Jamaah Pasif, Paksa DKM Masjid Jami Al Barokah Putar Otak

Dakwahpos.com, Bandung - Masjid Jami Al Barokah RT 005 RW 002 Jalan Kosambi, Cibiru, rutin mengadakan pengajian yang dilaksanakan setiap hari Senin pukul 13.00-15.00 WIB. Pengajian tersebut ditujukan bukan hanya untuk ibu-ibu, tapi juga untuk kaum muda yang memiliki kewajiban menuntut ilmu agama. Namun nyatanya, jamaah yang hadir lebih dominan dari kaum sepuh.

Hal tersebut dibuktikan saat pengajian berlangsung, para jamaah cenderung pasif dan membuat DKM sampai gigit jari. Adapun yang suka bertanya biasanya dari ibu-ibu yang berusia 30-40 tahun, bukan dari kalangan 50 tahun ke atas. "Kalau ibu-ibu mah tidak ada yang pernah aktif bertanya. Boro-boro bertanya, dikasih waktu buat bertanya tidak ada yang mau", ungkap Bapak Anwarudin ketika ditemui di kediamannya Jumat (2/11/2018).

Fakta juga membuktikan bahwa ibu-ibu yang tinggal di sekitar masjid pun tidak banyak yang hadir, karena banyak yang bekerja di industri rumahan yang ada di sekitar RT 005. Sehingga jamaah yang datang paling banyak hanya 36 orang, termasuk dari RT 004, RT 002, dan RT 003. Kalaupun ada jamaah dari rt terdekat masjid, besar kemungkinan datang karena malu. "Ada pula yang rumahnya nempel dengan masjid malah tidak datang", tutur DKM Masjid Jami Al Barokah.

Dengan demikian membuat DKM putar otak agar para jamaah dari semua kalangan perempuan untuk hadir di pengajian. Salah satunya dengan menyajikan materi yang ringan, seperti tata cara berwudhu dan dibarengi dengan sedikit humor agar lebih menarik perhatian jamaah. Penyampaian materi pun harus sangat hati-hati karena, "Faktor pendidikan yang kurang membuat jamaah merasa kesindir dan tidak mau lagi mengaji dengan ustad tersebut", ucap ketua RT 005.

Melihat kondisi jamaah yang seperti itu, DKM harus senantiasa ikhlas akan kewajibannya walaupun dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Tak lupa untuk senantiasa bersabar, kreatif, serta inovatif. Hal itu dimaksudkan, agar jamaah tertarik saja dahulu pada pengajian. Setelah tertarik, maka dengan sendirinya akan sadar pada kewajibannya tanpa adanya keterpaksaan.

Reporter: Nabila Hekar Safitri, KPI/3C

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023