Kalau Air Sudah Merajuk, Habislah Kita!

Oleh: Robby Agustian

Air diibaratkan seperti wanita, yang seperti kata kaum laki-laki "kau adalah permata hatiku, ku tak sanggup hidup tanpamu". Artinya, air adalah elemen penting dalam kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan. Tanpa air, semua makhluk hidup yang ada di bumi akan mati. Tanpa air manusia bisa kehausan. Tanpa air, hewan juga akan kehausan. Dan tanpa air tumbuh-tumbuhan akan layu dan kering  hingga kemudian mati. Maka dari itu, masalah air adalah masalah serius dan masalah yang menyusahkan karena air adalah elemen yang takkan bisa tergantikan.

Sama halnya seperti wanita, air juga gampang sekali marah dan merajuk. Contohnya bila kita membuang sampah sembarangan, maka air akan marah dengan cara datangnya banjir. Sementara itu di Indonesia, dalam setahun hanya terjadi dua musim. Yakni musim penghujan dan musim kemarau yang dibagi masing-masing enam bulan sekali. Bila musim kemarau datang, disitulah air akan merajuk dan susah untuk ditemui. Nah, itulah yang disebut sebagai "masalah". Kalau sudah begini, mau bagaimana?

Sebenarnya kunci untuk mengatasi masalah ini adalah diri kita sendiri, bahkan kita dapat mengontrol air supaya tidak "marah" ataupun "merajuk". Ibarat kata "tiada asap tanpa api". Artinya jika kita tidak macam-macam maka masalah dapat kita hindarkan, walaupun tidak semua masalah itu berasal dari diri kita, seperti contohnya air yang merajuk akibat musim kemarau. Hal ini sampai sekarang masih menjadi PR untuk pemerintah, meski sebenarnya ini juga merupakan PR untuk kita semua terutama di wilayah-wilayah yang sering terkena luapan emosi air tersebut.

Di Indonesia, masih terdapat banyak wilayah yang sering terkena dampak kekeringan akibat musim kemarau. Bahkan adapula wilayah pegunungan yang seharusnya berlimpah air malah kalang-kabut mencari keberadaannya, hal tersebut akibat banyaknya pabrik-pabrik air yang terus mengambil jatah rakyat, sebut saja di daerah Cicurug, Sukabumi. Apalagi belakangan ini kita sudah memasuki musim kemarau yang justru itu memperparah keadaan, ibarat peribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga", sudah susah tambah susah.

Menurut saya, ada tiga langkah jitu yang dapat pemerintah laksanakan guna meminimimalisir krisis air yang diakibatkan oleh musim kemarau seperti sekarang ini. Langkah pertama adalah pemerintah harus bisa menggerakan masyarakatnya untuk belajar menghemat air, contohnya dengan mengadakan penyuluhan guna menyadarkan sekaligus menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.

Langkah kedua adalah dengan membangun/rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, hal ini dilakukan untuk menampung air selagi musim penghujan. Jadi, masyarakat tidak lagi kalang-kabut mencari air bila musim kemarau datang. Dan langkah ketiga jika krisis air sudah terjadi, pemerintah harus memiliki program donasi untuk menyelamatkan masyarakat yang sedang terkena krisis tersebut.

Penulis, Mahasiswa UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023