Belajar ngaji Anak, Di Masjid Jami Miftahul Huda

DakwahPos.com, Bandung –  Belajar ngaji anak, di Masjid Jami Miftahul Huda tersebut. Karena keinginan masyarakat setempat, agar anaknya mengetahui agama sejak dini. Selasa (18/10/2018).

"Belajar ngaji ini, memang keinginan dari masyarakat disini. Iya, banyak orang tua yang ingin anaknya, menjadi lebih baik agar mengetahui agama sejak dini dan terhindar dari pergaulan yang bebas". Ucap Reza, Pengajar ngaji di Masjid Jami Miftahul Huda.

Reza menambahkan, pelajaran yang sudah diajarkan seperti, membaca Al – quran, Belajar Tajwid, dan sejarah Islam. Rata – rata anak yang hadir, mulai dari Kelas 3 SD sampai Kelas 6 SD.

Belajar ngaji tersebut, dilaksanakan setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah.

Selain itu,  Belajar ngaji tersebut, Harus membayar  dengan infaq Rp. 25.000,. Karena, sudah ada kesepakatan dari pihak DKM (Dewan Ketua Masjid) dan Masyarakat.

Reporter : Mohamad Hafidin Nurhakim KPI/3B

Masjid Fathul Muin Adakan Pelerek

Rasa gotong royong yang masih kental di daerah sekitaran masjid Fathul Muin dan pondok pesantren membuat ketua DKM dan ketua RW membuat program/kegiatan pelerek atau bisa di sebut kotak sumbangan sukarela, secara tidak langsung program ini mendasarkan kepada system demokratis. Karena program ini bisa di bilang mengumpulkan segelintir uang recehan yang nantinya akan di gunakan oleh warga setempat lagi. Seperti halnya warga yang kurang mampu ketika ada musibah atau apapun uang pelerek ini bisa di gunakan karena semua warga mempunyai hak untuk menggunakannya.
Namun untuk saat ini warga setempat sepakat untuk terlebih dahulu merenovasi atau memperindah suatu pondok yang ada di sekitaran sana. Program atau kegiatan ini akan dimulai nanti minggu depan sedangkan untuk saat ini para warga masih dalam proses membuat pelereknya tersebut, dan antusias dari pembuatan pelerek sendiri sudah hampir rampung 100%. 

Dan yang lebih menariknya setiap pelerek ini mempunyai corak dan warna yang berbeda, dan itu bisa membuat para warga di yang usia belia atau anak anak kecil mengisi serta membentuk karakter untuk saling berbagi seksama dengan sendirinya terbentuk karena adanya pelerek ini.

Tidak hanya mendapat materi dari mengisi perelek ini juga menabung pahala di akhirat nanti. Karena dengan pelerek ini saling membahagiakan dan saling menolong sesama saudara, kerabat maupun tetangga, dalam islam ini di sebut di sebut sodaqoh atau lebih spesifik nya tempat sodaqoh yang memang di sediakan oleh ketua DKM dan Ketua Rw.  

Sistem pelerek sendiri nantinya disimpan di setiap rumah warga dan di isi oleh warga setempat dengan uang recehan atau seikhlasnya, dan nantinya akan di ambil oleh setiap satu minggu sekali oleh petugas dari setiap RT. Bisa di sebut juga program perelek ini adalah koperasi bagi warga setempat. Dengan begitu mempermudah dalam mengolah uang dan memberikan kontribusi untuk memakmurkan daerah. "ujar salah satu jamaah Masjid Fahtul Muin"
Fahrijal Nasri Alghifari Rabu (
19, september 2018) 

Ketua DKM Masjid Jami Al-Hikmah Berharap Warga Ikuti Pengajian Rutin


Mungkin sebagian kalangan ibu-ibu pengajian dan warga sekitar selalu mengikuti pengajian rutin. 
Tetapi tidak halnya dengan di sekitaran masjid jami al-hikmah yang warganya begitu berdekatan.
 Mereka jarang sekali mengikuti pengajian rutin.

Adapun pengajian rutin yang selalu diadakan di masjid jami al-hikmah itu warga dari berbagai daerah. 
Padahal masjid jami al-Hikmah dalam lokasi didalam gang. Kebanyakan yang mengikuti pengajiannya pun selalu kewalahan kareana posisi untuk bisa memarkirkan mobil dan kendaraan yang susah diposisikannya harus dimana.

"Pengajian yang diadakan di masjid jami al-hikmah banyak-banyaknya pun sampai 80-50, karena susahnya untuk sarana parkir dan mereka harus parkir dijarak yang jauh untuk bisa mengikuti pengajian." Ujar Hj.Yadi , jumat(11/11/2017).

Ketua DKM masjid jami al-hikmah menginginkan sekali agar warga sekitar bisa mengikuti pengajian rutin,karena itu semua kembali lagi ke orangnya sendiri


  Reporter : Fitriani Rahmawati KPI/3B

100 Tahun Masjid Agung UjungBerung Berdiri

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid  Agung Ujungberung adalah mesjid yang terletak di Bandung Timur. Berdiri sejak tahun 1918 yang berada diantara 7 kecamatan. Keberadaan masjid ini sangat pelik sekali, silsilah tanah pada awalnya telah disengketakan sejak dulu. Mulailah dari masa itu kepemilikan mesjid menjadi simpang siur, hingga pada akhirnya 1952, keturunan dari R.H. Muhammad Djarkasih menggugat kepemilikan dari tanah serta masjid Ujungberung tersebut, tingkat banding lewat keputusan pengadilan tinggi Jkarta 5 Desember 1961 diputuskan bahwa tanah Masjid Agung Ujungberung tersebut merupakan tanah hakkulah (wakaf negara).

Menurut ketua DKM Khoeruman, Pada awal tahun 1870 bangunan mesjid diperluas menjadi 10x10 m. Tahun 1953, bangunan mesjid mengalami peluasan lagi menjadi berukuran 80x117 m atauu 9360 m (sampai saat ini luas ukuran tanah tidak berubah) dengan dinding bangunan terbuat dari batu bata dan atap genting serta lantai jubin. Seperti bangunan mesjid lainya yang dibangun semasa kolonial, maka kemungkinan besar pada awal pengembangannya tahun 1870 memiliki kemiripan bangunan dasar seperti mesjid yang ada di Bandung.

"Nama mesjid ini pada mulanya dinamakan masjid An-Nur dalam bahasa arab berarti cahaya dan dalam bahasa sunda caang karena pada tahun 1810 R. Mukisan mendirikan sebuah mesjid di atas tanah sendiri yang jaraknya hanya 30m dari rumahnya. Masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi saat 2016 dan beberpa tahun sebelumnya, hingga saat ini sedang berlangsung proses pembangunan lantai 2 dibelakang sebelah kiri masjid juga penambahan 10 keran untuk berwudhu." Ujar ketua DKM, Senin (17/09/2018)

Disebelah Barat masjid Agung disediakan juga perpustakaan kecil. Buku-buku keagamaan, al-qur'an, kita-kitab kuning, tafsir dan sedikit buku umum lainya. Kehadiran perpustakaan di kawasan ini akan meningkatkan budaya literasi jamaah juga akan membuat masjid memiliki ruang publik yang lebih meningkatkan kualitasnya. Barangkali dapat diibaratkan sebagai hadiah bagi alun-alun yang berdekatan dengan masjid Agung sebagai hadiah atas peranya dalam sejarah.

"Setelah dibangun alun-alun Ujungberung ini memiliki pengaruh positif khususnya dalam finansial dari kerjasama dengan pengelola alun-alun dan semakin banyaknya jamaah karena daya tarik dari alun-alun terhadap kegiatan-kegiatan dimesjid yang 97 tahun lalu ini untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yag diadakan." Ucapnya.


Reporter: Maya Dewi Krisdiani, KPI 3/B

Tanpa Pengajar Belajar Libur

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Barokah mempunyai Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) untuk belajar agama Islam bagi anak-anak yang berada di lingkungan sekitarnya. Semenjak Idul Fitri 2018 pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Barokah yang berada di kampung Gudangsikat terpaksa diliburkan. Sebab, tidak ada pengajar menjadi faktor utama. 

Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Al-Barokah pada tahun-tahun sebelumnya sudah berjalan. Pembelajarannya mengenai hal-hal yang paling dasar dalam agama Islam, seperti: baca tulis al-Quran, setoran hafalan surat-surat pendek (juz 30), cara wudlu, cara salat, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari senin sampai hari sabtu, dimulai setelah Salat Magrib sampai Salat Isya untuk anak-anak kelas 1 (satu) dan kelas 3 (tiga). Untuk kelas 4 (empat) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilanjutkan sampai jam 9 (sembilan) malam. Para pengajarnya dari mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tetapi, akibat kesibukan masing-masing dari mahasiswa itu akhirnya kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sampai sekarang.

Dewan Kemakmuran Masjid, Duden Anwarudin, mempunyai tanggung jawab besar dalam menjalankan kembali kegiatan belajar mengajar di Madrasah tersebut. Menurutnya, perlu banyak bantuan dalam menjalankan kembali kegiatan belajar mengajar baik mahasiswa maupun masyarakat umum yang mempunyai pengetahuan basic agama Islam.

"Ada beberapa Mahasiswa yang menawarkan menjadi pengajar. Tetapi, entah mengapa sampai sekarang tidak ada kabar. Padahal banyak mahasiswa di sekitar masjid ini, tetapi mereka tidak mempunyai keinginan dalam memajukan agama. Karena dalam hal ini harus ada kesadaran sendiri. Bapak juga tidak menafikan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar, mereka banyak yang mempunyai basic pesantren, tetapi mereka juga mempunyai kesibukan masing-masing. Jadi bapak juga tidak mempunyai wewenang untuk memaksanya." Ungkap Duden Anwarudin, Selasa (18/09/2018)

Harapan ketua DKM Masjid Al-Barokah saat ini ingin ada yang mengajar kembali anak-anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Barokah. Ketua DKM dan bendahara Masjid Al-Barokah sempat berbincang mengenai masalah ini. Akhirnya, bendahara Masjid Al-Barokah akan memberikan fasilitas kosan bagi mahasiswa yang bersedia menjadi pengajar di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Barokah.

Reporter: Ghenni Trias Asysyifa KPI/3B

Belajar ngaji anak, di Masjid Jami Miftahul Huda

DakwahPos.com, Bandung –  Belajar ngaji anak, di Masjid Jami Miftahul Huda tersebut. Karena keinginan masyarakat setempat, agar anaknya mengetahui agama sejak dini. Selasa (18/10/2018).

"Belajar ngaji ini, memang keinginan dari masyarakat disini. Iya, banyak orang tua yang ingin anaknya, menjadi lebih baik agar mengetahui agama sejak dini dan terhindar dari pergaulan yang bebas". Ucap Reza, Pengajar ngaji di Masjid Jami Miftahul Huda.
Reza menambahkan, pelajaran yang sudah diajarkan seperti, membaca Al – quran, Belajar Tajwid, dan sejarah Islam. Rata – rata anak yang hadir, mulai dari Kelas 3 SD sampai Kelas 6 SD.
Belajar ngaji tersebut, dilaksanakan setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah.
Selain itu, Belajar ngaji tersebut, Harus membayar dengan infaq Rp. 25.000,. Setiap orangnya. Sudah kesepakatan dari pihak DKM (Dewan Ketua Masjid) dan Masyarakat.

Reporter : Mohamad Hafidin Nurhakim KPI/3B

Kegiatan P3B Ramaikan Masjid Al-Huda

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Huda (jl. Permai II-Cipadung) mengadakan kegiatan P3B yaitu kegiatan Pelatihan 3 Bahasa terdiri dari Pelatihan Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Selain P3B ada kegiatan Tahsin dan Tahfidz. Kegiatan P3B ini dimulai sejak tahun 2016. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk gotong royong dan kerjasama antara DKM Al-Huda, Majelis Ta'lim, serta Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan Universitas Padjadjaran (UNPAD).

"Kita seharusnya mendobrak pemikiran masyarakat bahwa masjid hanya tempat untuk ibadah shalat, padahal kita kembali ke zaman Rasulullah semua aktivitas bersumber dan bertitik awal dari Masjid dan bahkan kalo bisa masjid itu ramai selama 24 jam dan sepi pada saat waktu waktu shalat, karena pada saat itu kita semua shalat" Ujar bu Hj.Ela, selaku pengurus kegiatan P3B Ahad(16/09/2018).

Selain bentuk kerjasama, masjid Al-Huda dipilih untuk memulai kegiatan P3B adalah adanya fasilitas yang memadai, tempat yang strategis, serta mudah dijangkau. Selain itu kegiatan ini sebagai kegiatan untuk meramaikan masjid, untuk menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan, pembelajaran dan pelatihan. Dan inilah dasar awal dibentuknya kegiatan P3B.

Kegiatan P3B dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 16.00 – 18.00 WIB dan hari Ahad pukul 10.00 – 14.00 WIB. Kegiatan hari Sabtu yaitu Pelatihan Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang, sedangkan hari Ahad yaitu Pelatihan Bahasa Arab dan Tahsin-Tahfidz. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Kelas Masjid Al-Huda lantai 1.

Kegiatan P3B sendiri bekerjasama dengan UIN Sunan Gunung Djati dan Universitas Padjadjaran sehingga Mahasiswanya ikut berkontribusi sebagai staf pengajar. Pengajar Pelatihan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab oleh mahasiswi dari UIN Sunan Gunung Djati, untuk Pelatihan Bahasa Jepang tenaga pengajar dari mahasiswi Universitas Padjadjaran, sedangkan untuk materi Tahsin dan Tahfidz tenaga pegajar seorang Qari dari Pondok Pesantren Al-Falah Nagreg.

Kegiatan P3B tahun 2018 diikuti oleh anak anak tingkat SD dan SMP. Kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis. Pada tahun 2018 jumlah anak yang mengikuti kegiatan P3B ada 15-20 orang. 

Respon anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini sangatlah antusias dan bersemangat. Respon orang tua terhadap kegiatan inipun cukup baik ditandai dengan diikut sertakan anak anaknya dalam kegiatan. Respon masyarakat masjid Al-Huda pun baik bahkan banyak yang merasa terbantu dalam segi ekonomi lalu hati yang merasa senang karena masjid ramai dan senang melihat anak anak yang berkumpul untuk belajar.

Harapan dari bu Hj Ela selaku pengurus kegiatan P3B bagi lapisan masyarakat Perguruan Tinggi atau Mahasiswa/I dapat lebih banyak berkontribusi dalam kegiatan P3B ini dan untuk meramaikan kembali masjid al-Huda seperti pada zaman Rasulullah. 

"Jika kamu ingin maju, ingin membuat kehidupan yang lebih gemirlang di masa depan maka jadilah pembelajar yang sungguh sungguh" Tutur bu Hj Ela, dalam penutupan wawancara Ahad(16/09/2018)

Reporter : Annisa Nurbaiti
  KPI/3A




Selayang Pandang masjid Jami Miftahus Sa’adah

Dakwahpos.com, bandung – Masjid merupakan tempat beribadah bagi umat muslim termasuk Masjid Jami Miftahus Sa'dah, yang terletak di Babakan Dangdeur RT 02/04, kel. Pasirbiru, kec.cibiru, kota Bandung.
Sebelumnya masjid ini adalah sebuah mushola. Namun seiring bertambahnya jumlah jamaah, sekitar tahun 1985 masjid ini diperluas dan menjadi masjid jami miftahus sa'adah. Masjid ini merupakan masjid milik keluarga Alm. H. Eman Syafaat.

Meskipun masjid ini masjid keluarga, namun sama seperti masjid lainnya, masjid ini boleh digunakan masyarakat untuk beribadah, dan melakukan berbagai kegiatan rutin mingguan seperti pengajian Ibu-ibu dan Bapak-bapak. Selain itu, masjid ini juga sering digunakan untuk memperingati hari-hari besar muslim setiap tahun.

Sayangnya masjid ini tidak digunakan untuk kegiatan anak-anak mengaji. "masjid ini tidak digunakan pengajian anak-anak dikarenakan dalam satu RW ada tiga masjid, maka hanya difokuskan ke masjid al-Amanah" ujar Dewan Ketua Masjid Jami Miftahus Sa'adah.

Masjid jami miftahus sa'adah juga tidak memiliki organisasi khusus remaja masjid. Meskipun demikian, warga dan pengurus masjid tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid ini.



Enung Hani Amaliah, KPI/3A

Melalui MDTA, Masjid Usman Bin Affan Tanamkan Nilai Islami pada Anak sejak Dini

DAKWAHPOS.COM, Bandung- Kegiatan belajar mengajar di Masjid Usman bin Affan sudah berjalan hampir tiga bulan. Meski terbilang baru, pengajaran yang menanamkan nilai islami pada anak-anak melalui Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) ini cukup menyita perhatian masyarakat sekitar.

"Menanamkan nilai-nilai islami sedari dini memang sangat penting menurut saya, karena anak punya pondasi awal buat berkembang". Ungkap Ihsan (21) selaku pengajar di MDTA Usman bin Affan. Rabu (19/9/18)

Cepat tanggapnya anak pada usia dini, menjadi acuan tersendiri untuk menciptakan pondasi yang islami. Hal ini menjadi sasaran utama bagi para pengajar di MDTA masjid Usman bin affan.

"Kognitif anakpun sedang berkembang pesat untuk merekam segala pembelajaran sejak kecil".  Pungkas Ihsan.

Pentingnya penanaman nilai-nilai islami sedari dini menjadi payung utama bagi pengagas akhirat, terutama orang tua yang menjadikan zaman milenial sebagai momok utama dalam perkembangan anak. Tidak heran, banyak orang tua yang mencari jalan keluar dengan mengikut sertakan anaknya dalam sekolah agama, dan banyak para subangsih pemikir akhirat terjun dalam penanaman nilai-nilai Islami sejak dini, termasuk masjid Usman bin Affan ini. 

Reporter: Hazar Islamy, KPI/3B

Tanpa Pengajar Belajar Libur


Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Barokah mempunyai Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) untuk belajar agama Islam bagi anak-anak yang berada di lingkungan sekitarnya. Semenjak Idul Fitri 2018 pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Al-Barokah yang berada di kampung Gudangsikat terpaksa diliburkan. Sebab, tidak ada pengajar menjadi faktor utama. 
Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Al-Barokah pada tahun-tahun sebelumnya sudah berjalan. Pembelajarannya mengenai hal-hal yang paling dasar dalam agama Islam, seperti: baca tulis al-Quran, setoran hafalan surat-surat pendek (juz 30), cara wudlu, cara salat, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari senin sampai hari sabtu, dimulai setelah Salat Magrib sampai Salat Isya untuk anak-anak kelas 1 (satu) dan kelas 3 (tiga). Untuk kelas 4 (empat) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilanjutkan sampai jam 9 (sembilan) malam. Para pengajarnya dari mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tetapi, akibat kesibukan masing-masing dari mahasiswa itu akhirnya kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sampai sekarang.
Dewan Kemakmuran Masjid, Duden Anwarudin, mempunyai tanggung jawab besar dalam menjalankan kembali kegiatan belajar mengajar di Madrasah tersebut. Menurutnya, perlu banyak bantuan dalam menjalankan kembali kegiatan belajar mengajar baik mahasiswa maupun masyarakat umum yang mempunyai pengetahuan basic agama Islam.
"Ada beberapa Mahasiswa yang menawarkan menjadi pengajar. Tetapi, entah mengapa sampai sekarang tidak ada kabar. Padahal banyak mahasiswa di sekitar masjid ini, tetapi mereka tidak mempunyai keinginan dalam memajukan agama. Karena dalam hal ini harus ada kesadaran sendiri. Bapak juga tidak menafikan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar, mereka banyak yang mempunyai basic pesantren, tetapi mereka juga mempunyai kesibukan masing-masing. Jadi bapak juga tidak mempunyai wewenang untuk memaksanya." Ungkap Duden Anwarudin, Selasa (18/09/2018)
Harapan ketua DKM Masjid Al-Barokah saat ini ingin ada yang mengajar kembali anak-anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Barokah. Ketua DKM dan bendahara Masjid Al-Barokah sempat berbincang mengenai masalah ini. Akhirnya, bendahara Masjid Al-Barokah akan memberikan fasilitas kosan bagi mahasiswa yang bersedia menjadi pengajar di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Barokah.
Reporter: Ghenni Trias Asysyifa KPI/3B

Santri Pesantren Mahasiswa Universal Jadi Muazdin di Masjid Al-Amanah

Dakwahpos.com, Bandung – Jenis Setiari, mengumandangkan adzan di Masjid Al-Amanah. Ia adalah santri Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Al-Islamy. Rabu (19/09/2018).
Jenis Setiari, salah seorang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus santri dari Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Al-Islamy rutin melaksanakan peribadahan shalat lima waktu berjamaah. Ia salah satu dari muadzin di Masjid ini.
Awal semester ganjil tahun 2019, Kikky dan Irwan, marbot masjid semakin sibuk dengan kuliah disemsester 7 dan jarang berada di masjid karena harus melaksanakan  KKN. Mereka berperan penting dalam kegiatan masjid. Ia pula yang bertanggung jawab mengumandangkan azdan.
"Muadzin di Masjid ini tidak menggunakan jadwal. Siapapun bisa menjadi muadzin. Kebetulan warga disini lebih mengandalkan santri dari Mahad Universal." ujarnya saat diwawancarai dakwahpos.com (19/09/2019).
Reporter : Cici Marlina, KPI/3A

Cerdaskan Bangsa Bertaqwa, Belajar di TPA Masjid Jami Thariqul Huda

Dakwahpos, Bandung- Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diluar sekolah. Bedanya kegiatan belajar mengajar disini lebih mengarah kepada materi-materi agama. Mungkin setelah membaca dua kalimat diatas, anda berfikir tentang pelajaran agama seperti sejarah, fiqih, dan mengaji. Namun, di Masjid Jami Thariqul Huda, pendidikan yang diterapkan oleh guru-guru disana bukan hanya sebatas itu. Selain soal agama, anak-anak yang belajar di TPA ini juga diajarkan terkait ketrampilan-ketrampilan lain seperti menggambar dan bermain alat musik Islam.
"Jadi dulu kalo ngaji ya ngaji aja, di kampung-kampung itu dulu TPA ya ngaji biasa aja. Tapi kita kan sekarang belajar menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Jadi ga monoton belajar agamanya". Ujar Kang Aziz selaku Takmir Masjid Thariqul Huda (21) Rabu(19/09/18).
Memang tidak dapat dipungkiri lagi persoalan terkait kemajuan zaman yang semakin maju ini menuntut setiap individu untuk lebih kreatif dalam berinovasi. Maka dari itu akan sangat tepat untuk mengarahkan anak-anak belajar meningkatkan kemampuan mereka sekaligus meningkatkan keimanan dengan belajar di TPA seperti yang ada di Masjid Jami Thariqul Huda ini.
"Respon masyarakat alhamdulillah positif, ya pasti karna ini juga bernilai positif. Paling hanya beberapa  anak saja yang terkadang sulit di atur, tapi seiring berjalan waktu mereka mulai terbiasa dan tidak terlihat terbebani dengan adanya TPA ini". Lanjut Kang Aziz.
Dengan adanya TPA seperti yang ada di Masjid Jami Thariqul Huda diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit berkualitas yang mampu memajukan bangsa. Bukan hanya memimpin dan korupsi, kaya uang namun miskin hati. 
Reporter : Hamzah Anshorulloh KPI/3B

Masjid Al Hidayah Berbenah

Dakwahpos.com, Bandung- Guna memenuhui kebutuhan air saat musim kemarau, pengurus masjid Al Hidayah Cipadung, Kecamatan Panylieukan Kota Bandung membuat sebuah sumur bor. Di kawasan tersebut, kekurangan air menjadi hal yang lumrah terjadi ketika musim kemarau tiba. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi musim kemarau yang berkepanjangan.

Pengurus DKM AL Hidayah Sobri Yunus (43) mengatakan masjid yang terletak di Kampung Legit tersebut selalu penuh oleh Jemaah saat waktu salat tiba.  Hal ini membuat air menjadi kebutuhan utama untuk wudhu para jemaah. Terlebih selain digunakan untuk salat berjamaah, masjid Al Hidayah juga mempunyai jadwal pengajian yang padat.

"Lokasi masjid tidak memungkinkan dipasang ledenga, karena di sini tidak ada jalur saluran PDAM," tutur Sobri kepada dakwahpos.com, Selasa (18/9/2018).
Untuk memenuhi kebutuhan air, selama ini masjid Al Hidayah mengandalkan sebuah sumur milik warga. Namun, dengan kegiatan pengajian yang padat, mempunyai sumur sendiri merupakan hal yang mutlak harus dilakukan. Sehingga, pada Minggu (16/9/2018) pengurus masjid memutuskan memulai pembuatan sumur dengan biaya mencapai Rp7 juta.

"Dananya dari kas Rp2juta, sisanya dari donatur," ungkapnya.

Dengan adanya sumur tersebut, Sobri berharap kedepan masjid Al Hidayah  bisa lebih ramai lagi digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian maupun salat berjamaah. Walaupun masjid ini bukan masjid besar tetapi masjid Ini selalu ramai oleh warg

Usia bukanlah alasan belajar Al - Qur'an

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al - Ikhlas yang berlokasi di Desa Cipadung,Cibiru Bandung. DKM masjid Al - Ikhlas mengadakan pengajian rutin setiap hari senin.

Pengajian rutin itu tidak hanya sekedar mendengarkan kajian kajian agama, akan tetapi para jama'ah diajarkan cara membaca Al - Qur'an dengan baik dan benar , dengan metode satu persatu jama'ah berhadapan dengan guru untuk belajar Al - Qur'an, "dengan cara seperti itu dapat membantu para jama'ah untuk belajar membaca Al - Qur'an agar lebih terpantau. 

Rata - rata dari jama'ah masjid Al - Ikhlas yang selalu menghadiri pengajian yaitu ibu-ibu dan nenek-nenek yang semangatnya masih sangat besar untuk belajar Al - Qur'an, mereka sangat senang karena mendapatkan ilmu dan masih bisa belajar Al - Qur'an meski usia mereka tak lagi muda. 

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai berkembang, dengan diadakannya pengajian rutin dan kegiatan positif " ujar bu eem . Rabu (19/09/2018)

Tak hanya pengajian saja, DKM Masjid Al - Ikhlas pun mengadakan kegiatan membaca Yasin setiap malam jum'at, dan kegiatan yang diadakan untuk menyambut hari - hari besar Islam, seperti Tabligh Akbar,Muludan,Rajaban dan masih banyak yang lainnya. 

Dengan diadakannya pengajian rutin dapat mempererat ukhuwah, selain pengajian rutin setiap hari senin dan kegiatan - kegiatan positif untuk menyambut hari besar Islam, DKM masjid Al - Ikhlas pun mengadakan pengajian rutin ba'da Maghrib ,akan tetapi yang sangat diprihatinkan yaitu tak ada remaja yang ikut serta dalam pengajian ini, hanya anak - anak kecil dan dengan suara yang lantang dan semangat yang besar untuk mengaji beserta bapak - bapak yang ikut serta dan melakukan sholat berjama'ah dimasjid. 

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai berkembang, dengan diadakannya pengajian rutin dan kegiatan positif " pungkas bu eem. 
Usia bukanlah alasan untuk belajar ,apalagi belajar Al - Qur'an. meski mereka tak lagi muda, namun semangat mereka melebihi para remaja.

Jangan jadikan kesibukan untuk menjadi alasan, karna tak ada kata sibuk,hanya orang yang tak bisa mengatur waktu dengan baik yang menjadikan dirinya dengan kata sibuk.

Reporter: Devi Rachmawati KPI/3A

Lokasi Masjid Jadi Masalah Masyarakat
Dakwahpos.com, Bandung Indonesia sebagai Negara yang mayoritas muslim mempunyai banyak masjid. Salah satunya masjid At-Taqwa  yang berlokasi di jalan Embah Raksa  rt 03 rw 01 kelurahan cipadung  kecamatan cibiru kota bandung . Pengajian mingguan dilaksanakan pada malam jumat dan sabtu sore diisi oleh masyarakat setempat terutama ibu-ibu.
Sempitnya lahan area luar masjid membuat kendaraan susah parkir untuk melaksanakan sholat di masjid itu."kalau saya sih inginnya diperluas lagi, tapi ya namanya juga di gang jadi susah. Harus membangun keatas, kalau saya banyak uang saya juga ingin memperluasnya"  ujar pak Ahmad selaku DKM mesjid At-Taqwa .
Masjid yang berdiri sejak 1972 ini sudah beberapa kali direnovasi . tiap solat subuh pun hanya dua hingga tiga baris jamaah. Masyarakat lebih memilih solat di mesjid yang bisa dijangkau memakai kendaraan. Untuk sholat di masjid ini masyarakat susah memarkirkan motornya. 
Peranan mahasiswa di sekitar mesjid pun ikut serta beberapa kali dalam kegiatan. Mesjid At-Taqwa juga dijadikan oleh mahasiswa dalam kegiatan KKN. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pelaksanaan PHBI .salah satunya peringatan maulid Nabi.
"harapan kedepannya masjid ini harus lebih banyak jamaah dan kegiatannya, mungkin mereka  belum mendapat hidayah" ujarnya  . peranan pemuda sangat dibutuhkan dalam kagiatan masjid. hanya   dua hinga empat pemuda yang ikut berpartisipasi pada kegiatan mesjid. (19/09/2018).
Reporter:Iip Ahmad Abdullatip KPI 3/B

PELANTIKAN KEPENGURUSAN MASJID BAITURRAHMAN PERIODE 2013-2018

Dakwah pos.com, bandung- penting nya ke strukturan dalam suatau hal adalah hal yang ta bisa terbantahkan keberadaan nya karena ke  strukturan merupakan sebuah program yang bisa mengatur seputar kegiatan masjid bahkan mengadakan sebuah program.
Baiturrahman merupakan masjid yang mana aktivitas nya perlu kita soroti, selain itu masjid baiturrahman baru saja di legalkan oleh pemerintah kec cileunyi bahkan di hadiri KUA dan MUI kec. Cileunyi.
Adapun hasil dari pelantikan sendiri yaitu penentuan kepengurusan masjid dan pelantikan para pengurus nya, para pengurus tersebut antara lain: drs.hj makin penasehat, Drs bachriddim M.Ap. sebagai ketua dkm, trias s.kom sebagai sekertaris dan ir. Yayat sebagai bendahara.
Tujuan pembentukan kepengurusan tersebut antara lain adalah suatu langkah untuk memkmurkan masjid dengan mengisi kegiatan kegiatan yang berkaitan tentang ibadah. Seperti manyelanggarakan kegiatan majlis ta'lim.
Untuk kegiatan majlis ta,lim sendiri yaitu di selenggarakan dengan rutin setip hari senin dan sabtu bahkan terbuka untuk umum sehingga orang yang di luar lingkungan pun boleh untuk mengikuti pengajian  yang di selenggarakan, hal ini tentu baik untuk terus mencari ilmu karena mencari ilmu sebuah kewajban bagi umat islam.
Reporter: bisri zaenul mukti Rabu KPI/3A (19 September 2018)

Jamaah Masjid Manunggal Disiplin dalam Kebersihan

Dakwahpos.com, Bandung- Kebersihan sebagian dari iman, memang sudah seharusnya disiplin terhadap kebersihan. Karena mau bagaimana pun jika ibadah pada tempat yang kotor pasti tidak khusyu'. Maka dari itu ada istilah "Annadzofatu mina Al-iman".

"Masjid Manunggal ini berada di komplek Vijaya Kusuma Cipadung, ruangan sholat nyaman, tempat wudlu dan toilet bersih terawat, akses mudah, parkir luas" Kata Dedi Sopandi Sofwan. Rabu (19/09/18).

"Masjidnya lumayan luas, tinggal dibikin rame sama kegiatan anak-anak saja" ujar Santi Nurhasanah. Rabu (19/09/18).

Kegiatan kebersihan ini dilaksanakan agar anak-anak mengetahui keutamaan kebersihan mengingat pentingnya kebersihan dalam islam. Sebelumnya, ustadz menekankan pentingnya kebersihan dalam islam sekaligus memberikan contoh tentang bagaimana cara membersihkan dan cara menjaga kebersihan.

Faktor pendukung terlaksananya kegiatan ini adalah antusias yang tinggi dari para jamaah. Para jamaah sangat antusias dalam melaksakan kegiatan ini. Sehingga, kegiatan ini bisa terus berlangsung sampai sekarang.

Reporter : Ahmad Naufan Hanif   

Masjid Miftahul Falah sebagai Rumah ke-2 bagi Para Yatim Piatu

Dakwahpos.com, Bandung-. Yayasan pendidikan pondok pesantren miftahul falah terletak di jl. Percobaan no. 52 cikalang, cileunyi  kulon, cileunyi, bandung. Pesantren ini mempunyai masjid yang telah didirikan sejak 20 maret 1996. Masjid yang digunakan untuk tempat beribadah lima waktu, juga digunakan sebagai tempat menimba ilmu bagi anak-anak yatim piatu. 

Tidak hanya menunaikan ibadah shalat lima waktu yang dikerjakan di masjid miftahul falah, tetapi masjid ini juga digunakan sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi anak anak asuhan yayasan pondok pesantren miftahul falah. Dimana setiap pagi sore dan malam mereka menghabiskan waktu untuk mengaji. 

Tidak hanya itu, banyak anak yang berdiam diri di masjid hanya untuk istirahat bahkan ada yang bermain. Seperti mereka sudah menganggap masjid adalah sebagai rumahnya sendiri. 

Pak ustadz Asep saeful S.pd.I, Selaku pimpinan yayasan miftahul falah mengatakan "masjid ini pula yang sering digunakan sebagai tempat anak-anak berkumpul apabila ada santunan, acara aqiqah, ataupun acara ulang tahun dsb" senin, (17/09/2018)

Kegiatan yang berlangsung di masjid Miftahul Falah ini cukup mendapat antusiasme dari masyarakat sekitar. Tidak jarang masyarakat ikut andil dalam meramaikan masjid Miftahul Falah ini. 

Reporter: Irva salsabila KPI/3B


Area lampiran

Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Makmurkan Mesjid


Dakwahpos,Bandung-Masjid Al-Murtadho dengan gaya klasiknya, berdiri di tengah-tengah masyarakat ini, sedang  berlangsung pengajian rutin ibu-ibu dengan agenda tahsin dan mendengarkan tausiyah dari ustadz atau ustadzah, namun terlihat mustami yang datang begitu sedikit.

"Memang mustaminya paling banyak 34 orang neng, dan ini pun kebanyakan bukan dari lingkungan sini, kebanyakan dari luar Rw juga dari jamaah ustadzah yang suka isi pengajian". Ungkap Ibu Juhariah sebagai ketua Majlis. Senin (17/09/18).

Memang tidak dapat dipungkiri, saat ini mesjid banyak berdiri di sekitar masyarakat, bahkan kemanapun tempat yang kita singgahi pasti ada mesjid atau mushola yang kita temui terutama di negara tercinta, Indonesia. Tapi pada kenyataan yang ada di masyarakat, masih banyak mesjid yang masih terlihat sepi.

"Ada beberapa faktor masjid ini sepi ba, yaitu gaya hidup masyarakat yang menengah ke atas sedangkan dalam hal ekonomi menengah kebawah, masyarakatnya dari berbagai pulau, jiwa socialnya kurang, lebih mengutamakan kebutuhan jasmani daripada rohani, sedikitnya remaja, terutama pengetahuan agama yang kurang dari semejak kecil." Ujang bapak chevy-DKM masdij Al-Murtadho. Senin (17/09/18).

Kesadaran akan memakmurkan mesjid pada masing-masing masyarakat sangat perlu di tumbuhkan kembali. Dibutuhkan metode dakwah yang bisa mengajak masyarakat sadar akan tugas pentingnya dalam memakmurkan mesjid sebagai sarana beribadah, mengkaji Al-Qur'an dan sunah Rasulullah saw.

 "Saya hanya mengediakan mesdij sebagai sarana untuk beribadah, dan saya tidak muluk-muluk berhahap pada masyarakat, saya harap anak-anak ini kelak bisa menjadi generasi untuk memakmurkan mesjid ini, melihat mereka mengaji hanya di sore dan malam hari pun saya sudah senang" Ujar Bapak Chevy-DKM masjid Al-Murtadho. Senin (17/09/18).

Masjid adalah tempat umat muslim untuk beribadah kepada Allah swt. tugas seorang muslim bukan hanya membangunnya saja, tetapi yang terpenting bagaimana memakmurkan mesjid dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang dapat mendekatkan hamba dengan pencipta-Nya.

Reporter: Ai yulianti KPI/3A

PUDARNYA SEMANGAT REMAJA LANGKAHKAN KAKI KE MESJID


Dakwahpos.com, Bandung. Mesjid merupakan tempat ibadah orang islam dimana semua orang berkumpul dan mengerjakan shalat berjama'ah. Tidak hanya itu mesjid juga sering dijadikan tempat mencari ilmu, diantaranya tempat mengaji anak-anak, dan majelis ta'lim untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Yang menjadi permasalahannya adalah minimnya para remaja yang pergi shalat berjama'ah ataupun yang melakukan kegiatan di masjid.

"Faktor yang menyebabkan remaja jarang melangkahkan kakinya ke masjid adalah kesandaran dari para remaja dan berkembangnya ilmu teknologi yang membuat para remaja lebih mementingkan teknologi seperti gadget, internet, dan teknologi lainnya. Pengaruh dari teknologi tersebut memnyebabkan para remaja malas dan hilangnya kesadaran akan pentingnya melangkahkan kakinya ke masjid". Ungkap Rizqi salah satu remaja yang sering mendatangi mesjid. Selasa (18/09/2018)

Dalam hal ini para orang tua berperan penting menyadarkan anak-anaknya untuk kembali pergi ke mesjid dan melakukan kegiatan. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya agar tertanam semangat melaksanakan shalat berjama'ah di maesjid sejak dini.

Reporter : Alfi Nurfaizin, KPI/3A

Hari Libur, Jamaah Pun Libur Untuk Datang Ke Masjid



Dakwahpos.com, Bandung- Masjid yang sepi Jamaah memang sudah menjadi persoalan yang sering kita temui. Salah satunya Masjid Jami' Al-Huda yang berada di dalam gang kecil berdekatan dengan  pemukiman warga. Masjid ini biasanya selalu dipenuhi Jamaah yang akan melaksanakan shalat berjamaah ataupun pengajian. 

"Masjid ini memang berada di tempat yang agak susah dijangkau Jamaah di luar penduduk dekat masjid, tapi biasanya sih masjid ini selalu ramai oleh para Jamaah penduduk sekitar ketika akan shalat berjamaah atau pengajian". Ujar Bapak Sulaiman Mahpud (salah satu Jamaah Masjid Jami' Al-Huda) Minggu (16/9/2018)

Namun tidak kali ini, pada hari minggu masjid yang biasanya dipenuhi Jmaah ini terlihat sepi ketika akan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Tidak seperti biasanya, yang terlihat hanya beberapa jamaah saja.

"Biasanya ga suka sepi gitu, mungkin karna hari ini hari minggu jadi banyak warga yang pergi liburan.". Ungkap Bapak Suaiman Mahpud

Banyak dari kita ketika libur malah tidak menyempatkan diri datang ke masjid. Maka dari itu dimana pun kita harus menyempatkan diri datang ke masjid. Buatlah masjid sekitar kita lebih ramai oleh jamaah yang hendak beribadah.

Reporter : Lutfiah Amini KPI/3B

Anak jalanan berhak mendapatkan ilmu di pesantren At-tamur

Dakwahpos,Bandung. Masjid Syahida (Syarif Hidayatullah) adalah masjid yang pengurus di 
dalamnya merupakan para mahasiswa dan santri. Mereka memiliki sebutan pesantren at-tamur 
yang merupakan pesantren anak jalanan, tetapi belum resmi atas nama pesantren tersebut dan 
mereka hanya menumpang saja di ruangan atas masjid atau ruang DKM.

Pesantren at-tamur memiliki kegiatan pengajian dan sebagainya yang dilakukan di masjid dan 
untuk memakmurkan masjid tentunya. Ada hal positive yang dilakukan para tokoh untuk 
membuat pesantren anak jalanan at-tamur ini yaitu anak jalanan pun yang tidak memiliki apa-apa 
berhak untuk mendapatkan ilmu.Rabu (19/09/2018)

Jarang kita jumpai hal yang seperti ini, mengajarkan ilmu agama dengan tidak meminta upah 
sepeser pun, sungguh bijaksana sekali para pendiri pesantren jalanan at-tamur ini. Namun sangat 
disayangkan ketika mendengar bahwa suatu saat pesantren ini yang status nya belum resmi akan 
dipindahkan bahkan di bubarkan ketika sang pemilik tanah dari aula at-tamur ini menginginkan 
dan mengambil hak nya.

"Kami hanya bisa menerima apa keputusan dari pemilik hak, ketika harus di pindahkan kita akan 
pindah bahkan bisa jadi kita bubar" ujar kang saeful.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban semua orang bahkan sampai tua sekalipun sampai kita 
tutup usia, mereka yang tidak memiliki bekal untuk menuntut ilmu sekarang bisa dengan bebas 
untuk mencari ilmu bahkan ilmu agama yang sangat penting dan berpengaruh di dalam 
kehidupan. Masjid syahida yang merupakan "rumah" bagi para pencari ilmu yang tidak mampu 
sangat berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar anak-anak.

Reporter: Ahmad Adnan Baidowi KPI/3A

Sholat Berjama'ah Bukti Ukhuwah Islamiyyah


Setiap muslim yang mukallaf tentunya sudah mendapat kewajiban yang diembankan oleh syariat agama kepadanya yaitu berupa kewajiban menjalakan segaala perintah Allah Ta'ala. Pun dengan muslim yang belum menginjak mukallaf, mereka mendapat tuntunan dari kedua orang tuanya ataupun guru dipengajian bahkan disekolah untuk dilatih menjadi seorang muslim yang baik. Sehingga dalam pertumbuhan kehidupannya mereka tetap dalam jalan yang benar.

Syariat atau kewajiban itu salah satunya adalah Sholat lima waktu dalam sehari. Sholat  merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang menjadi pondasi umat islam. "dalam sholat ada banyak pahala atau ganjaran bagi mereka yang senantiasa melaksanakannya, apalagi bagi mereka yang senantiasa sholat tepat waktu dan berjamaah dimasjid", ujar ust. Idid selepas meng-imami sholat. (rabu,19/9/2018). 

Jika kita tela'ah secara seksama, sholat ini memang kewajiban yang menjadi pembeda antara umat islam dengan non islam. ini sesuai dengan hadits yang disabdakan oleh Rosululloh S.A.W yang artinya "yang membedakan antara seorang kafir dan mu,min adalah sholat" ,  dengan itu tentulah perintah sholat ini menjadi kewajiban muslim untuk beribadah mahdzoh (ibadah yang langsung kepada Allah Ta'ala). Sholat lima waktu dalam sehari sebagai perintah yang wajib 'ain yaitu kewajiban yang tidak dapat diwakilkan oleh orang lain, sehingga siapaun muslim yang sudah mukallaf mesti melaksanakannya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah S.W.T.

Disisi lain program pemeritnah kota bandung sendiri salah satunya adalah melaksanakan "subuh berjam'ah"  . Program ini menjadi program unggulan yang dapat memberikan nilai positif kepada seluruh umat muslim khususnya di wilayah kota Bandung. "iya, apalagi dengan adanya program pemerintah itu , ya.. masyarakat anak-anak sampai yang dewasa lebih antusias dalam melaksanakan sholat berjama'ah disini" (tambahnya ketika diwawancarai mengenai program pemerintah 19/9/2018).

Dalam penjelasan lebih lanjutnya ust. Idid menegaskan bahwa sholat berjama'ah ini sebagai bukti ukhuwah islamiyyah. "sekarangkan umat islam itu ada banyak golongan, tapi tetap kalo mereka bisa sholat berjama'ah ya pasti tetap solid bisa terjaga kerukunan dan ukhuwah islamiyyahnya". Memang fakta yang menjawab bahwa ukhuwah islamiyyah ini juga dapat terlihat dari umat islam yang senantiasa melaksanakan sholat berjamaah. Atas perintah Allah pula ukhuwah islamiyyah harus dijaga seagaimana firman Allah Ta'ala QS: Ali Imron ayat 103 yang artinya : dan berpegang teguhlah  kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dengan berjama'ah dan janganlah kamu bercerai berai". Semoga kita semua senantiasa menjadi umat  muslim yang bisa menjalakan segala perintah-Nya. Amiin .
Reporter : Ahmad Muhajir (rabu 19/9/2018)

Sukses Ciptakan Suasana Nyaman, Masjid Jami At-Taqwa Wajib Diacungi Jempol

Dakwahpos.com, Bandung – Fasilitas masjid Jami At-Taqwa, Mekarjati, Cibiru cukup memadai untuk dikategorikan sebagai masjid yang nyaman. Hal ini dirasakan oleh hampir semua jama'ah masjid Jami At-Taqwa. Lokasi masjid ini terbilang strategis karena berada di persimpangan jalan yang memudahkan akses untuk para jama'ah menuju masjid.

Masjid ini dikatakan nyaman, pasalnya pihak DKM dan pengurus masjid ini mengupayakan yang terbaik guna kesejahteraan masjid sejak masjid ini dibangun. Fasilitas yang mereka sediakan berupa sound system dengan kualitas suara yang baik, tersedianya Al-Quran, serta peralatan solat lainnya.

Tak heran bila DKM masjid ini dikatakan sukses guna menciptakan suasana masjid yang nyaman. "Setiap DKM pasti untuk memberikan kenyamanan bagi jamaahnya terutama dengan fasilitas yang ada ini mulai dengan karpet, kemudian pengharum ruangan, itu dibuat senyaman mungkin untuk jamaah melaksanakan solat disini", ujar Zainal Mustofa selaku imam di masjid Jami At-Taqwa, Kamis (19/09/2018)

Tak hanya fasilitas, masjid ini juga mempunyai penunjang kenyamanan lainnya. Mulai dari air yang bersih dan cukup, kebersihan di dalam dan di luar masjid, serta bentuk bangunan yang estetis dengan cat perpaduan warna hijau dan krem beserta keramik yang menempel disebagian temboknya membuat masjid minimalis ini terasa lapang, sejuk, dan segar.

Suasana masjid memang harus dirancang sedemikian rupa karena tempat ibadah merupakan tempat dimana seseorang membutuhkan kenyamanan dan ketenangan. Fasilitas yang cukup ini sudah mendapati simpati dan acungan jempol dari jama'ah dan masyarakat sekitar. Namun, DKM dan pengurus masjid ini tak puas hanya sampai disitu saja. Mereka akan terus mengupayakan yang terbaik untuk kesejahteraan masjid Jami At-Taqwa.

Reporter: Afifah Widiazmara, KPI/3A

Awal Mula Rintisan Hingga Berdikarinya MDT Masjid Safinatussalam

Dakwahpos.com, Bandung – Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) adalah wadah bagi anak-anak sekitar masjid Safinatussalam, tepatnya di Cibiru Hilir Block CC kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung. Anak-anak belajar, mengetahui dan menambah wawasan mengenai ilmu agama islam.

"MDT didirikan 1 juli 2018 oleh tiga ibu rumah tangga, yaitu Achrijani Djaitun, Masrini dan Nina. Pendirian MDT itu sendiri tidak luput dari adanya bantuan dari dosen UIN Bandung yaitu ustadz Aang dan ustadzah Imas Rosmayanti," ujar Achrijani Djaitun selaku kepala sekolah MDT masjid Safinatussalam, Senin (17/9/2018).

Archrijani Djaitun, Masrini, Nina, Agus Baroya (penasehat DKM ) dan Yunus Hikam (ketua DKM saat itu), bermaksud mengundang ustadzah Imas ke masjid untuk membicarakan pendirian Diniyah di masjid Safinatussalam, karena ustadzah Imas mengetahui informasi digalakannya Diniyah. Kemudian ustadzah Imas menjelaskan dan memberi kesanggupan akan membantu jika masjid ini ingin mendirikan Diniyah. Archrijani dan 4 orang lainnya sepakat untuk mendirikan Diniyah dibantu oleh ustadzah Imas sampai keluar SK tahun 2005.

"Tujuan didirikannya MDT ini salah satunya supaya anak itu ada wadah mengaji yang jelas, karena kalau sifatnya individu kita harus mengetahui latar belakang pengajar, sedangkan kalau dalam wadah MDT dia jelas ada dibawah DKM sehinnga oleh DKM terkontrol siapa pengajarnya. Karena kan sekarang zaman nya radikalisme jadi harus jelas wadahnya dimana," ujar Achrijani Djaitun, Senin (17/9/2018).

Menurut Archrijani, tahap awal berdiri terdapat 15 anak yang bergabung di MDT, tetapi Archrijani dan yang lainnya kebingungan karena tidak adanya pengajar dan mereka tidak mempunyai pengetahuan lebih dalam keagamaan, mereka hanya mempunyai niat yang kuat supaya anak-anak bisa mengaji. Ustadz Aang kebetulan sudah membuka pengajian anak-anak di masjid tersebut tetapi belum rutin karena kesibukannya. Kemudian Archrijani mengajak ust. Aang untuk menjadi pengajar.

Setelah tiga tahun berdiri, Archrijani mendapat informasi mengenai Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah ( FKDT ). Kemudian Archrijani mengikuti forum tersebut, dan mulai dibuatnya kurikulum supaya lebih rapih. Karena kesibukan ustadz Aang, beliau mengundurkan diri menjadi pengajar dan digantikan oleh ibu Ika.

Sekarang jumlah pengajar bertambah menjadi tujuh orang sedangkan siswa MDT bertambah menjadi lima puluh lima orang, semua pengajar adalah ibu rumah tangga. Para pengajar otodidak mempelajari dari buku panduan kemudian disampaikan kepada anak didiknya.

Peran MDT sangat penting bagi masjid Safinatussalam, karena Madrasah ini seolah-olah menuntut anak untuk pergi ke masjid setiap hari dan menanamkan dalam jiwanya untuk cinta masjid. Dengan itu banyak anak-anak yang ikuti shalat berjama'ah di masjid. Usia rata-rata anak MDT yaitu satu sampai lima tahun.

"MDT di mulai dari hari senin sampai jumat pukul 16.00 sampai 17.00 WIB. Kegiatan mereka sesuai kurikulum yang sudah diberikan, seperti mengaji, baca tulis Al-qur'an. Kadang setelah selesai belajar mereka ikuti ekstrakulikuler seperti qasidah, pidato, dan baca puisi, dan hingga memenangkan juara 1 lomba baca puisi islam putra putri," ujar Achrijani Djaitun, akhiri pembicaraan.


Reporter : Astri Lestari, KPI / 3A

H. Ahmad Nuryani : Pemuda Pergi Ke Masjid Mengalami Peningkatan Sejak Masjid di Renovasi

Masjid Bina'ul Iman berlokasi di Komp. Bina Karya 2, Cileunyi, di masjid ini dari tahun ke tahun mengalami penambahan jemaat dari para pemuda. Sebab nya adalah renovasi di Masjid Bina'ul Iman ini.
"ya Alhamdulillah jemaat pemuda di daerah sini mengalami peningkatan, karena ada kesadaran dari para pemuda yang melihat masjid ini besar tetapi hanya sedikit yang melaksanakan sholat berjama'ah" ujar H. Ahmad Nuryani selaku DKM Masjid Bina'ul Iman.
Memang renovasi ini dilakukan mengingat bertambah banyak nya jumlah penduduk di Komplek tersebut, dan bukan tidak mungkin masyarakat pun menginginkan kenyamanan pada saat beribadah.
"renovasi masjid ini sempat terhenti dengan alasan kurang nya relawan dan dana untuk membangun, maka dari itu pengurus masjid melakukan musyawarah agar pemuda di daerah Komplek ini memberi tenaga agar masjid cepat selesai dan jemaat beribadah nya nyaman" ujar H. Ahmad Nuryani.
Pemuda memang dibutuhkan untuk re-generasi pendahulu-nya dan para sesepuh di Komplek tersebut. Agar tidak hilangnya sholat ber jama'ah di masjid.
"ya mungkin juga ada kesadaran dari pemuda bahwa masjid ini tercipta karena keringatnya" ujar H. Ahmad Nuryani.



Reporter : Alfian Samsam Fuadi KPI/3A

MDTA di masjid jami al anshari



Dakwahpos.com. Bandung- Taman Pendidikan Al-Quran Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) di Masjid Jami Al-Anshari, CipadunG.
Masjid ini terletak di Jalan Desa Cipadung, Gang Pelita 3 RT 03 RW 03 Desa Cipadung Kecamatan Cibiru Bandung.
Masjid ini juga menjadi masjid digunakan untuk solat Jumaat karna keluasan masjid ini untuk menampung jemaah yang ramai. Selain itu, menjadi tempat pengajian anak-anak di sekitar Kelurahan Cipadung dari berbagai lapisan usia. 
"Peran masjid yang paling utama adalah untuk memotivasi dan membangkitkan kekuatan rohani dan imam, Karna masjid sangat berbeda, suasana yang berlaku dalam masjid karna mendorong untuk melakukan ibadah dan shalat,islam benar-benar membasmi perbuatan mungkar" ujar Ardi, salah seorang daripada jemaah masjid. (19/09/2018).
Secara umum pengelolaan masjid masih memprihatinkan, apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam mengaktualkan fungsi dan peran masjid pada masa kini. Masjid dapat menjadi aktiviti rutin kehidupan umat sebagai mana telah ditauladankan oleh Rasullullah SAW bersama para sahabatnya.
Reporter: Mohd Ramdhan Bin Jusup, KPI/3B

Masjid Fathul Muin Mengadakan Pelerek


Rasa gotong royong yang masih kental di daerah sekitaran masjid Fathul Muin dan pondok pesantren membuat ketua DKM dan ketua RW membuat program/kegiatan pelerek atau bisa di sebut kotak sumbangan sukarela, secara tidak langsung program ini mendasarkan kepada system demokratis. Karena program ini bisa di bilang mengumpulkan segelintir uang recehan yang nantinya akan di gunakan oleh warga setempat lagi. Seperti halnya warga yang kurang mampu ketika ada musibah atau apapun uang pelerek ini bisa di gunakan karena semua warga mempunyai hak untuk menggunakannya.
Namun untuk saat ini warga setempat sepakat untuk terlebih dahulu merenovasi atau memperindah suatu pondok yang ada di sekitaran sana. Program atau kegiatan ini akan dimulai nanti minggu depan sedangkan untuk saat ini para warga masih dalam proses membuat pelereknya tersebut, dan antusias dari pembuatan pelerek sendiri sudah hampir rampung 100%.

Dan yang lebih menariknya setiap pelerek ini mempunyai corak dan warna yang berbeda, dan itu bisa membuat para warga di yang usia belia atau anak anak kecil mengisi serta membentuk karakter untuk saling berbagi seksama dengan sendirinya terbentuk karena adanya pelerek ini.

Tidak hanya mendapat materi dari mengisi perelek ini juga menabung pahala di akhirat nanti. Karena dengan pelerek ini saling membahagiakan dan saling menolong sesama saudara, kerabat maupun tetangga, dalam islam ini di sebut di sebut sodaqoh atau lebih spesifik nya tempat sodaqoh yang memang di sediakan oleh ketua DKM dan Ketua Rw.  

Sistem pelerek sendiri nantinya disimpan di setiap rumah warga dan di isi oleh warga setempat dengan uang recehan atau seikhlasnya, dan nantinya akan di ambil oleh setiap satu minggu sekali oleh petugas dari setiap RT. Bisa di sebut juga program perelek ini adalah koperasi bagi warga setempat. Dengan begitu mempermudah dalam mengolah uang dan memberikan kontribusi untuk memakmurkan daerah. 


Jamaah Membludak, DKM Al-Hikmah Lakukan Pelebaran

Dakwahpos.com, Bandung- Dengan terus meningkatnya jumlah jamaah Masjid Al-Hikmah yang beralamatkan di Komplek Permata Biru, Cinunuk, kini sedang dilakukan sejumlah pelebaran area Mesjid. Terlihat dari banyaknya jamaah yang memadati Masjid sampai teras pada sholat berjamaah lima waktu. Bahkan disaat kegiatan tertentu, banyaknya jamaah membludak hingga bahu jalan. Dengan kondisi itu, pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan masyarakat setempat sepakat untuk melakukan pelebaran. Selasa (18/09/2018)

Anggota DKM Al-Hikmah, Asep Nurjaman, mengatakan bahwa jamaah pada waktu sholat dzuhur atau ashar masih terbilang normal. Akan tetapi pada sholat tertentu seperti jamaah sholat jum'at dan waktu berjamaah subuh di hari Minggu bisa mencapai 100 sampai 150 jamaah. Terlebih jika ada kegiatan seperti kajian, pengajian, dan acara Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), jamaah dapat membludak sebanyak 300 jamaah hingga keluar area Masjid. 

Hebatnya dalam pelebaran area masjid ini, pihak DKM Al-Hikmah memilih orang yang profesional dalam ahlinya. Mereka mempercayakan seluruh tema, dan desain masjid kepada Arsitek yang juga membangun pesantren Daarut Tauhid, milik seorang ustadz terkenal yaitu Aa Gym. Tentunya, hal tersebut merupakan bentuk totalitas DKM Al-Hikmah agar pelebaran area mesjid bisa mencapai hasil yang maksimal. 

Area mesjid yang dilakukan pelebaran yaitu pada sayap kiri serta sayap kanan dari lantai satu hingga lantai dua. Proses ini sudah berlangsung selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Juli lalu. Sesuai dengan target yang tercantum di RAB, pelebaran area masjid Al-Hikmah akan berlangsung selambat lambatnya 1,5 tahun sampai 2 tahun dan diperkirakan memakan dana sebanyak 1,4 Milyar.

Adapun dana yang digunakan untuk pelebaran mesjid ini paling dominan berasal dari masyarakat setempat karena pihak DKM tidak memfokuskan pada pengajuan proposal melainkan dengan menggunakan kencleng yang ditaruh pada setiap rumah di Komplek Permata Biru. Uang dari hasil kencleng tersebut akan diambil setiap sebulan sekali oleh para remaja masjid Al-Hikmah."Proposal sebagian ada, tapi porsinya sedikit karena kita tidak mengajukan ke berbagai instansi terkecuali ada jamaah yang punya link dan minta proposal, pihak DKM akan kasih" ungkap Asep.
Pihak DKM mempunyai harapan untuk memberikan fasilitas terbaik kepada jamaah. Terutama masjid merupakan sarana beribadah kepada Allah SWT yang harus selalu dijaga kebersihan, keindahan serta kenyamanannya. Adapun harapan setelah pelebaran masjid Al-Hikmah selesai, Asep berharap jamaah yang banyak bisa tertampung dengan baik juga memberikan efek nyaman kepada setiap jamaah yang datang di masjid Al-Hikmah.

Reporter : Mely Amalia Yasmin, KPI/3B

Sholat Berjama'ah Bukti Ukhuwah Islamiyyah



Setiap muslim yang mukallaf tentunya sudah mendapat kewajiban yang diembankan oleh syariat agama kepadanya yaitu berupa kewajiban menjalakan segaala perintah Allah Ta'ala. Pun dengan muslim yang belum menginjak mukallaf, mereka mendapat tuntunan dari kedua orang tuanya ataupun guru dipengajian bahkan disekolah untuk dilatih menjadi seorang muslim yang baik. Sehingga dalam pertumbuhan kehidupannya mereka tetap dalam jalan yang benar.

Syariat atau kewajiban itu salah satunya adalah Sholat lima waktu dalam sehari. Sholat  merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang menjadi pondasi umat islam. "dalam sholat ada banyak pahala atau ganjaran bagi mereka yang senantiasa melaksanakannya, apalagi bagi mereka yang senantiasa sholat tepat waktu dan berjamaah dimasjid", ujar ust. Idid selepas meng-imami sholat. (rabu,19/9/2018). 

Jika kita tela'ah secara seksama, sholat ini memang kewajiban yang menjadi pembeda antara umat islam dengan non islam. ini sesuai dengan hadits yang disabdakan oleh Rosululloh S.A.W yang artinya "yang membedakan antara seorang kafir dan mu,min adalah sholat" ,  dengan itu tentulah perintah sholat ini menjadi kewajiban muslim untuk beribadah mahdzoh (ibadah yang langsung kepada Allah Ta'ala). Sholat lima waktu dalam sehari sebagai perintah yang wajib 'ain yaitu kewajiban yang tidak dapat diwakilkan oleh orang lain, sehingga siapaun muslim yang sudah mukallaf mesti melaksanakannya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah S.W.T.

Disisi lain program pemeritnah kota bandung sendiri salah satunya adalah melaksanakan "subuh berjam'ah"  . Program ini menjadi program unggulan yang dapat memberikan nilai positif kepada seluruh umat muslim khususnya di wilayah kota Bandung. "iya, apalagi dengan adanya program pemerintah itu , ya.. masyarakat anak-anak sampai yang dewasa lebih antusias dalam melaksanakan sholat berjama'ah disini" (tambahnya ketika diwawancarai mengenai program pemerintah 19/9/2018).

Dalam penjelasan lebih lanjutnya ust. Idid menegaskan bahwa sholat berjama'ah ini sebagai bukti ukhuwah islamiyyah. "sekarangkan umat islam itu ada banyak golongan, tapi tetap kalo mereka bisa sholat berjama'ah ya pasti tetap solid bisa terjaga kerukunan dan ukhuwah islamiyyahnya". Memang fakta yang menjawab bahwa ukhuwah islamiyyah ini juga dapat terlihat dari umat islam yang senantiasa melaksanakan sholat berjamaah. Atas perintah Allah pula ukhuwah islamiyyah harus dijaga seagaimana firman Allah Ta'ala QS: Ali Imron ayat 103 yang artinya : dan berpegang teguhlah  kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dengan berjama'ah dan janganlah kamu bercerai berai". Semoga kita semua senantiasa menjadi umat  muslim yang bisa menjalakan segala perintah-Nya. Amiin .

Masjid Al Muhajir Sebagai Salahsatu Peradaban Umat Islam Komplek Bumi Panyileukan

Dakwahpos.com, Bandung. Masjid adalah bukti adanya sebuah peradaban dan sebagai pusat tempat peribadatan umat Islam. Di daerah Komplek Bumi Panyileukan RT. 02 RW.02 terdapat Masjid besar bernama Al Muhajir. Letaknya nyaman dan strategis untuk dijadikan tempat beribadah.

Masjid Al Muhajir, didirikan pada tahun 1989. Masjid ini juga merupakan hasil wakaf dan bisa digunakan untuk sholat jumat. Masjid ini dapat menampung sekitar 500 jama'ah. 

Ketua DKM Masjid ini bernama Drs. A. Bachrun Rifa'i, M. Ag. Yang merupakan dosen UIN sunan Gunung Djati Bandung. Beliau juga merupakan ketua DKM As Siraj di daerah cipadung wetan dan Ketua DKM Iqomah Yang berada di dalam kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Masjid Al Muhajir biasanya mengadakan Ta'lim rutin setelah sholat maghrib yang di hadiri bapak-bapak dan ibu-ibu. "Dulu, sebelum masjid ini besar seperti sekarang, biasanya ada pengajaran pendidikan agama untuk anak-anak. Namun karena masjid ini diperluas jadi kegiatan mengajar anak-anak dipindahkan di tempat yang berbeda tapi letaknya tak jauh dari masjid" Ujar Bu Yanti Guru Mengajar TPA.

Karang Taruna Masjid Al Muhajir pun aktif. Bulan Agustus kemarin mereka melakukan banyak kegiatan dalam menyambut kemerdekaan HUT RI yang ke 73, dan ketuanya adalah Syifa yang biasa disebut Ipong, anak dari ketua DKM Al Muhajir. Selasa(18/09/2018)

Reporter : Ismi Shofayana, KPI/3B

Sholat subuh berjamaah Masjid Al - Amanah kekurangan para remaja

Dakwahpos, Bandung- Masjid Al-Amanah yang terletak di sukasari ini terbilang cukup besar bagi sebuah masjid dan disana juga sering sekali diadakan kegiatan-kegiatan. Namun masjid ini juga punya permasalahan umum, shalat subuh berjamaah di sana terbilang masih kurang. Sebab, kurangnya keterlibatan para remaja dalam melaksanakan subuh berjamaah.

"Sebenarnya dalam membangun shalat subuh berjamaah para remaja adalah menguatkan iman mereka terutama di zaman modern ini banyak sekali rintangan khususnya bagi para remaja muslim. Namun, jika kita tetap memegang teguh akan ketaqwaan dan utama dari kadar iman itu sendiri".Ujar Ujang Yahya, Rabu(19/09/2018)

Memang kurangnya keterlibatan remaja dalam mendirikan shalat subuh berjamaah ini menjadi permasalahan umum sebab seperti yang kita temui bahwa subuh berjamaah mungkin hanya diisi oleh kalangan senja. Jikalau ada remaja pun juga hanya diisi oleh para pendatang.

"Tidak ada alternatif atau apapun agar membuat para remaja ini mau mulai ikut shalat subuh berjamaah, bukan hanya dari diri sendiri saja akan tetapi faktor dari figur keluarga juga harus memberikan contoh serta ilmu agar paham akan pentingnya shalat berjamaah, adapun juga dari lingkungan juga harus saling bahu membahu agar terciptanya sosial dalam beragama". Pungkas Ujang Yahya.

Keterlibatan remaja serta pentingnya shalat subuh berjamaah harus dipahami sedemikian rupa sebab dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat harus dimulai dengan hal hal kecil. Dengan memulai gerakan Shalat subuh berjamaah maka akan terciptanya kepaduan sosial dalam bermasyarakat

Reporter : Hilman Fadil KPI/3B

Dari Tajug Hingga Mesjid, Inilah Sejarah Pembangunan Mesjid Al-Hikmah

Dakwahpos.com, Bandung - Sebuah Tajug telah berdiri sejak tahun 1976 dengan kondisi bangunan masih terbilang kecil dan sempit, namun selalu rutin digunakan warga untuk melaksanakan kegiatan shalat tarawih dan Idul Fitri. Saat itu tanah Tajug masih menjadi milik pasangan suami istri Jen dan Zakiyah. Tahun 1990 setelah Zakiyah meninggal, ia mewariskan semua harta kepada putrinya, Idar Darsilah.


Akhirnya Idar dan suami, Yopi Wahyu Adi Setiawan saling bahu-membahu melaksanakan amanah dari sang ibu untuk tetap menjaga dan memakmurkan Tajug tersebut. Usul demi usul banyak mereka terima dari warga sekitar hingga jama'ah yang hanya sekedar mampir untuk melaksanakan solat. Yopi meyakini bahwa dengan adanya keinginan dan antusiasme yang tinggi dapat menjadikan Tajug semakin makmur dan tentunya bermanfaat.


Yopi juga ingin tanah ini bukan menjadi atas nama pribadi tetapi atas nama bersama saja dengan cara membangun Tajug secara gotong royong dari segala aspek kebutuhannya. "Karena pinggir jalan jadi selalu rame. Warga juga sering ingin mengadakan pengajian disini, tapi karena sempit akhirnya mereka usul ke saya ingin ada renovasi. Saya pikir itu suatu keinginan yang baik. Juga biar gimana caranya tanah ini menjadi diwaqafkan saja, kita bangun bersama." Ujarnya. Selasa (18/09/2018).



Tahun 2010 dengan melibatkan banyak bantuan dari warga sekitar juga para donatur yang telah terlebih dahulu melihat konsep pembangunan melalui proposal, pembangunan Tajug pun dimulai. Bantuan terus berdatangan dari mulai menyajikan makanan untuk tukang dan laden hingga bahan bangunan yang tak pernah kekurangan. Setelah tiga bulan masa pembangunan, jadilah Mesjid Al-Hikmah Cileunyi yang diyakini akan selalu mendatangkan harapan-harapan baru yang lebih baik. 


Karena tanah Mesjid telah sah diwaqafkan, maka dibentuklah struktur keorganisasian Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM). Dengan inisiatif warga, struktur DKM dipilih secara demokratis namun tetap menilai kemampuan setiap calonnya. Dan terpilihlah Ustadz Halimi dengan kemampuannya yang dipercaya warga bisa melaksanakan amanah sebagai Ketua DKM.


Hingga saat ini Mesjid sudah semakin banyak kemajuan dari segi jamaah, bangunan, dan fasilitas. Uang kencleng dan parkir pun bisa dipakai untuk membeli peralatan keamanan seperti Closed Circuit Television (CCTV) dan loker kecil untuk menyimpan barang. Juga saat ini, Mesjid Al-Hikmah sudah memiliki sumur air yang terpisah dari warga, jadi tidak ada kekhawatiran akan kurangnya air bersih.


Cita-cita Idar dan Yopi kedepannya adalah ingin melanjutkan Pembangunan Mesjid agar tetap makmur hingga ke tingkat pendidikan "Cita-cita saya dan ibu ingin nanti anak juga cucu saya bisa melanjutkan menjaga dan memakmurkan Mesjid ini hingga tingkat pendidikan karena dengan ilmu semua mudah didapatkan. Kita kan sudah tua, ga mungkin ngurusin Mesjid terus. Untuk amal tidak ada yang sia-sia, dari kita untuk kita." Pungkasnya.


Reporter : Lia Kamilah KPI/3B

Masjid Miftahul Falah sebagai Rumah ke-2 bagi Para Yatim Piatu


Dakwahpos.com, Bandung-. Yayasan pendidikan pondok pesantren miftahul falah terletak di jl. Percobaan no. 52 cikalang, cileunyi  kulon, cileunyi, bandung. Pesantren ini mempunyai masjid yang telah didirikan sejak 20 maret 1996. Masjid yang digunakan untuk tempat beribadah lima waktu, juga digunakan sebagai tempat menimba ilmu bagi anak-anak yatim piatu. 

Tidak hanya menunaikan ibadah shalat lima waktu yang dikerjakan di masjid miftahul falah, tetapi masjid ini juga digunakan sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi anak anak asuhan yayasan pondok pesantren miftahul falah. Dimana setiap pagi sore dan malam mereka menghabiskan waktu untuk mengaji. 

Tidak hanya itu, banyak anak yang berdiam diri di masjid hanya untuk beristirahat bahkan ada yang bermain. Seperti mereka sudah menganggap masjid adalah sebagai rumahnya sendiri. 

Pak ustadz Asep saeful S.pd.I, Selaku pimpinan yayasan miftahul falah mengatakan "masjid ini pula yang sering digunakan sebagai tempat anak-anak berkumpul apabila ada santunan, acara aqiqah, ataupun acara ulang tahun dsb" senin, (17/09/2018)


Reporter: Irva salsabila KPI/3B


Metode Kreatif Tingkatkan Semangat Baca Qur'an Anak

Dakwahpos.com, Bandung-Guru mengaji Masjid Al-Ikhlash menerapkan sistem unik dalam menanamkan keagamaan pada anak. Sistem ini diberlakukan agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan. Dalam sistem ini diberlakukan dua metode, yaitu cara classical dan privat.
"Karena kadang anak-anak suka rewel, jadi kita pakai metode yang sekiranya bisa membuat nyaman ke anak-anak. Jadi kalau hafalan kita pakai metode klasikal, nanti anak-anak kita ajak menyanyi agar anak-anak mudah menangkapnya. Sedangkan privat kita pakai untuk ngaji biasa jadi lebih intens sifatnya." Ujar Siti Maesaroh, Selasa (18/09/2018)
Psikologis anak adalah faktor utama mengapa kemudian diberlakukannya kedua sistem tersebut. Gunanya untuk memberikan kenyamanan bahwa belajar mengaji tidaklah membosankan. Pasalnya, pendidikan agama menjadi pondasi dasar dalam hidup.
"anak-anak kan suka rewel, main, lari-lari, dan berantem sama teman-temannya, dan kami mah mewajari saja. Tapi kan kalau begitu caranya, nanti anak-anak gak paham soal pembelajaran keagamaannya. Makanya kami memberlakukan sistem-sistem baru itu supaya anak-anak lebih cepat paham." Tambah Siti Maesroh.
Beliau menambahkan bahwasannya tetap ada kesulitan dalam penerapan sistem ini. Namun hal itu tidak mematahkan semangat beliau untuk tetap mengajar anak-anak itu. Karena bagi beliau pembekalan menuju akherat jauh lebih penting diatas segalanya, terutama apabila diterapkan sejak dini.
Reporter: Erika, KPI/3A.

Metode Kreatif Tingkatkan Semangat Baca Qur'an Anak

Dakwahpos.com, Bandung-Guru mengaji Masjid Al-Ikhlash menerapkan sistem unik dalam menanamkan keagamaan pada anak. Sistem ini diberlakukan agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan. Dalam sistem ini diberlakukan dua metode, yaitu cara classical dan privat.
"Karena kadang anak-anak suka rewel, jadi kita pakai metode yang sekiranya bisa membuat nyaman ke anak-anak. Jadi kalau hafalan kita pakai metode klasikal, nanti anak-anak kita ajak menyanyi agar anak-anak mudah menangkapnya. Sedangkan privat kita pakai untuk ngaji biasa jadi lebih intens sifatnya." Ujar Siti Maesaroh, Selasa (18/09/2018)
Psikologis anak adalah faktor utama mengapa kemudian diberlakukannya kedua sistem tersebut. Gunanya untuk memberikan kenyamanan bahwa belajar mengaji tidaklah membosankan. Pasalnya, pendidikan agama menjadi pondasi dasar dalam hidup.
"anak-anak kan suka rewel, main, lari-lari, dan berantem sama teman-temannya, dan kami mah mewajari saja. Tapi kan kalau begitu caranya, nanti anak-anak gak paham soal pembelajaran keagamaannya. Makanya kami memberlakukan sistem-sistem baru itu supaya anak-anak lebih cepat paham." Tambah Siti Maesroh.
Beliau menambahkan bahwasannya tetap ada kesulitan dalam penerapan sistem ini. Namun hal itu tidak mematahkan semangat beliau untuk tetap mengajar anak-anak itu. Karena bagi beliau pembekalan menuju akherat jauh lebih penting diatas segalanya, terutama apabila diterapkan sejak dini.
Reporter: Erika, KPI/3A.

Lewat MDTA, Masjid Usman Bin Affan Tanam Nilai Islami sejak dini

DAKWAHPOS.COM, Bandung- Kegiatan belajar mengajar di Masjid Usman bin Affan sudah berjalan hampir tiga bulan. Meski terbilang baru, pengajaran yang menanamkan nilai islami pada anak-anak melalui Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) ini cukup menyita perhatian masyarakat sekitar.

"Menanamkan nilai-nilai islami sedari dini memang sangat penting menurut saya, karena anak punya pondasi awal buat berkembang". Ungkap Ihsan (21) selaku pengajar di MDTA Usman bin Affan. Rabu (19/9/18).

Cepat tanggapnya anak pada usia dini, menjadi acuan tersendiri untuk menciptakan pondasi yang islami. Hal ini menjadi sasaran utama bagi para pengajar di MDTA masjid Usman bin affan.

"Kognitif anakpun sedang berkembang pesat untuk merekam segala pembelajaran yang diterima sejak kecil".Pungkas Ihsan.

Pentingnya penanaman nilai-nilai islami sedari dini menjadi payung utama bagi pengagas akhirat, terutama orang tua yang menjadikan zaman milenial sebagai momok utama dalam perkembangan anak. Tidak heran, banyak orang tua yang mencari jalan keluar dengan mengikut sertakan anaknya dalam sekolah agama, dan banyak para subangsih pemikir akhirat terjun dalam penanaman nilai-nilai Islami sejak dini, termasuk masjid Usman bin Affan ini. 

Reporter: Hazar Islamy, KPI/3B

Santri Gunakan Masjid IKU untuk Rapat Tahun Baru Islam

Dakwahpos.com, Bandung-Masjid menjadi sarana rumah ibadah bagi setiap umat islam di seluruh dunia. Masjid yang disebut rumah Allah itu tak hanya untuk tempat salat saja, namun juga diperbolehkan untuk tempat kegiatan keagamaan lainnya. Seperti yang dilakukan para santri al-Faqih dan warga Kosambi menggunakan Masjid IKU (Ila Khairil Ummah) yang beralamat di Jalan Kosambi Kelurahan Pasirbiru untuk rapat acara tahunan pada tahun baru Islam pada 18.30, Kamis, 20 September.

Masjid IKU dipenuhi oleh santri al-Faqih untuk rapat Warung Sedekah, bukan hanya santri sejumlah warga pun turut ikut serta. Warung sedekah ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 10 Muharram dan bertempat di sepanjang jalan Masjid IKU.

Berbagai jenis makanan yang tersedia sebanyak 18.000 porsi membuat santri dan warga sangat berantusias untuk mengikuti kegiatan Warung Sedekah ini.

"Kali ini bukan mandi balon, tetapi mandi bakso ikan" ujar Ketua Penyelenggara, Mang Sihab (18/09/18)

Mang Sihab menambahkan, faktor pendukung terlaksananya kegiatan ini adalah terkumpulnya dana dari para santri, wali santri dan warga. Sebagian dari para penjual yang dagangannya dibeli oleh panitia pun turut ikut menyumbangkan dagangannya. (Irma)

Reporter: Irma Rahmawati, KPI/3B
© Vokaloka 2023