Airmu Kehidupanmu

                                        Oleh : Muhammad Hafizh Zaini

Alam yang membentang luas di planet ini telah menyediakan berbagai macam sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di dalamnya. Semua aspek alamiah yang ada telah terstruktur pada kinerjanya masing – masing. Dan pada setiap aspek memiliki properti yang terbagi kedalam beberapa elemen. Salah satu properti yang sangat vital bagi kelangsungan hidup para makhluk yang ada di dalamnya adalah air. Karena tanpa adanya air seluruh makhluk hidup yang ada di bumi akan mengalami kematian. Tanpa air manusia bisa kehausan, dan akan kekurangan zat air yang terdapat di alam tubuhnya hingga mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan mahluk lainnya akan mengalami kematian.  Namun apa jadinya bilamana berkurangnya volume air di bumi ini yang diakibatkan oleh gejala alam ? Bagaimana kelangsungan hidup para makhluk yang ada di bumi ini?

Kurangnya volume air yang diakibatkan oleh gejala alam diidentikkan oleh kemarau atau kekeringan. Kekeringan didefinisikan sebagai kurangnya persediaan air yang bersifat sementara secara signifikan di bawah volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Apabila kekeringan sudah mengganggu tata hidup dan perekonomian masyarakat, maka kekeringan bisa disebut dengan bencana. Ketika kekeringan sudah menjadi bencana, pihak yang mederita akibat dari kekeringan tersebut adalah makhluk hidup.  Manusia khususnya dalam berbagai sendi kehidupannya mutlak memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Bayangkan saja, apabila kekeringan melanda lahan pertanian, akibatnya petani akan mengalami kerugian yang sangat besar, karena terjadinya gagal panen serta menimbulkan kemiskinan yang tidak dapat terkontrol. 
Secara astronomis Indonesia terletak di 6° LU ( Lintang Utara) - 11° LS (Lintang Selatan) dan 95° BT (Bujur Timur) - 141° BT (Bujur Timur). Serta berada di antara benua Asia dan Australia, diantara samudera pasifik dan samudera hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur. Hal inilah  yang menyebabkan Indonesia menjadi daerah tropis serta terletak pada posisi yang strategis dan rentan terhadap perubahan iklim / cuaca. Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia adalah El Nino dan La Nina, Dipole Mode, Sirkulasi Monsun Asia-Australia, daerah pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCG), suhu permukaan laut di wilayah Indonesia. Panjangnya musim kemarau yang terjadi di Indonesia diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang kini telah mencapai level sedang. Tak heran jika sejumlah wilayah , terutama di pulau jawa dan Nusa Tenggara mengalami krisis air atau kemarau yang berkepanjangan. 

Mengenai hal ini pemerintah atau pihak berwajib memiliki hak untuk mengatasi serta menanggulangi kemarau berkepanjangan ini. Pertama, perlu diadakannya sosialisasi kepada masyarakat sekitar secara efisien dan efektif agar senantiasa menghemat pemakaian air. Penghematan air bisa dilakukan dengan cara sederhana, salah satunya tidak membuka keran sepenuhnya. Dan memakai air sesuai dengan kebutuhan. Kedua, bisa dengan cara membuat tempat penampungan air (embung). Dengan membuat penampungan air (embung), kita bisa menggunakan air tersebut bilamana sedang dibutuhkan atau sedang krisis air. Biasanya embung menampung air hujan yang turun ketika sedang musim penghujan dan digunakan untuk mengairi ladang dan sawah ketika sedang musim kemarau. Ketiga, melakukan penghijauan. Penghijauan merupakan cara sederhana mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Penghijauan alangkah baiknya dilakukan didaerah hulu diikuti dengan melakukan pengulangan konversi lahan di daerah hulu. Konversi lahan bisa mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Penghijauan nantinya bermanfaat untuk mengurangi sedimentasi sehingga tidak akan terjadi pendangkalan waduk.    


Penulis, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023