Gerakan Magrib Mengaji Butuh Dukungan Dari Orang Tua


Dakwahpos.com, Bandung- Gerakan magrib mengaji merupakan sebuah kegiatan yang memiliki banyak benefit, kegiatan ini diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat yang beragama islam dan berbagai macam usia, baik itu anak kecil maupun orang dewasa. Dan gerakan ini juga sering digembor-gembori oleh walikota Bandung bapak H. Ridwan Kamil, dengan harapan masyarakat lebih meningkat tingkat religiusnya, dan akhlaknya.

Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat untuk semua, yaitu menjadikan seseorang lebih religious, lebih dekat dengan Allah SWT, meningkatkan kesadaran dalam beragama, dan menjadikan seseorang berbudi pekerti baik sebagai mana yang diajarkan oleh agama islam, dan proses magrib mengaji ini, adalah pendidikan yang sangat bermanfaat bagi anak, dan waktu tenang untuk orang tua untuk mengajar mengaji anaknya atau melepas kegiatan kesibukan keduniawiannya dan mencari bekal untuk di akhirat.

Namun kegiatan magrib mengaji ini di DKM Thariqul Huda kurang mendapat dukungan kuat dari orang tua, sehingga menyebabkan semangat anak dalam mengaji tidak konsisten, dan menjadikan anak kurang mementingkan mempelajari ilmu agama,"anak-anak seperti menjadikan mengaji itu nomor 2 setelah sekolah, contohnya ketika anak ada PR dari sekolahnya, mereka langsung tidak masuk mengaji, dengan alasan ada PR, padahal mengaji tidak membutuhkan waktu yang lama, dan mereka punya banyak waktu sepulang sekolah, dan setelah isya" ujar Abdul Hamid seorang pengajar ngaji anak-anak di masjid Thariqul Huda. Sabtu(28/10)

Manusia hidup sementara di dunia, hidup di akhirat adalah hidup yang selamanya, oleh karena itu rugi jika manusia hanya mementingkan hal duniawi tanpa mementingkan hal ukhrawi, maka dari itu kesalahan besar bagi manusia memberikan nomor 2 pada belajar ilmu agama, dan peran orang tua sangat besar akan ideology seorang anak dalam memandang ilmu agama, "orang tua perannya begitu besar, banyak anak yang tidak terlalu mementingkan belajar agama, karena orang tuanya sendiri Cuma sealakadarnya menyuruh anaknya mengaji pada waktu lenggangnya saja, dan bahkan lebih parahnya lagi kalau orang tua tidak mendukung anaknya mengaji di masjid, dan hal itu pernah terjadi" lanjut Abdul Hamid menjelaskan.

Semakin banyak manusia mempelajari, memahami, dan melakukan apa yang diajarkan agama, maka karakter manusia yang berakhlakul karimah akan terbentuk, bukan berarti pendidikan umum itu tidak penting, namun harusnya memberikan keseimbangan dalam mempelajari ilmu agama dan ilmu umum, karena ilmu umum tanpa ilmu agama, menjadikan manusia memiliki akal yang pintar tapi melakukan hal yang tidak benar.

Reporter : Tri Eka Shofyandi   KPI/3B


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023