Peduli pada Quita Air


Oleh : Muhammad Raihan Anwar

Air merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita. Bahkan 80% Bumi ini adalah air, bagian tubuh kita 99% adalah air. Tapi Tragedi alam tak bisa di hindari Oleh semua makhluk hidup. Musibah atau Musim atau Situasi air kritis  terkadang Selalu terjadi. Baik Keperluan Pribadi atau Umum. Dengan Keadaan kritis itu saja seluruh kegiatan manusia terganggu secara spontan. Karna air juga salah satu pendukung dalam Kegiatan sehari-hari. Hampir setiap hari air digunakan setiap hari untuk mandi, berwudhu, minum dll.

Krisis air sering terjadi saat Musim Kemarau. Sebagai manusia yang mempunyai akal seharusnya kita pintar dalam memanaje penggunaan air. Jadi, dalam keadaan kemarau pun tak ada krisi air. Cara pemanajemen air bisa pada jangka pendek, menengah, atau panjang.
Jangka pendek berarti penggunaan air dalam skala individu penghematan dalam penggunaannya. Seperti kebutuhan Mandi, kita sering menghabiskan satu bak sekaligus pada musim tidak krisis air, tidak mencoba untuk menghematnya. Padahal Rasulullah mencontohkan Mandinya Rasulullah hanya Cukup 2 liter. Wudhu pula begitu Rasulullah mencontohkan dengan penggunaan 600 ml bahkan kurang dari itu.
Jangka menengah, penggunaan air dalam skala Keluarga. Bgtu pun dalam keadaan dalam keluarga kita sering boros terhadap air. Semisal musim kemarau datang, tidak ada harapan lagi kita untuk mendapat air yang Cukup dalam penggunaan sehari-hari. Seperti yang terjadi di daerah lampung. air hampir setiap Hari jika habis membeli Satu Tong full. Di Cianjur selatan yang harus mengandalkan mata air yg mengalir. Jadi Cobalah dalam jangka menengah ini lebih Peka terhadap Keberadaan air yang melimpah. 

Adapun dalam jangka panjang, ada sangkut pautnya dengan sistem kerja pemerintah. PNPM pembuatan fasilitas jalan dan selokan harus lebih di perhatikan. Seharusnya air di alirkan dalam satu titik ke Sumur resapan. Yang di mana rata-rata pembuatan jalan dan selokan lebih sering di arahkan langsung ke pembuangan. Setelah berada di sumur resapan bisa kita filterisasi dan bisa digunakan. Di lingkungan masjid pun air wudhu sering langsung dibuang. Padahal, jika di tampung oleh ember atau alirannya di arahkan pada kulah tertentu, air itu tidak Musta'mal lagi jika melebihi dari dua kulah kan.

Muhammad Raihan Anwar
Mahasiswa UIN Bandung
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023