Orang Tua Kedua

Fitria Nazilatullail

Saat ini, banyak seorang mahasiswa yang canggung ketika berkomunikasi dengan dosen. Kebanyakan mahasiswa hanya bisa berinteraksi dengan dosen ketika kegiatan di dalam kelas berlangsung. Ketika sudah diluar kelas mereka akan cuek atau bahkan malu ketika ingin berkomunikasi dengan dosen. Hal itu terjadi karena kebanyakan dari anggapan mereka , beliau hanya sebagai seorang guru yang membimbing mereka dalam kegiatan kampus dan beliau yang dapat memberikan nilai kepada mahasiswa. Tidak lebih dari itu.

Padahal di luar itu, mahasiswa dapat menganggap seorang dosen sebagai orang tua kedua ketika berada di kampus. Mahasiswa dapat menceritakan keluh kesah yang sedang dialami kepada dosen di luar kelas. Mereka dapat menganggap peran orang tualah yang ada pada diri dosen. Agar tidak ada rasa malu ketika ingin berkomunikasi dengan dosen. Tetapi, sebelum mereka berinteraksi dengan dosen. Mereka harus ingat akan etika yang harus dimiliki mahasiswa kepada dosen. Karena bagaimanapun dosen tetap memiliki pengalaman dan umur yang lebih tua. Mahasiswa harus memahami bagaimana karakteristik dosen yang diajak bercerita dan mengerti akan kesibukan beliau yang beragam. Tidak hanya itu, ketika berkomunikasi dengan dosen harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Baik itu komunikasi langsung (tatap muka) maupun komunikasi via SMS, WA dan media sosial yang lainnya. Dengan cara seperti itu, akan terus terjalin keakraban diantara mahasiswa dengan dosen. 

Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan ketika mahasiswa dapat menjalin silaturahmi dengan baik kepada dosen. Jangan menganggap dosen hanya sebatas guru yang membimbing perkuliahan saja. Tetapi, anggaplah beliau sebagai orangtuamu. 


Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023