Makna Dibalik Ungkapan “Pribumi” Anies Baswedan



Dakwahpos.com, Bandung- Mengenai polemik dari pidato yang terpilih menjadi Gubernur Jakarta 2017-2022 Bapak Anies Baswedan. pidato yang disampaikan menjadi perbincangan oleh banyak orang dikarenakan pengaruh menyinggungnya kata "pribumi".

Ustadz Cecep menanggapi tanggapannya tentang polemik yang terjadi, beliau memberikan pendapatnya  Menurutnya kita bisa tangkap beberapa makna, apabila secara bahasa Bapak Anies Baswedan tidak bertolak belakang dengan makna sebenarnya, beliau mengatakan bahwasanya dizaman kolonialisme yang merasakan penjajahan dekat yaitu orang-orang Jakarta, secara pengaruh dari obrolan Bapak Anies itu tidak ada menyingung mengenai masalah etnis ataupun kepada siapa beliau menyatakan pribumi.

"Pribumi artinya penghuni asli tempat orang yang bersangkutan misalkan orang tersebut asli penduduk sana, dikatakan pribumi dalam konteks memasukkan etnis bagi orang-orang ekstrim kiri yang mungkin kemarin mendukung salah satu paswonnya yang gagal dan menjadikan polemik yang sangat besar, padahal masalah ini sangat simple",ujar Cecep

Apabila kita telaah jadi pribumi dan non pribumi memang secara bahasa ini sudah tidak diperbolehkan menurut inpres atau instruksi presiden no 26 tahun 1998 oleh Presiden B.J Habibie, akan tetapi mengapa orang-orang ramai membicarakan pribumi dan non pribumi sementara yang Bapak Anies katakan itu hanyalah konteks tersirat.

"Mungkin yang lebih tahu makna  sesungguhnya dari pada pribumi itu hanya Bapak Anies sendiri, kita bisa menangkap dari pernyataan yang diutarakan oleh Bapak Anies Baswedan bahwa yang tersirat bagi ekstrim kiri makna yang tersiratnya adalah kita harus merdeka dari penjajahan etnis jadi seolah-olah Pak Anies itu tidak layak memasukkan kata pribumi dan non pribumi itu."ujar Cecep

Sesungguhnya yang disampaikan oleh Bapak Anies Baswedan pada pidatonya hanya menyiratkan ketika zaman dahulu secara kolonialis, karena melihat langsung orang Belanda itu bertatap muka langsung dan berbeda dengan kota-kota lain.

Reporter: Nur Fauziah Sugianingrum, Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023