Kita Harus Mengenali Alam


Mungkin bukan keberuntungan Indonesia tepat berada di lintasan Ring of fire. Dimana bencana alam sering terjadi. Gunung melatus, gempa bumi, longsor dan tsunami. Akibatnya pemukiman hancur, daerah porak poranda, kerugian membludak, korban jiwa dimana mana, rakyat sengsara bertumpuan meminta bantuan. Semua orang kehilangan segala sesuatu ; sanak saudara, tempat tinggal, harta benda. Semua marah, sedih, kalut, takut, trauma.
Tapi bukan berarti Indonesia tidak beruntung sama sekali. Kenyataannya, letak Negara Indonesia yang tepat berada di Ring of fire juga membawa banyak keuntungan. Negri kita subur di setiap jengkal tanahnya. Nilai plus lain dari fakta Ring of fire yang dipenuhi oleh bencana alam. 
Tuhan menurunkan bencana bukan berarti tuhan tidak turut serta menurunkan rencana lain. Simpanan kekayaan Indonesia tidak akan habis bahkan sampai dikeruk dalam dalam. Maka akan salah jika kita mengeluh. Seolah yang kita lihat hanya alam yang mengamuk, kita melupakan semua kenikmatan yang kita dapat dari alam selama ini
Bencana alam memang alamiah, tapi kalau manusia lebih mau peduli, bencana alam tidak melulu menimbulkan dampak luar biasa. Kalau selama ini kita banyak mengambil hasil alam, menikmati sendiri, sudah seharusnya juga kita merawat dan menyayangi alam. Jangan hanya merusak, menjarah. Kita harus merawat dan mengenali alam juga. 
Dari sini,-bahkan seharusnya sudah dari dulu- dimana Indonesia sudah berkali kali mengalami bencana alam, pendidikan terkait hal itu seharusnya sudah diajarkan sejak dasar. Agar anak-anak tau betapa pentingnya menjaga dan merawat alam. Agar anak anak tau bagaimana mereka bisa memperlakukan alam dengan benar. Mengetahui tanda-tanda bahaya, cepattanggap jika datang bencana, dan lebihdari itu, peduli sesama kalau ada yang korban saudara kita sendiri yang terkena musibah bencana seolah ikut merasakan juga bagaimana alam bisa sehancur itu. 
Jadilah bijaksana. Menanam biji yang baru tumbuh bertahun-tahun yang akan datang itu tidak ada ruginya. Alam tidak pernah tidak adil. 




Zulfa Ulya Kartika
Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023