yang modern. Karena barometer untuk menentukan suatu kelompok masyarakat telah modern salah satu caranya ialah tingkat toleransi yang dapat terbentuk dengan adanya literasi media yang cukup.


Abdul Azis Said, KPI 3 A


Tuntutan Gaya Hidup Picu Perilaku Korupsi



Menilik realitas yang ada, banyak dari koruptor adalah mereka yang sudah termasuk layak dalam hal ekonominya. Berangkat dari hal tersebut, seakan korupsi telah menjadi profesi sampingan yang luarbiasa menjanjikan hingga pejabat lupa akan sumpah baktinya.

Bukan koruptor namanya jika masih peduli pada nilai-nilai moral, adanya degradasi terhadap prilaku jujur pejabat menggadaikan kewajibannya memberikan pelayanan  terhadap masyarakat. Justru berbalik, prilaku korupsi menggrogot dan merampas hak masyarakat. Sehingga tidak salah bahwa koruptor hanyalah benalu yang cacat moral.

Keberadaan peraturan dan Undang-Undang sebagai instrument pendisiplinan prilaku pejabat, tidak serta merta maksimal dalam pencegahan korupsi. Dilain tempat, KPK dibentuk sebagai lembaga investigasi, namun lagi-lagi interfensi terhadap lembaga tersebut makin melemahkan fungsinya. Kemudian media hadir sebagai watch dog membuka semua kedok menjijikkan koruptor.

Melihat media membuka temuan bukti korupsi, kebanyak dari barang-barang hasil korupsi adalah benda-benda berharga dengan nilai jual tinggi. Rumah mewah, mobil hingga surat-surat berharga menjadi temuan oleh KPK dan pihak terkait. Dengan tuntutan gaya hidup kaum urban, barang-barang hasil korupsi menjadi investasi haram yang menjanjikan jika tidak lebih dulu terciduk.

Menjadi kaya telah membutakan hati sebagaian pejabat, cara yang salahpun – perilaku korupsi – menjadi pembenaran untuk memenuhi hasrat gaya hidup. Beberapa istri memaksa untuk berpakaian modis dan memiliki tas branded, apa daya untuk memenuhinya sang suami perlu bergadai integritas. Bukan hanya itu, banyak tuntutan gaya hidup lain yang juga menjadi magnet untuk terjun dalam perilaku menjijikkan tersebut.

Karena itu, perlu ada kontrol diri untuk selalu menyeimbangkan antara gaya hidup dengan kemampuan ekonomi. Memaksakan untuk bisa hidup mewah namun tidak mampu, biasanya seseorang akan mencari jalan instan salah satunya ialah dengan korupsi. Selain itu perlu adanya kerjasama semua pihak guna memberantas korupsi, dari elite hingga masyarakat biasa juga hadir untuk mengontrol kinerja birokrasi.


Abdul Azis Said, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SGD Bandung, Jl. Manisi Cibiru Kota Bandung, 085298763184, abdulazissaid07@gmail.com

Peran Bersama untuk Menjaga Lingkungan



Menjelang penghujung tahun, curah hujan makin meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Itu ditandai dengan perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan. Perubahan tersebut diikuti pula dengan potensi-potensi bencana yang siap mengintai, banyaknya adalah potensi banjir bahkan tak jarang pula tanah longsor.

Bagi masyarakat perkotaan, banjir seakan menjadi hal yang paling dihindari bahkan untuk semua orang. Ini dikarenakan datangnya bencana tersebut dapat menghambat mobilitas masyarakat. Terlebih lagi bagi masyarakat yang bermukim di sekitaran bantaran sungai, potensi kerugian akibat banjir semakin besar dikarenakan tempat tinggal mereka yang bisa saja terendam. Sehingga segala aktivitas pun ikut terhambat.

Besarnya kerugian atas potensi bencana tersebut menuntut banyak pihak untuk terlibat merumuskan solusi pencegahan juga penindakannya. Semua pihak perlu pula melakukan deteksi dini apabila dirasa potensi bencana tersebut semakin besar, yaitu dengan melakukan pengungsian juga penanganannya.

Peran pemerintah selaku lembaga yang berwenang melayani masyarakat juga menertibkannya, dirasa perlu dengan melalui penerbitan aturan-aturan terkait menjaga lingkungan yang lebih mengikat dan berefek jera. Ini diperuntukkan agar mampu menekan tingginya pelanggaran terhadap kerusakan lingkungan. Bukan hanya itu, pemerintah juga berkewajiban memberikan pelayanan sanitasi yang layak dan memadai, mulai dari penertiban bantaran kali hingga akses pengairan perkotaan yang tertata.

Bukan hanya tugas satu pihak saja, menjaga lingkungan juga menjadi tugas yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Peran serta itu dimulai dari tiap individu untuk membangun kesadaran dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, masyarakat khususnya yang bermukim di tepian kali juga bertugas ganda untuk bahu membahu menjaga agar lingkungan kali tidak menjadi lokasi pembuangan sampah, agar tidak terjadi penyumbatan yang berakibat pada terjadinya banjir. 


Abdul Azis Said, Mahasiswa KPI 3 A

Kolom Komentar Bukan satu-satunya Ruang untuk Berpendapat


Tak jarang kita temui beberapa akun selebriti dan tokoh terkenal yang menutup akses komentar pada postingan Instagramnya. Fenomena ini belakangan makin masif menular pada banyak akun, entah apa motif utamanya, namun premis yang berkembang ialah adanya harimau jelmaan yang memiliki kuasa dalam menciptakan stigma positif atau bahkan negatif terhadap seseorang, dia adalah yang kita kenal sebagai netizen.

Warganet atau netizen menjadi komunitas massal yang mencakup semua pengguna internet. Namun apa daya, kemajuan internet tidak sepenuhnya berdampak baik terhadap masyarakat. Justru berseberangan, adanya internet terbarukan membentuk komunitas baru yang kemudian menempatkan dirinya sebagai pendisiplin atau bahkan sebagai polisi Internet.

Netizen sebagai bagian dari polisi internet, kenapa demikian, ini dikarenakan adanya kuasa netizen yang dengan mudahnya menentukan antara moral baik dan moral buruk masyarakat. Sebagai polisi moral, netizen juga ambil bagian terhadap makin parah dan tingginya akses bully di Internet. Lengkapnya ialah, netizen saat ini menjalankan fungsi lainnya sebagai polisi moral internet yang bebas menentukan antara orang yang baik dan yang buruk, termasuk bebas berkata apapun.

Dampak dari adanya fenomena tersebut ialah adanya ketidaknyamanan bagi pengguna internet. Dengan kuasa netizen mungkin setiap orang bebas berkata dan berkomentar apapun terhadap orang lain, namun kembali lagi yang dipertanyakan ialah seberapa mampu psikis orang tersebut menerima berbagai komentar dan hinaan yang dilontarkan oleh kebanyakan netizen. Pada akhirnya polisi moral tersebut hanya menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan pengintai, namun justru tidak mengayomi.

Dengan fenomena tersebut, masyarakat perlu sadar, utamanya bagi pengguna Internet. Betapapun besarnya godaan untuk berselancar bebas untuk berkomentar, ada hal yang juga perlu dipahami oleh setiap orang, yakni orang lain juga memiliki hak tolak untuk menerima komentar, apalagi jika komentar tersebut bukanlah masukan yang tidak membangun.


Abdul Azis Said, Mahasiswa KPI 3 A




Resensi Buku "Kapita Selekta Komunikasi: Pendekatan Budaya dan Agama"



                                                  Oleh: Siti Zulfania Arifin

Identitas
Judul Buku      : Kapita Selekta Komunikasi "Pendekatan Budaya dan Agama"

Penulis             : Drs. Ujang Saefullah, M.Si

Editor              : Nunik Siti Nurbaya

Penerbit           : Simbiosa Rekatama Media

Cetakan           : I. September 2007, II. September 2013

Tebal               : XVIII + 238 Halaman

ISBN               : 979-3782-33-1

Rangkuman Buku
Perkembangan ilmu komunikasi telah merambah ke berbagai dimensi kehidupan kita, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Dimensi politik melahirkan komunikasi politik dan komunikasi internasional; dimensi ekonomi melahirkan komunikasi bisnis; dimensi budaya melahirkan komunikasi antarbudaya dan antarperadaban, dimensi agama melahirkan komunikasi antaragama, komunikasi Islami, dan komunikasi transendental.

Komunikasi transedental adalah komunikasi yang berlangsung antara diri kita dengan sesuatu yang gaib. Untuk memahami komunikasi transendental secara alamiah, dapat ditelusuri lewat filsafat Islam. Sama halnya dengan komunikasi transendental, komunikasi antarperadaban merupakan ilmu tentang istilah kontemporer yang belum banyak dikaji dan kurang mendapat perhatian dari berbagai kalangan; baik para ilmuwan komunikasi, maupun praktisi komunikasi. 
Komunikasi antarperadaban sangat penting untuk menciptakan dunia yang damai, harmonis, dan sejahtera.
Buku Kapita Selekta Komunikasi ini memfokuskan pada kajian komunikasi dalam perspektif agama dan budaya, yang meliputi: Perkembangan Mutakhir Ilmu Komunikasi, Isu-isu Kontemporer Komunikasi Massa, Etika Komunikasi dalam Islam, Prinsip-prinsip Komunikasi Menurut Al-Quran, Komunikasi Transendental dalam Perspektif Filsafat Islam, Komunikasi Peradaban: Perspektif Agama, dan Komunikasi Antarbudaya: Perspektif Teori Interaksi Simbolik.Jadi, penulis dalam buku ini mencoba menyampaikan berbagai perspektif ilmu komunikasi dalam sudut pandang yang berbeda dengan berlandaskan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.

Kelebihan Buku
Dengan mengedepankan diagram-diagram dan gambar-gambar yang sederhana, membantu buku Kapita Selekta Komunikasi ini untuk mudah dipahami oleh pembaca. Gambar yang ditampilkan lebih berupa peta konsep sederhana yang mampu menggambarkan apa yang sedang dibahas dalam bab tersebut. Selain gambar, sumber-sumber yang ada juga sangat meyakinkan para pembaca. Hampir dalam setiap paragraf tercantum darimana kalimat tersebut dikutip, hal ini menandakan bahwa penulis memang benar-benar ingin menyuguhkan sebuah ilmu pengetahuan berdasarkan kebenaran.

Kekurangan Buku
Sebenarnya tidak banyak kekurangan dari buku Kapita Selekta Komunikasi "Pendekatan Budaya dan Agama" karangan Drs. Ujang Saefullah, M.Si ini. Hanya saja ada beberapa kosakata atau pengertian-pengertian yang tertulis dalam buku dimana kata-kata itu biasanya sangat asing bagi para pembaca yang masih awam dan hal itu cukup mengganggu pembaca untuk mengerti tentang apa yang sedang dibahas dalam bab-bab buku tersebut.

Kesimpulan
Buku Kapita Selekta Komunikasi "Pendekatan Budaya dan Agama" sudah memberikan tambahan ilmu pengetahuan khususnya dalam perkembangan ilmu komunikasi. Dengan melihat keunggulan dan kekurangan buku, bukan suatu hal yang luarbiasa apabila dalam sebuah buku terdapat beberapa keunggulan maupun kekurangan yang hal tersebut sudah pasti ada dalam setiap buku. Bagaimanapun buku ini disusun oleh orang-orang yang berkomitmen untuk memberikan suatu ilmu yang nilai kebermanfaatannya sangat diutamakan. Sang penulis Ujang Saefullah pasti berharap buku ini mampu menambah keinginan mahasiswa untuk mempelajari ilmu komunikasi dan menjadi sokongan penulis untuk para praktisi maupun pemerhati di bidang ilmu-ilmu sosial dan ilmu komunikasi.

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal)





Judul : Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal)
Penulis : Drs. Idad Suhada,M.Pd
Penerbit : Rosda
Cetakan : 1,2016
Tebal : 156 hlm
Isi : HVS 70 gr
ISBN : 978-979-692-731-9

Psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai penunjang untuk perkembangan potensi manusia melalui belajar dan pembelajaran. Sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran yaitu untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh.

Proses pendidikan dan pembelajaran melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya yaitu dari anak-anak, guru, dab orang tua.

Perkembangan seorang anak diawali dengan pergaulan dalam kahidupan remaja yang kemudian berlanjut ke sekolah. Yang dimana sekolah sebagai tempat pembelajaran anak yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan mentalitas anak.

Perkembangan digambarkan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integritas(mutu) yang lebih tinggi.

Manusia dalam perkembangannya ditentukan oleh lingkungan dan pembawaannya. Yang meliputi cara-cara mempengaruhi tingkah laku individu, pertumbuhan, perkembangan atau life 

Dalam perkembangan anak ada yang dinamakan periode sensitif ataupun masa peka. Dalam usia 3-6 tahun. Pada usia ini mencakup sensitif terhadap kelanturan lingkungan,mengeksplorasi lingkungan dalam lidah dan tangan. Sensitif terhadap objek-objek kecil dan detail. Serta terhadapnaspek sosial kehidupan.

Dimana masa ini seorang anak harus perlu dirangsang dan diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.

Ketika seseorang ingin mengetahui seberapa jauh perkembangan seorang anak ada dua metode yang bisa dilakukan dalam perkembangan seorang anak. Yaitu pertama, metode umum meliputi metode kros-seksional, longitudinal, sekuensial,dan metode kros-budaya. Kedua, metode spesifik meliputi metode observasi,eksperimen,klinis,tes dan metode pengumpulan data.

Implikasi perkembangan dan pertumbuhan dalam proses pendidikan anak usia dini sebagai berikut:

1. Implikasi genetika dan lingkungan terhadap pendidikan anak usia dini
2. Implikasi perkembangan otak terhadap pendidikan anak usia dini
3. Karakteristik individu dan implikasinya terhadap pendidikan anak usia dini
4. Implikasi perkembangan kognitif terhadap pendidikan anak usia dini
5. Implikasi konsep diri peserta didik terhadap pendidikan anak usia dini
6. Perkembangan kemandirian peserta didik dan implikasinya dalam dunia pendidikan
7. Implikasi perkembangan moral dam spiritual terhadap pendidikan

Kelebihan buku: Buku psikologi perkembangan anak usia dini (Raudhatul Athfal) sangat cocok dibaca oleh siapapun yang ingin memehami perkembangan seorang anak khususnya anak usia dini. Buku ini juga dilengkapi dengan tabel, contoh,dan skema yang memudahkan kita untuk memahami isi buku. dan dilihat dari segi bahasa,dalam penggunaan kata asing penulis menyelipkan maknanya yang mempermudah pembaca awam untuk memehaminya.

Kekurangan buku : Dalam penggunaan tabel, gambar dan skema penulis masih menggunakan warna hitam putih ataupun tidak berwarna. Seharusnya, dalam penggunaan hal tersebut baiknya dicetak dengan berwarna agar menarik minat baca para pembaca.

oleh : Siti Patma Deli



Sains dan Teknologi Islami

RESENSI BUKU

 Identitas Buku
Judul Buku : Sains dan Teknologi Islami
Pengarang : DR. Akhmad Alim, M.A.
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya 
Tahun Terbit : Cetakan Pertama 2014
Tebal Halaman: 138 Halaman
Sinopsis Buku :
Pada era ini dunia milenial atau biasa disebut juga modern yang biasa menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa adalah sains dan teknologi tetapi bukan hanya teknologi dan sains saja tetapi juga membahas kaitannya sains dan teknologi itu dengan islam. Yang merupakan salah satu buku non fiksi. 
Buku ini menceritakan tentang Islam yang memandang Sains dan Teknologi yang sangat erat dengan konsep ketauhidannya, yang merupakan salah satu kesatuan  yang memiliki cabang pengetahuan dengan yang lainnya. Islam tidak melihat alam itu sebagai entitas yang terpisah, melainkan sebagai bagian yang integral dari pandangan yang terpisah, yang melainkan sebagai bagian integral yang pandangannya holistik Islam tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta. Keterkaitan yang menyiratkan kesakralan mencari ilmu alam bagi umat Islam. Karena alam sendiri dalam al-quran yang merupakan kumpulan ayat (tanda-tanda) keberadaan Tuhan. Dalam buku ini, penulis memberikan wawasan yang sangat mendasar tentang Islamisasi sains dan teknologi. Dengan uraian yang sangat apik, dan ia sangat berupaya untuk menyampaikan pandangan yang holistik agar sains dan teknologi untuk kembali pada fitrahnya. Harapan akhinya untuk umat Islam memiliki kerangka (Framework) pemikiran Islam yang kokoh, sehingga mampu mengembangkan sains dan teknologi yang searah dengan ajaran Islam, dan dapat memfilter berbagai bentuk pemikiran sains dan teknologi dengan ajaran islam, dan dapat memfilter berbagai bentuk pemikiran sains ateis yang dapat menyesatkan akidah umat Islam. 

Bab 1 sampai dengan Bab 3 membahas bagaimana pandangan islam terhadap ilmu dan memiliki peranan yang sangat besar, dan memilki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Bahkan Islam identik dengan ilmu, dan Ilmu adalah Islam, karena islam menjadikan Ilmu pengetahuan itu sebagai Ibadah. Dan Islam lebih menyukai orang-orang yang tekun untuk mendapatkan ilmu. Karena orang yang berilmu lebih mulia kedudukannya daripada yang tidak berilmu, dan akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Melihat daro segi bahasa juga Ilmu dari kata 'ilm termasuk yang berkaitan dengan 'alam (dunia). Ilmu secara istilah ialah Informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan. Dan secara perspektif Islam adalah pengetahuan hati dan amal hati.setelah mengetahui istilahnya kita juga harus mengetahu cara memperoleh Ilmu dan saluran-salurannya. Yaitu Ilmu bisa didapatkan dengan cara belajar (ta'allum). Saluran-saluran ilmu itu mencakup indra batin dan zahir, yakni yang dapat diketahui dengan hal-hal yang wujud zatnya.

Bab 4 sampai Bab 7 membahas tentang Klasifikasi Ilmu, yaitu Islam tidak mengenal dikotomi Ilmu, yang satu diakui yang lainnya tidak logis-empiris dikategorikan ilmiah, sedangkan yang berdasarkan pada wahyu tidak dikategorikan ilmiah. rincian dari klasifikasi ilmu yaitu, ilmu Parennial yaitu ilmu tentang Al-quran, dan ilmu acquired yaitu tentang ilmu seni, pendidikan, ilmu murni dan ilmu praktik. Hirearki ilmu yaitu tentang, ilmu akidah, syariat, menghafal, dan ilmu lainnya. Integritasi akal dan wahyu itu adalah konsep Akal yang memiliki makna dan alat yang berfungsi sebagai kendali, yang mampu membentengi manusia dari segala hal yang dapat melepaskan kedalam jurang kehinaan. Konsep wahyu adalah pembicaraan yang bersifat tertutup dan tidak diketahui oleh pihak lain. Integrasi Ilmu dan adab yaitu maslaah yang mendasar yang sedang dihadapi umat sekarang ini adalah masalah ilmu dan adab. Ilmu yang sudah mulai dijauhkan, bahkan dihilangkan dari nilai-nilai adab dalam arti yang luas. Akibatnya terjadilah suatu keadaan, yang oleh Al-attas disebut the loss of adab (hilangnya adab). 

Bab 8 sampai Bab 11 membahas tentang faktor pendorong IPTEK, yaitu karena ada dorongan dari agama, kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Adanya apresiasi dari masyarakat, karena kondisi masyarakat pada saat itu bermacam-macam etnis. Prestasi yang dimiliki Ilmuwan Islam antara lain adalah Matematika, kedokteran, fisika, dan bidang astronomi. Setelah mengetahui prestasi nya, kita bisa melihat islamisasi ilmu dan kampus yaitu, mengislamkan ilmu pengetahuan barat, modern dan kontemporer, tidak termasuk turast Islam. Dan Islamisasi Kampus yaitu, membangun peradaban dengan ilmu menjelaskan bahwa tujuan mendirikan universitas dan tujuan belajar di universitas adalah mencapai keridhoan Allah SWT. Setelah itu manusia bangkit dan sebagai penggerak teknologi. 

Bab 12 sampai bab 14 membahas tentang al-quran dan IPTEK, adalah al-quran mencakup ilmu umat terdahulu dan umat yang akan datang. Lalu tumbuhlah netralisasi sains dan teknologi yang tidak netral, yaitu, karena saintek menerima teori darwin dan menolak adanya Tuhan dalam mekanisme alam hingga penggunaan senjata pemusnah massal. Setelah itu menuju Sains Islam atau Ilmu alam, dalam hal ini terkait dengan konsep Tauhid merupakan suatu kesatuan dengan cabang pengetahuan lainnya. Dalam islam, alam tidak dilihat sebagai entitas terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari pandanganb holistik Islam tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta, bisa kita definisikan bahwa Sains Islam yaitu, memandang Tuhan sebagai pencipta dan memelihara alam semesta, tidak membatasi alam semesta pada ranah materi saja, menisbatkan tujuan pada alam semesta, dan menerima tertib moral bagi alam semesta.

Dan pada bab 15 dan 16  membahas tentang Teknokrat Rabani yaitu, yang senantiasa mengikat Ilmunya dan akhlaknya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan demikian, maka akal, qalbu, dan anggota tubuhnya tidak pernah lepas dari tatanan dan tuntunan ilahi.proses yang harus di tempuh dalam rangka melahirkan terknorat Rabani harus berorinteasi dalam metode pendidikan, pemikir, perasaan, dan sikap perilaku. karakter Teknokrat Rabani yaitu, Rumpun karakter Imaniyah (Ikhlas, merasakan kebersamaan Allah, asing di dunia, karena jati diri yang bersih, pencari akhirat, dan kembali kepada kebenaran saat tergelincir dalam kesalahan). Dan Rumppun karakter Sulukiyah akhlaqiyah (shidiq, sabar, cinta, memberi dan berkorban, dan menjaga kehormatan diri). Dan ada juga aplikasi pengembangan Saintek Rabani yaitu, prisnsip Tauhid, Integrated, pengamalan, pengajaran, berpegang dalam kebenaran, kesesuaian dengan agama, terbuka, dan Manfaat. '

Dan yang terakhir membangun peradaban Ilmu dan Teknologi upaya membangun atau mencerahkan umat Islam, tidak saja lumrah tapi merupakan keniscayaan. Namun bangunan peradaban bukanlah struktur fisik. Peradaban dibangun oleh pandangan hidup suatu masyarakat, yang tercermin dalam cara pandang mereka terhadap segala sesuatu. Cara pandang ini berakar pada ilmu pengetahuan, khususnya tentang manusia dan semesta. 

Kelebihan Buku Ini :
Melihat dari segi judulnya saja menarik untuk dibaca 
Halaman yang tidak terlalu banyak 
Dan penulis buku ini juga sangat bagus dalam menyampaikan tulisan nya karena mengkaitkan Sains Teknologi dengan Islam.

Kekurangan Buku Ini :
Dalam buku ini terdapat tulisan-tulisan yang merupakan Istilah yang membuat orang awam yang membacanya kurang memahami tulisan itu.
Meskipun halaman yang sedikit tetapi buku ini sangat ilmiah dan membuat para pembaca yang awam tidak memahami isi buku ini. 

Nama : Silvia Angraeni Latifah 
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 
 

Suporter bola, yes or no?

                                                       Oleh: Siti Zulfania

Peristiwa naas yang menimpa Haringga Sirla 23 September 2018 silam telah menorehkan luka mendalam tak hanya bagi keluarga, sahabat serta rekan-rekan terdekat, namun juga bagi pecinta sepak bola tanah air. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Tentu hal tersebut tak lepas dari satu hal yang sangat lekat dalam kehidupan kita sehari-hari, fanatisme. Fanatisme yang berlebihan lah yang membuat pemuda berumur 23 tahun tersebut harus meregang nyawa.

Tim sepakbola jika tidak diiringi suporter, bagai sayur tanpa garam, hambar rasanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu faktor kemajuan suatu tim liga sepakbola tanah air adalah tak lepas dari kekompakan dan dukungan suporter setia. Datang ke stadion, membeli tiket, meramaikan dan mengikuti euforia jalannya liga dengan tertib? Tentu tidak jadi masalah. Namun sayangnya, fans fanatik yang hobi merusak fasilitas stadion, bertindak anarkis hanya demi menonton tim kesayangannya, bahkan sampai mengutuk tim lawan lah yang banyak terekam oleh masyarakat. Adu jotos pun tak tertahankan. Darah orang-orang tak bersalah bersimbah dimana-mana. Sanksi rasanya sudah tak mempan diajukan lagi karena kejadian ini terus berulang tiap tahunnya. Alangkah lebih baiknya jika pemerintah mulai meniadakan liga lokal dan fokus kepada Timnas Garuda yang siap untuk mempersatukan para pecinta sepakbola dalam mendukung tim. Rasisme terhadap pemain luar pulau pun bisa terhindarkan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

Speak Up pelecehan seksual di media sosial, berlebihankah?

                                                     Oleh: Siti Zulfania

Dewasa ini, media sosial telah menjadi media yang paling diminati masyarakat di Indonesia, terutama anak muda. Dengan beragam fitur canggih dan kemudahan yang diberikan, media sosial telah mempatenkan eksistensinya di kancah permediaan selama 10 tahun belakangan ini, mengalahkan pamor media-media lain seperti surat kabar, radio, bahkan televisi. Namun, ditengah segala kemudahan dan kecanggihan teknologi media sosial yang sedang booming seperti Instagram, Facebook, dan Twitter di masa modern ini, masyarakat masih menganggap remeh etika bermain sosmed di internet dengan maraknya akun-akun sosmed beserta komentar-komentar tidak senonoh terhadap penikmat sosmed lainnya. Beranggapan bahwa topeng anonimnya tidak akan berakibat buruk terhadap orang lain dan melepas tanggung jawabnya begitu saja hanya karena tidak menatap empat mata langsung korban yang dirugikan.
 
Sexual harassment atau yang biasa disebut pelecehan seksual adalah topik terhangat yang sedang banyak dibicarakan oleh khalayak muda pecinta sosial media akhir-akhir ini. Pelecehan seksual di kalangan masyarakat biasanya hanya diidentikan dengan pendekatan seks secara fisik dan serta merta mengabaikan pelecehan seksual secara verbal seperti cat calling, siulan, lirikan-lirikan melecehkan maupun ketikan jahil dari para pengguna sosmed tak bertanggung jawab. Sayangnya, jika korban pelecehan seksual ini melapor dan berani untuk speak up, masyarakat seringkali tidak mendukung dengan menyalahkan korban dan berdalih kalau korban itu bersikap 'terlalu sensitif' atau 'lebay' sehingga mengakibatkan penindakan hukum menjadi tidak maksimal. Media Indonesia sendiri bahkan berbondong-bondong memilih headline yang mengarah untuk menyalahkan korban daripada mengkritik si pelaku pelecehan seksual tersebut. Padahal Speak up menjadi salah satu jalan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam bertindak di sosial media, karena orang-orang yang dihadapi kebanyakan orang yang tidak kita kenal. Belum lagi masalah kesehatan mental korban yang sedikit banyaknya pasti terganggu.
 
Mungkin bagi sebagian orang, komentar-komentar negatif apalagi hal yang berbau seksual dimaksudkan hanya untuk sebatas candaan tapi bagi sebagian besar orang? Tentu tidak sesimpel itu. Hal tersebut bahkan sebenarnya masuk kedalam salah satu kejahatan internet yang bisa mengakibatkan pelakunya mendapatkan tindakan serius dari kepolisian setempat. Untungnya, masih banyak masyarakat, terutama selebritis yang mulai berani untuk speak up di media sosial terkait masalah ini. Tentunya juga banyak menginspirasi korban-korban yang masih kesulitan untuk melapor. Sebut saja publik figur papan atas seperti pedangdut pop Via Vallen, Influencer hits Gita Savitri Devi, istri dari Gilang Dirga, Adiezty dan masih banyak lagi. Untuk itu, mari bijak-bijaklah dalam menggunakan sosial media. Masih banyak hal positif yang bisa kita sebarluaskan daripada mencoreng media sosial dengan komentar-komentar tidak patut, bukan begitu?

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

Hoax semakin meningkat menjelang Pilpres 2014?

                                                       Oleh: Siti Zulfania

Internet dan perangkat digital lain seperti media sosial di Indonesia hadir menjadi alat penting yang menghubungkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi-informasi dengan cepat. Namun sayang, tidak semua informasi tersebut mempunyai kredibilitas akurat. Seperti yang kita ketahui sendiri, media digital adalah media yang paling rawan jika menyangkut berita bohong. Kecepatan dalam penyebaran informasi menjadi keuntungan besar tidak hanya bagi kita sebagai pengguna setia internet, tetapi juga bagi oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Dewasa ini, hoax atau berita bohong sedang marak digembor-gemborkan. Terlebih lagi tahun 2019 nanti pesta demokrasi terbesar di Indonesia akan segera dimulai, yang seperti kita ketahui, Pemilu Presiden adalah sasaran empuk berita hoax untuk saling menjatuhkan kandidat satu dengan kandidat lainnya. Di Indonesia, berita hoax sendiri telah meningkat setidaknya semenjak Pilpres tahun 2014 silam. Hal tersebut meningkat bukan karena kebetulan, melainkan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: Rendahnya tingkat literasi masyarakat, semakin menipisnya batas antara ruang publik dengan privasi, dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap media konvensional. Oleh karena itu, mari lebih bijak dalam menaruh kepercayaan terhadap berita di internet dan jadikan Pilpres 2019 mendatang dengan damai, anti hoax, dan anti politik uang.

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

Jakarta darurat sampah plastik

                                                    Oleh: Siti Zulfania

Plastik sudah lama menjadi salah satu masalah terbesar sampah di Jakarta. Tahun 2016 lalu, CNN mengatakan sudah lebih dari 7000 ton sampah plastik tersebar di seluruh Jakarta. Pasar tradisional dan pasar ritel masih menjadi penyumbang besar terhadap sampah plastic dikarenakan transaksi jual beli masih banyak menggunakan plastik. Pemerintah ibukota Jakarta memang sudah berupaya mengurangi sampah plastik dengan cara menaikan harga per kantung plastik, namun sepertinya hal tersebut tidak terlalu berpengaruh karena masyarakat masih enggan mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-harinya. Jika hal ini terus menerus terjadi maka pencemaran air, tanah, bahkan udara dalam skala besar tidak dapat dihindari lagi.

Sebenarnya tidak sulit untuk mengurangi sampah plastik jika tiap individu dari masyarakat Jakarta punya komitmen untuk membuat lingkungan lebih bersih dan sehat, terutama generasi muda. Membawa tas belanjaan yang berbahan dasar bukan dari plastik, mengurangi penggunaan styrofoam, tas plastik, sedotan, dan alat dengan bahan plastik lainnya, dan pengunaan Tupperware di berbagai kesempatan bisa menjadi solusi penguraan sampah plastik di Jakarta.

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

SIBAD untuk siap siaga bencana

                                                   Oleh: Siti Zulfania Arifin

Gempa serta Tsunami naas yang menimpa warga Sulteng khususnya Palu dan Donggala telah menaruh luka yang mendalam. Tak hanya bagi masyarakat Palu dan Donggalanya sendiri, tetapi seluruh nusantara pun ikut berduka. Korban yang diperkirakan sudah mencapai lebih dari 2.000 orang jelas banyak menyayat hati negeri ini. Namun, bencana alam seperti ini sebenarnya  bukan hal yang aneh dikarenakan memang Indonesia sendiri masuk kedalam kawas Ring of Fire alias kawasan rawan Tsunami dan gempa bumi. Oleh karena itu, mempersiapkan langkah-langkah preventif jelas perlu dilakukan, salah satunya adalah dengan merampungkan tas siaga bencana darurat atau disingkat SIBAD.
 
Apa itu SIBAD? SIBAD adalah tas kebutuhan dasar rumah tangga yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana dan diperlukan dalam keadaan darurat. Tas ini disediakan khusus untuk bertahan hidup kurang lebih 72 jam setelah bencana dan diperlukan saat keadaan darurat. Tas dianjurkan untuk diisi hal-hal penting seperti dokumen penting (KTP, KK, Ijazah, dll), obat-obatan pribadi, masker medis, peluit, pakaian, radio portabel, telpon genggam, uang cash, makanan tahan lama, air mineral, dan senter. Bisa ditambahkan sesuai kebutuhan. Tas SIBAD yang dianjurkan sebaiknya berukurang sedang (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil), berwarna terang, dan tidak terlalu tebal. Diharapkan dari hal ini, korban jiwa dapat diminimalisir.

Penulis, Mahasiswi KPI UIN Bandung

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek


Judul :  Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek


Penulis : Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A


Penerbit : PT Remaja Rosdakarya


Terbit : 2017

Cetakan : Ke-28


Halaman : 181 Halaman


Resensi Oleh : Nafrah Galang Madani

Buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ini walau terbilang cukup lawas tetapi isi kajian  dari buku ini berisi kajian-kajian penting bagi yang ingin belajar dan mendalami tentang komunikasi.

Buku ini terdiri dari 10 bab yang pembahasannya dikatikan dengan berbagai bidang dalam kehidupan. Dalam buku ini, terdapat teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya yang dapat menambah wawasan para pembaca, khsusunya para mahasiswa tentang Ilmu Komunikasi itu sendiri.

Buku ini membahas tentang proses komunikasi, komunikasi massa, strategi komunikasi dan masih banyak lagi yang dibahas secara teoritis dengan dilengkapi cara penerapannya dalam retorika, kepemimpinan, pembangunan, organisasi, pendidikan, hubungan masyarakat, jurnalistik, dan perang urat saraf.

Karenanya buku ini tidak hanya berguna bagi para mahasiswa fakultas ilmu komunikasi, tetapi juga berguna bagi para politikus, pemimpin, pengusaha, pendidik, kepalsa humas, wartawan, perwira dan anda, para komunikator yang senantiasa berupaya untuk meninhgkatkan keterampilan berkomunikasi.

Bahasa yang digunakan oleh penulis buku ini sangat mudah dipahami dan dengan bahasa penulisan yang menggugah minat untuk membaca. Gaya bahasa dalam buku ini sangat efektif untuk dipahami, khususnya para mahasiswa.

Namun ada banyak penjelasan dengan berbahasa inggris tetapi walaupun dengan bahasa inggris, sudah disertai dengan terjemahnnya agar para pembaca lebih mudah untuk memahami.

 Materi yang dibahas dibuku ini sangat detail dan pasti akan lebih menambah wawasan dalam mempelajari ilmu komunikasi khususnya untuk yang baru belajar tentang komunikasi.

Buku ini sangat cocok untuk sebagai buku bacaan pokok baik untuk mahasiswa khususnya jurusan prodi Ilmu Komunikasi maupun untuk khalayak umum.

Dengan direvisinya buku ini serta dengan penambahan materi yang lebih relevan yang menyesuaikan dengan keadaan yang ada sekarang dan dikemas kedalam pembahasan yang menarik, menjadikan buku ini wajib sebagai panduan wajib dalam mempelajari Ilmu Komunikasi.

Kelebihan, buku ini sangat dianjurkan untuk mahasiswa baru Ilmu Komuniasi karena mencakup banyak teori-teori tentang kajian Ilmu Komunikasi serta teori serta prakteknya dan perkembangan sejak zaman sebelum masehi hingga zaman modern.

semua materi dalam buku ini dibahas secara detail dan ditulis dengan bahasa yang menarik, di buku ini banyak terdapat bahasa asing tetapi disertai dengan artinya sehingga mudah untuk dipahami.

Kekurangan, buku ini walau mempunyai pembahasan materi yang cukup banyak tetapi belum terlalu lengkap maka dari itu buku ini dicetak hingga 28 kali untuk melengkapi pembahasan dan kajian teori yang ada di buku ini.

Nama : Nafrah Galang Madani
NIM: 1174020109
KPI - C

 

Beberapa masalah dalam pendidikan islam modrenisas

Oleh : Nasrul Fuady

LOMBA ESSAY
KOMPETISI KARYA TULIS MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM (PTKI) 2018
Tema:
MODERASI ISLAM UNTUK PERADABAN DAN KEMANUSIAAN

JUDUL ESSAY

Beberapa masalah dalam pendidikan islam modrenisasi


DISUSUN OLEH:
Nasrul Fuady Z.A
(1174020111)


UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018 
Beberapa masalah dalam pendidikan islam modrenisasi

Dalam era modren sekarang kita merasa semakin menjauh dari agama kita tesendiri terutama pada kalangan remaja sekarang. Bahkan pada zaman sekarang banyaknya masyarakat remaja terbawa arus modrenisasi yang dapat melalaikan bahkan melupakan kewajiban mereka terhadap agama mereka.
Hampir setiap remaja sekarang disibukkan oleh kemajuan teknologi baik itu berupada elektronik maupun media sosial. Sampai-sampai dengan kesebukan mereka sosialisasi antar mereka mulai pudah dikarenakan sebuk akan gadge mereka.
Bahkan saya pun meresakan hal demikian di saat berkumpul bersama dalam suatu acara. Hanya kata hay yang dilontarkan kepada saya dan setelah itu mereka sibuk dengan handphone mereka. Ini membuat suasa menjadi canggung tanpa ada percakapan. Padahal dalam islam menjali seraturahmi antar sesama muslim adalah wajib, karna handphone mereka rela mengabaikan orag di sekitar mereka.
Itulah salah satu contoh pengaruh modrenisasi di kalangan remaja umat islam. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari itu telah mejadi kebiasaan bagi remaja sekarang. Dengan demikian kita harus memerhatikan lagi lah-hal yang berkaitan besosialisasi dalam era globalisasi sekarang.
Dalam mengatasinya kita harus kembali kepada jalan yang benar dengan mengetahui perkembangan islam di era modren yang berkaitan dengan pendidikan islam. Pendidikan Islam adalah salah satu sarana untuk menyiapkan masyarakat muslim yang benar-benar mengerti tentang Islam. Maka, seorang pendidik mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ilmu. Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lainnya, dalam Pendidikan Islam hanya berpusat pada nilai – nilai keislaman, terbentuknya akhlak seseorang dan ketaatan kepada Allah.
Hal ini bukan yang murah dalam mendidik masyarakat terutama remaja dalam menanamkan nilai-nilai keislaman. Bahkan kita terkadang terkendala akan sumber daya manusia yang berkompeten mengenai cara mendidik masyarakat yang efektif. Jumlah tersebut tidak di dukung dengan adanya kualitas, kekompakan dan loyalitas antar umat Muslim. Karena mereka masih sibuk akan urusannya sendiri dan mereka juga berkutat untuk memperkaya dirinya maupun anggotanya tanpa memikirkan kesejahteraan umat Muslim lainnya.
Saat ini Pendidikan Islam sendiri berfungsi untuk landasan dan sarana untuk membentuk moralitas umat Muslim di masa depan. Moralitas pada masa depan sangatlah penting, agar tidak terjadi kekacauan yang nantinya akan merusak martabat bangsa.
Seiring perjalanan sejarah, pendidikan Islam dari tahun ke tahun semakin mengalami perkembangan. Apalagi setelah muncul dua organisasi besar Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU). Kedua organisasi ini bergerak dalam bidang dakwah melalui pendidikan, ada yang dengan sistem klasik dan ada yang modern. Walaupun jalan yang ditempuh oleh kedua organisasi ini dalam mengembangkan pendidikan Islam berbeda, akan tetapi tetap tujuan utamanya sama, yaitu sama-sama ingin menjadikan Islam tetap berkembang di Indonesia melalui cara-cara yang menurut masing-masing biasa dilakukan.
Di zaman modern ( abad ke-19 sampai dengan sekarang ) hubungan Islam dengan dunia Eropa dan Barat terjadi lagi. Pada zaman ini timbul kesadaran dari umat Islam untuk membangun kembali kejayaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban melalui berbagai lembaga pendidikan, pengkajian, dan penelitian. Umat Islam mulai mempelajari berbagai kemajuan yang dicapai oleh Eropa dan Barat, dengan alasan bahwa apa yang dipelajari dari Eropa dan Barat itu sesungguhnya mengambil kembali apa yang dahulu dimiliki umat Islam.
Modernitas sendiri berasal dari perkataan "modern" yang berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan masa kini. Lawan dari modern adalah kuno, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan masa lampau. Jadi modernitas adalah suatu pandangan dan sikap hidup dalam menghadapi kehidupan masa kini.
Untuk mengikuti perkembangan itu, maka pendidikan Islam harus diarahkan pada kebutuhan perubahan masyarakat modern. Pendidikan Islam perlu didesain untuk menjawab tantangan perubahan zaman tersebut, baik pada sisi konsepnya, kurikulum, kualitas sumberdaya insaninya, lembaga-lembaga dan organisasinya, serta mengkonstruksinya agar dapat relevan dengan perubahan masyarakat .
Akan tetapi dalam menghadapi masalah tersebut, Pendidikan Islam belum mampu menempatkan dirinya pada posisi yang strategis. Dampaknya umat Islam sampai sekarang belum bisa berharap banyak akan munculnya nuansa kreasi baru dan inovasi – inovasi 'spektakuler' yang dihasilkan dari lembaga pendidikan Islam.
Seorang Muslim yang memahami karakteristik kehidupan modern diharapkan dapat melaksanakan ajaran agamanya tanpa dihantui rasa cemas, takut, gusar, gelisah, atau perasaan bersalah sehingga tidak memunculkan sikap fundamentalis eksklusif. Modernitas tidak perlu dihindari karena pada dasarnya tidak bisa dipungkiri bahwa modernisasi memiliki peluang sekaligus tantangan bagi kemajuan agama Islam.
Tantangan pendidikan Islam di zaman modern  ini menurut Daniel Bell saat ini keadaan dunia ditandai oleh lima kecenderungan yaitu :
1)      Kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya persaingan bebas dalam dunia pendidikan.
Karena menurut mereka, dunia pendidikan juga termasuk diperdagangkan , maka dunia pendidikan saat ini juga dihadapkan pada logika bisnis. Munculnya konsep pendidikan yang berbasis pada sistem dan infrastruktur , manajemen berbasis mutu terpadu     (Total Quality Management / TQM) , Inter –preneur University dan lahirnya Undang – Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) tidak lain, karena menempatkan pendidikan sebagai komoditas yang diperdagangkan. Penyelenggaraan pendidikan saat ini tidak hanya ditujukan untuk mencerdaskan bangsa , memberdayakan manusia atau mencetak manusia yang saleh, melainkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang Economic minded, dan penyelenggaraannya untuk mendapatkan keuntungan material.
2)      Kecenderungan fragmentasi politik yang menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan dan harapan dari masyarakat. Kecenderungan ini terlihat dari adanya pengelolaan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah (school based management), pemberian peluang kepada komite atau majelis sekolah / madrasah untuk ikut dalam perumusan kebijakan dan program pendidikan, pelayanan proses belajar mengajar yang lebih memberikan peluang dan kebebasan kepada peserta didik, yaitu model belajar mengajar yang partisipatif, aktif, inovatif, kreaatif, efektif dan menyenangkan.
3)     Kecenderungan penggunaan teknologi canggih (sofisticated technology) khususnya Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) seperti komputer. Kehadiran TKI ini menyebabkan terjadinya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan cepat, transparan, tidak dibatasi waktu dan tempat. Teknologi canggih ini juga telah masuk ke dalam dunia pendidikan , seperti pelayanan administrasi pendidikan, keuangan, proses belajar mengajar. Melalui TKI ini para peserta didik atau mahasiswa dapat melakukan pendaftaran kuliah atau mengikuti kegiatan belajar dari jarak jauh (distance-learning). Sementara itu , peran dan fungsi tenaga pendidik juga bergeser menjadi semaacam fasilitator, katalisator, motivator, dan dinamisator. Peran pendidikan saat ini tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (agent og knowledge). Keadaan ini pada gilirannya mengharuskan adanya model pengelolaan pendidikan yang berbasis Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI).
4)     Kecenderungan interdependency (kesalingtergantungan), yaitu suatu keadaan dimana seseorang baru dapat memenuhi kebutuhannya apabila dibantu oleh orang lain. Ketergantungan ini juga terjadi di dunia pendidikan, adanya badan akreditasi pendidikan baik pada tingkat nasional maupun internasional, selain dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, juga menunjukkan ketergantungan lembaga pendidikan terhaadap pengakuan dari pihak eksternal. Demikian pula munculnya tuntutan dari masyarakat agar peserta didik memiliki ketrampilan dan pengalaman praktis, menyebabkan dunia pendidikan membutuhkan atau tergantung pada peralatan praktikum dan magang. Selanjutnya, kebutuhan lulusan pendidikan terhadap lapangan pekerjaannya, menyebabkan ia bergantung kepada kalangan pengguna lulusan.
5)      Kecenderungan munculnya penjajahan baru dalam bidang kebudayaan (new colonization in culture) yang mengakibatkan terjadinya pola pikir (mindset) masyarakat pengguna pendidikan, yaitu dari semula mereka belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan intelektual, moral, fisik dan psikisnya, berubah menjadi belajar untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang besar. Tidak hanya itu, kecenderungan penjajahan baru dalam bidang kebudayaan juga telah menyebabkan munculnya budaya pop atau budaya urban, yaitu budaya yang serba hedonistik, materialistik, rasional, ingin serba cepat, praktis, pragmatis dan instan. Kecenderungan budaya yang demikian itu menyebabkan ajaran agama yang bersifat normatif dan menjanjikan masa depan yang baik  (diakhirat) kurang diminati. Mereka menuntut ajaran agama yang sesuai dengan budaya urban. Dalam demikian , tidak mengherankan jika penyampaian tentang agama yang disajikan secara normatif  dan konvensional menjadi tidak menarik dan ketinggalan zaman. Keadaan ini mengharuskan para narasumber ataupun ustad-ustad atau ahli agama untuk melakukan reformulasi, reaktualisasi, dan kontekstualisasi terhadap ajaran agama, sehingga ajaran agama tersebut akan terasa efektif dan transformatif.
Ini kakan menjadi PR berat untuk kita bahkan untuk masyarakat bersama mengenai hal problematika yang terjadi sekarang. Harus adanya beberapa pihak yang terkait untuk mengatasi ini seperti dari kalangan keluarga berupa orang uta yang selalu memantau selalu anaknya agar tidak terjerumus kepada hal yang dapat menininggal agama. Bahkan orang uta bisa ambil alih tentang mendidik anaknya dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan sebab orang tua dalah kolompok orang yang paling dekat terhadap anak-anaknya.
Di kalangan masyarakat mereka bisa membuka atau seminar yang dapat menarik kalangan masyarakat terutama remaja untuk berpartisipasi dan ikuk dalam acara tersebut yang mana berisi hal-hal yang berkaitam masal-masal yang terjadi di kalangan masyarakat dan solusi-solusi dalam mengatasi dan membatasi sesuatu yang dapat meninggalkan agama mereka.
Bahkan pemerintah pun dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan mendidik masyarakar dengan mengadakan penyuluhan ke bergabai daerah dengan melakukan berbai kegiatan seperti pengajian, seminar bahkan bisa mengadakan bakti sosial yang dapat melibatkan mereka secara langsung dengan menyelipkanj berbagai nilai-nilai pendidikan islam kepada mereka.
Maka dengan demikian akan banyak perubahan yang terjadi pada Pendidikan Islam di era modern ini. Kita sebagai calon pendidik atau sebagai yang akan di didik harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu inovasi atau pergerakan agar memiliki akhlak yang baik dan mengenal adanya Allah. Kualitas SDM seorang pengajar juga sangat di perhitungkan, karena narasumber atau ustad-ustad yang profesional akan menciptakan masyarakat yang hebat, yang nantinya akan menjadi seorang Muslim yang sejati.

Referensi
http://musdah-mulia.blogspot.com/2016/11/pentingnya-pendidikan-islam.html ( Diakses pada 23 nov 2016)
https://www.unisba.ac.id/index.php/id/illustrations/item/88-peranan-akhlak-dalam-kehidupan-seorang-muslim ( Diakses pada 17 Nov 2018)
Ahmad Syaukani, 2001, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Yusran Asmuni, 1998, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam, Jakarta.
Abuddin Nata, 2013, Metodologi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

© Vokaloka 2023