Dibalik Kesuksesan H. Cecep Muhtaddin, Pejuang Berpeci

Dakwahpos,Bandung- pejuang berpeci, yang terkenal cerdas dan penuh prestasi ini terlahir di kota bandung tanggal 16 april 1981 dengan nama perpaduan antara nama khas suku sunda dan arab, yaitu cecep muhtaddin. Beliau biasa dipanggil haji, cecep, dan aa (untuk para santrinya). Beliau terlahir dari seorang ayah yang bernama Rd. KH Muhyiddin (alm) dan ibu Hj. Euis, dan memiliki 7 orang saudara, 6 orang perempuan, 1 orang laki-laki. Sementara beliau adalah anak ke-7 dari 8 bersaudara dengannya. 

Beliau mulai sekolah di SD pada usia 7 tahun, dan lulus pada tahun 1994, kemudian melanjutkan ke MTSN 01 Bandung, lulus pada tahun 1997, SMKN 06 Bandung, lulus tahun 2000.

Pada saat MTS, beliau selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas nya, dari mulai kelas satub sampai kelas tiga. Kemudian pada saat SMK, beliau mengalami penurunan dalam prestasi karena faktor lingkungan/teman. Akan tetapi setalah itu beliau kembali lagi menuai prestasi, pada saat kelas 3 SMK beliau pernah menjadi juara ke-2 ujian nasional tingkat nasional. Dari sana banyak beasiswa yang menawarkan kepadanya untuk melanjutkan kuliah nya, seperti UNPAD dan lain-lain. Akan tetapi beliau tidak menerima nya.

Setelah itu beliau melanjutkan pendidikan nya di pesantren. Beliau masuk pesantren pada tahun 2000-2001 di Pondok Pesantren Annidzhom (sukabumi), setelah itu beliau pindah ke pesantren Lirboyo Jawa Timur, dari tahun 2001 sampai 2010. Di lirboyo beliau mengambil dua kelas, yaitu kelas khusus kajian kitab dan kelas khusus kajian al-qur'an. 

Awal beliau berkarir yaitu pada saat beliau dipesantren lirboyo. Beliau ikut dalam organisasi kerohisan sebagai ketuanya. Kemudian setelah lulus dari pesantren, beliau mukim di rumah nya di cijerah bandung. Setelah itu sebagai penunjang untuk memperkokoh ilmunya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ketingkat perguruan tinggi, yaitu beliau kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Qur'an (PTIQ) jakarta, dalam bidang tafsir qur'an dan hadits dari tahun 2010 sampai 2011 (satu tahun). Setelah itu beliau kembali ke bandung. Tepat pada tahun 2013, beliau kemudian melakukan pelatihan dakwah kepada PPMR/pengajian pelajar muslim rotterdam belanda. Selain melakukan pelatihan dakwah, beliau juga mengajar mengaji, khutbah dan mengisi acara-acara keagamaan di sana. Selama 3 bulan beliau tinggal di sana. Setelah itu kemudian kembali ke indonesia.

Setelah itu, pada saat usianya menginjak 32 tahun, beliau memutuskan untuk menikah dengan perempuan yang bernama Hikmah Samsiyah. Dan kini telah memiliki dua orang anak, 1 perempuan dan satu laki-laki.

Sejak saat beliau berusia 32 tahun itu, beliau aktif sebagai pengajar/ustadz di pondok pesantren al-istiqomah wanasari, cijerah, bandung, meneruskan pesantren peninggalan kakek beliau, yaitu Rd.KH. Ahmad Masyhud, sampai sekarang. ditengah perjalanan karirnya sebagai pengajar, beliau mendapatkan beasiswa kuliah dari universitas islam nusantara (UNINUS) bandung, pada tahun 2018, dan beliau mengambil jurusan pendidikan bahasa arab. Dan kini beliau mendapat kesempatan untuk pengikuti pelatihan Imam dan Da'i di Al-Azhar, kairo, Mesir. 

"Jadilah orang yang bermanfa'at bagi orang-orang yang ada disekitar kita. Seberat apapun masalah yang kamu hadapi, yakinlah bahwa kamu bisa menghadapinya, yang terpenting bagi kita adalah menjalani, menikmati dan mensyukurinya, maka kita akan menemukan kebahagiaan hidup"(H. Ceccep Muhtaddin), rabu (31/10/2018).

Reporter : Moch. Raffka Yusuf S, KPI.3.B

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023