Ustadz Tsabit Muja: Kata Nasab Dalam Bahasa Arab

Ust Tsabit Mujahid.. Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar dua kata, dan bukan hal yang asing lagi ditelinga kita dan sudah menjadi bahasa Indonesia meskipun itu berasal dari bahasa arab, walaupun ada perbedaan dalam segi vokal, maka untuk memahami sebuah kalimat, harus bisa dan mampu serta faham dari segi bahasa. Jika kita melihat kamus bahasa arab maka nampak ada perbedaan dari dua kalimat yaitu "Nasiibun dan nashiibun.

Kata" نسيب" mempunyai makna yaitu garis keturunan atau keluarga sedangkan  نصيب" mempunyai makna atau arti"  Bagian" oleh karena itu kita dalam istilah fiqih kita sering mendengar kata Nashiibun, khaul satu ukuran yang dimana apabila telah samapi pada ukurannya maka harus wajib mengeluarkan zakat, jika kurang dari itu maka tidak wajib mengeluarkannya..

Suatu ketika Rasullah pernah bersabda kepada para sahabat " walaa tansa nashiibaka mina dunnya" artinya janganlah kalian melupakan bagian kalian dari dunia". Karena manusia memilik dua kepentingan yaitu dunia dan akhirat. Jika Allah mengungkapkan bahwa akhiart jauh lebih baik, jauh lebih nikmat maka dunia pun baik dan nikmat. Ungkapan Firman Allah, bukan berarti akhirat yang selalu diutamakan namun apabila dunia baik maka akhirt jauh lebih baik, jika dunia penuh kenikmatan maka akhirat jauh lebih nikmat..

Oleh karena itu jangan samapi kita mengenyampingkan kehidupan dunia dan memilih akhirat lebih utama sebab kita hidup dialam dunia maka kitapun butuh dunia.

lebih utama sebab kita hidup dialam dunia maka kitapun butuh dunia.

Nanti akhirat manusia akan terbagi menjadi dunia ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka. Adapun kata Nasiibun menurut ungkapan Imam Al Marogi " Bertemunya, berserikatnya dari salah satu anggota keluarga dari ibu siapakah dia lahir, dari keluarga manakah dia dan dari keturunan manakah dia. Inilah yang disebut Nasiibun.

Oleh sebab itu nanti diakhirat kita akan bertemu ataupun tidak tergantung amalan kita. Seorang ayah dan ibu sangat perpengaruh dalam garis keturunannya sebab dialah yg jadi pandutan bagi anak anak mereka. Bilamana ayah dan ibu nya rajin beribadah maka anaknyapun pasti rajin beribadah dan sebaliknya.

Mudah mudahan kita tergolong orang orang yang taat kepada Allah swt.
Jainul Malayang, KPI 3 B

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023