Ustadz Irfan : Ilmu Wajib Kita Kaji Selaku Umat Islam



Dakwahpos.com, Bandung- Dalam pengajian di Masjid Al-Hasan III Ustadz Irfan memberikan ceramahnya dengan tema "kajian ilmu islam". (28/10/2017).

Selaku umat islam ada 10 ilmu kajian yang wajib kita pelajari, dari 10 ilmu kajian tersebut terbagi menjadi  dua bagian yaitu 5 bagian yang wajib kifayah dan yang 5 lagi wajib a'in, wajib kifayah adalah jika kita berada dalam suatu lingkungan jika tidak ada yang mengkaji ilmu itu satu lingkungan itu akan mendapat dosa dan wajib a'in adalah wajib untuk diri kita, jika kita tidak mengkaji ilmu itu maka hukumnya dosa bagi setiap muslim.

10 ilmu yang wajib dalam ilmu agama yang wajib diketahui.

Pertama, yang harus kita pahami adalah ilmu fiqih, jika tidak ada yang mengkaji ilmu fiqih satu orang pun maka orang itu termasuk orang-orang yang mendzolimi diri mereka sendiri dan hukumnya dosa. Rasulullah SAW bersabda menuntut ilmu itu wajib bagi muslimin dan muslimat dari buaian sampai liang lahat, itu yang dinamakan ilmu fiqih.

Kedua, ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf adalah ilmu untuk mengenal diri kita, tata cara perkataan yang baik, bagaimana menggunkan tangan kita supaya bermanfaat hal-hal seperti itu dikaji oleh ilmu tasawuf.

Ketiga, ilmu tauhid. Ilmu tauhid adalah ilmu yang memperlajari cara berpikir kita terhadap manusia dan terhadap Allah, kita tidak boleh berpikiran jika Allah itu memiliki tangan dan lain sebagainya hukumnya dosa tetapi wajib bagi kita berpikiran demikian terhadap makhluk ciptaan Allah.

Keempat, ilmu tafsir. Bagaimna kita mentafsirkan Al-Qur'an. Kelima ilmu hadits, membahas tentang hadits.

Keenam, ilmu nahwu ini termasuk wajib kifayah tidak apa apa jika tidak semua muslim mengkaji ilmu nawhu tapi jika dalam suatu lingkungan tidak ada yang mengakji ilmu nawhu semuanya berdosa tapi jika ada salah satu saja dalam lingkungan itu yang mengkaji ilmu nawhu dosa kita akan terampuni.

Ketujuh ilmu sorof sama hal nya dengan ilmu nahwu bedanya ilmu nawhu membahas tentang bentuk-bentuk kalimat arab sedangkan ilmu sorof mengkaji tentang arab gundul.

Kedelapan, ilmu ma'ani. Kesembilan, ilmu bayan. Kesepuluh, ilmu bade.

Reporter : Mega Tri Cayani KPI 3/C

H. Djuanda : Percaya akan Rahasia Allah


Dakwahpos.com, Bandung- sebagai umat Allah yang beriman kita diwajibkan untuk mempercayai rahasia Allah dan tugas manusia harus selalu berusaha menjalakannya sebaik mungkin segala ketentuannya dengan selalu memohon bimbingan dan ridho dari Allah.

"Allah sudah menetapkan takdir setiap hamba-Nya, yakni berupa rezeki, jodoh, kecelakaan dan kematian. Itu semua sudah Allah atur tapi kita harus selalu ikhtiar untuk menjemput takdir baik".  Ujar Drs. H. Djuanda. Jumat (13/10/17).

Allah akan memberikan sesuatu yang terbaik untuk hambanya, selama hamba-Nya ingin beusaha, karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-nya.

"Meskipun Allah telah menetapkan takdir setiap hamba-nya , dari sejak empat bulan dalam kandungan, namun kita harus selalu berprasangka baik terhadap Allah, karena Allah menjamin kehidupan setiap makhluk yang ada di muka bumi ini." Tutur Drs. H. Djuanda. Jumat (13/10/17).

Kita harus merasa terus terawasi oleh Allah sehingga kita bisa selalu berhati-hati, dan selalu berusaha mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Reporter : Hanifa Nurfadilah. KPI /3/B

Heri penjaga kebersihan Masjid Fathul Huda

Dakwahpos.com , Bandung- Kebersihan masjid Fathul Huda menjadi tanggung jawab Heri Hermawan. Pasalnya ia yang setiap hari hadir untuk membuat Masjid tersebut bersih serta enak dipandang. Bukan hanya lantai,halaman depan masjid pun jadi perhatiannya. Sampah sekecil apapun tak luput dari penglihatannya.

"Saya tak suka melihat masjid yang kotor, setidaknya walau jama'ah nya sedikit tapi masjid harus terlihat terawat. Karena kebersihan sebgaian dari iman,masa mengaku rumah Allah tapi tidak terwat. Malu atuh sama slogan." Ujar Heri Hermawan (27/10/2017)

Dari WC, tempat wudhu hungga sajadah yang ada di dalam masjid pun terlihat bersih. Tak heran jika masyarakat sekitar mengacungi jempol pada kebersihan masjid Fathul Huda. Meskipun demikian bukan hanya Heri Hermawan yang bertanggung jawab atas kebersihan masjid. Terkadang ketua DKM pun ikut andil dalam masalah kebersihan.

"Ya,kalau saya sakit pasti yang beresin masjid Pa Atep. Setidaknya masjid tidak dibiarkan berdebu terlalu banyak. WC saya sikat seminggu sekali,tempat wudhu dibersihkan tiap hari. Kalau sejadah biasanya ramai-ramai s=dibersihkan atau pergi ke tukang laundry biar cepet kering. " Ujar Heri Hermawan (27/10/2017)

Setidaknya salah satu warga menggugurkan kewajiban membersihkan masjid Fathul Huda. Karena kebersihan itu ciri muslim sejati. Mana mungkin bisa menarik jama'ah untuk shalat di Masjid tapi masjid itu sendiri tidak bersih.

Reporter : Lely Nurfaidah KPI/3B

Meraup Rezeki di Area Masjid Pusdai


Dakwahpos.com, Bandung – Banyaknya pedagang di dalam komplek Masjid Pusdai ramaikan akhir pekan, terlihat dari banyaknya para pengunjung yang secara bergantian menghampiri dagangannya. Terlebih banyaknya acara di setiap akhir pekan yang membuat para pedagang sumringah dan menambah penghasilan para pedagang tersebut.
"Ya Alhamdulillah lumayan, tercukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan jika ada acara akhir pekan seperti saat ini saya bisa kewalahan," ujar Aju, salah satu pedagang di teras Masjid Pusdai, Minggu (15/10/2017).
Para pedagang lebih memilih berjualan di bagian teras dalam, karena tidak bertentangan dengan pihak Pusdai. "Di bagian dalam teras ini lebih tertib, jika di luar pasti di suruh pergi," ujarnya.
Banyaknya pembeli di sekitar itu menjadikan salah satu alasan bagi Aju untuk bertahan selama 12 tahun di tempat tersebut. "Sudah 12 tahun saya berdagang disini, tidak kepanasan, tidak kehujanan, dan Alhamdulillah tercukupi," ungkap Aju.
Diberi izinnya para pedagang di sekitar teras Pusdai tersebut adalah solusi yang baik untuk para pengunjung masjid, karena di ketahui untuk mencari makanan di dalam komplek Pusdai cukup sulit.

Reporter : Muhammad Alief Salvatira, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Pribumi dan Non Pribumi Bukan Masalah


Dakwahpos.com, Bandung – Sebagai salah seorang masyarakat di Indonesia, sudah menjadi hal yang lumrah jika orang-orang akan memperlihatkan dari dekat setiap gerak-geriknya yang disampaikan oleh Anies-Sandi saat berpidato di Jakarta perihal pribumi dan non pribumi. Perhatian itu tentu bisa menjadi positif  jika bertujuan positif dan akan menjadi negatif jika didasari iktikad negatif dengan tujuan yang negatif pula.
"Tidak ada masalah dengan ungkapan Anies tersebut, karena ia hanya mengutip bukan menyinggung. Anies hanya mengutip ucapan pribumi itu dari pidato Megawati," ujar Rahmat Hidayat, di Masjid Pusdai, Bandung, Senin (24/10/2017).
Istilah pribumi dan non pribumi tersebut menjadi ramai setelah Anies Baswedan menyampaikan pidato politik pasca dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta.  Dalam pidato tersebutpun Anies banyak menceritakan sejarah di Jakarta.
Dalam pidato terbuka pertamanya setelah pelantikan tersebut, Gubernur Jakarta menyampaikan satu kalimat yang dianggap devisive bahkan rasis oleh sebagian orang. Pernyataan beliau tentang pribumi tersebut dengan tanggap ditangkap sebagai peluang menyalahkan. Padahal pada pidato yang sama disampaikan baha di Jakarta inilah konsep keadilan sosial bagi seluruh warga harus diwujudkan.
"Mungkin itu tergantung orang menaggapinya, itu bisa saja menjadi dampak positif dan bisa juga menjadi dampak negatif. Tergantung orang memahaminya," ujarnya kembali.
Saat ini semua harus memberikan kontribusi pada pembangunan Indonesia. Semua etnis dan agama bersama-sama mengharumkan nama Indonesia dengan dengan berprestasi dalam berbagai bidang. Untuk menghilangkan isu pribumi dan non pribumi ternyata tidak cukup dengan UU dan Instruksi Presiden. Tapi kita harus bersama-sama membiasakan diri untuk tidak mengintimidasi dan membeda-bedakan suatu ras atau suku manapun.

Reporter : Muhammad Alief Salvatira, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Runtuhnya Peranan Generasi Penerus Bangsa


Oleh: Muhammad Alief Salvatira

Banyak masyarakat Indonesia yang sudah tau bahaya dari narkoba itu sendiri, tetapi masih ada yang menkonsumsinya. Penyebarannya pun beragam dan pengunaan narkoba sudah sangat mengkhawatirkan karena banyak remaja Indonesia yang mencoba mengonsumsinya dengan berbagai alasan, selain karena faktor ekonomi ataupun hanya untuk berhalusinasi sekejap dan untuk meningkatkan stamina. Menurut saya penggunaan narkoba di lingkungan para remaja dapat dihidari dengan peranan penting orang tua terhadap anak ataupun dengan cara sosialisasi bahaya narkoba itu sendiri.
Sebagai fakta bahwa bangsa ini terus menerus dirusak oleh narkoba ataupun obat obatan yang terlarang  yaitu beberapa waktu yang lalu ditemukannya pabrik pembuatan pil PCC  yang beroperasi di Purwokerto, Jawa Tengah yang dapat menghasilkan ratusan ribu butir dalam semalam, dan di gerebek oleh Tim Bareskrim Polri Direktorat Tindak Pidana Narkotika bersama Polres Banyumas. Ini cukup untuk membuktikan bahwa ancaman narkoba bagi generasi muda sudah sangat banyak dan cukup serius bahkan di atas batas wajar.
Banyaknya generasi penerus bangsa yang menggunakan narkoba ini menyebabkan bangsa kita menjadi semakin tertingga.  Bagaimana tidak, generasi penerus bangsanya pun telah rusak secara fisik dan psikisnya. Padahal dahulu bangsa Indonesia dikenal oleh mata dunia sebagai bangsa yang dihormati, bukan saja karena pemimpinnya Soekarno, tapi juga generasi pada zaman dahulu selalu bekerja keras, menjunjung tinngi  nama baik bangsa.
Sosialisasi yang  dapat diberikan kepada anak dapat melalui sekolah kepada muridnya agar generasi muda Indonesia bebas dari narkoba dan perhatian orang tua juga sangat berpengaruh. Orang tua juga bisa memberikan pengetahuan tentang bahayanya narkoba dan juga orang tua-pun dapat mengawasi pergaulan anaknya agar tidak salah dalam bergaul. Karena narkoba tidak hanya populer di kalakan orang tua dan public figur, tetapi anak anak atau remaja pun menjadi sasaran empuk para pengedar obat obatan terlarang, seperti maraknya remaja yang menenggak pil PCC kepada para remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara beberapa waktu lalu.
Apapun yang disampaikan anak, berita baik maupun buruk, perlu didengarkan denga dengan baik dan kemudian ajaklah dia berdialog secara terbuka dan mendalam. Untuk itu pilihlah waktu yang tepat, jaga kerahasiaan anak, perhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah lakunya, serta jagalah emosi anda. Orang tua perlu mengikuti perkembangan remaja dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan apabila anak bertanya , termasuk masalah narkoba.
Remaja dan golongan muda selalu poluler atau identik dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang menurutnya menarik dan itu patut untuk dicoba. Salah satunya yang pantas dicoba menurut mereka (pecandu)  adalah narkoba. Padahal efek narkoba atau pil PCC bukan untuk coba-coba, dan bahkan efek sampingnya dapat menjadikan anak berbuat kriminal. Selain itu, gengsi merupakan salah satu penyebab remaja dan golongan muda memakai obat obatan, karena memang usia remaja sangat mudah untuk dipengaruhi. Baik itu dari fashion, gaya berbicara, sampai ikut – ikutan mencoba narkoba. Dari awalnya dicobai oleh temannya sampai menjadi pecandu.
Hendaknya mulai sekarang kita saling memperhatikan dan saling mengasihi antar sesama. Mulai dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga, teman, tetangga, dan lingkungan tempat kerja anda. Karena seseorang yang terjerumus dalam narkoba pada dasarnya bukan mereka orang yang dari sana sudah tidak baik, tapi orang itu kekurangan motivasi dan kasih sayang. Tidak ada salahnya bila kita memulai dari yang lingkungan yang kecil terlebihdahulu. Perhatian yang sekecil apapun dapat membantu mereka yang sedang dalam kesulitan, sehingga tidak terjerumus dalam narkoba.
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Narkoba Bukan Ajang Coba-coba


Oleh: Mega Tri Cayani

Sudah banyak kasus narkoba di indonesia apalagi di kalangan anak muda, narkoba sudah menjadi perbincangan yang tidak asing lagi di kalangan anak muda, bahkan menjadi ajang taruhan dan senang-senang.

Narkoba bisa terjadi karena kurang nya siraman agama, pergaulan yang bebas di sekitar lingkungan, kesibukan orang tua yang akhirnya membuat anak merasa tidak diperhatikan, kegagalan yang pernah dialami semasa hidup yang membuat mereka depresi dan akhirnya melampiaskan kekesalan nya pada narkoba.

Mirisnya narkoba dijadikan anak muda sebagai ajang coba-coba. Keyakinan mereka yang bila mencobanya sekali tidak akan membuat mereka ketagihan, sehingga mereka berani untuk mencoba narkoba, padahal jika telah mencoba narkoba sekali saja, itu akan membuat pengguna narkoba menjadi ketagihan dan sulit untuk terlepas dan terbebas dari narkoba itu sendiri dan pada akhirnya mereka menjadi pecandu narkoba.

Membangkitkan kesadaran beragama, menanamkan hal-hal positif dan bermanfaat, selektif dalam memilih teman, lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman karena jaman sekarang ini banyak sekali narkoba yang diaplikasikan pada makanan dan minuman, berikan pengetahuan fakta-fakta tentang bahaya narkoba termasuk akibat-akibat yang ditimbulkan oleh barang haram tersebut. Hal-hal seperti itu bisa diterapkan kepada anak muda agar mereka jauh dari narkoba.

Mega Tri Cayani, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Ust Dede : 3 Hal Yang Harus Dipersiapkan Menuju Kematian


Dakwahpos. Com, Bandung- Ceramah rutin  mingguan ibu-ibu masjid Al Barokah mengangkat tema 'Meningkatkan Iman Dengan Mengingat Mati' dihadiri oleh puluhan jemahan pengajian. Para jemaahanya pun ada yang berasal dari kampung setempat dan ada juga yang dari luar kampung. 

"Kita semua harus senantiasa mempersiapkan bekal untuk menuju alam yang abadi yaitu alam akhirat dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT" Ujar Ust Dede, Jumat (27/10/2017).

Ceramah Ust Dede ini selalu mengangkat tema yang unik dan menarik, sehingga maklum saja jika disetiap pengajiannya selalu menyita perhatian para jemaahnya. Dalam penyampaian materinya pun santai dan  tidak terkesan menggurui tetapi jemaahnya bisa dengan mudah menangkap isi ceramah, dan pesan yang disampaikan pun bisa tersampaikan dengan baik. 

"Sesungguhnya yang kita khawatirkan dalam kehidupan ini adalah kematian. Apakah kita akan mati dalam keadaan iman, atau sebaliknya. Untuk itu kita perlu persiapan untuk menghadapi kematian agar senantiasa mati dalam keadaan beriman. Ada tiga hal yang harus kita persiapan. Pertama, dengan memperbanyak bersyukur , kedua,  memperbanyak ibadah dan yang ketiga dengan tidak berbuat dzolim kepada sesama" Pungkas Ust Dede. 

Dengan adanya pengajian ini semoga semua jemaah bisa meningkatkan lagi ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dan bisa mengamalkan setiap ilmu yang didapatkan dalam setiap pengajian. 

Reporter : Indah Padillah,  KPI 3/B.

Agus Ramdani : Pidato Anies Baswedan Menarik Perhatian Publik


Dakwaspos.com, Bandung- Anies Baswedan-sandiaga Uno Telah resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wagub DKI. Usai sertijab Gubernur DKI yang baru ini melakukan pidato politik pertamanya pada acara pesta rakyat yang diadakan di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017).

"Pidato Gubernur Anies Baswedan dilakukan di Balai kota Jakarta, pada senin malam. Pidato Anies Baswedan ini menjadi perhatian publik secara luas".

Pelantikan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur berlangsung di istana Negara Jakarta. "Pelantikan Anies sandi tersebut dilakukan oleh presiden jokowi di hadapan sejumlah tamu undangan.Pelantikan anies sandi oleh presiden jokowi tersebut dilakukan pada hari senin sore, 16 october 2017".

Anies dan sandi menjadi Gubernur Jakarta setelah memenangkan pemilihan kepala daerah 2017 pada putarn kedua, Anies mengungguli pasangan dari Ahok Djarot dengan sekor 57,95% sedangkan Ahok Djarot hanya mendapatkan 43, 05%.

Dalam isi Pidatonya Anies ini menggunakan kata atau istilah pribumi sedangkan istilah pribumi itu sudah tidak layak dipakai (intruksi presiden B.J Habibie no.26 tahun 1998), sehingga Penyebutan kata pribumi ini menjadi kontroversi publik.

Namun tanggapan dari anies soal kata pribumi tersebut konteknya adalah pada masa kolonial atau masa era penjajahan. Dia tidak bermaksud menyinggung atau hal yang lain (buruk). Balai kota, selasa (17/102017).

Tanggapan dari salah satu pengurus mesjid Al-Muhajirin komplek permatabiru Bpk R.Agus Ramdani menyatakan dalam islam semua kalangan harus di hormati (pribumi non pribumi), Namun jika sudah masuk kesebuah kenegaraan dalam pemerintahan soeharto ada istilah WNA dan WNI dan yang menjadi perbedan hanya dalam hal agama. Ketika mempermasahkan Pidato dari Anies Baswedan mungkin bisa jadi adanya kesalahan ucapan yang tidak disadari beliau karena pak Anies itu orangnya selalu merangkul semua kalangan, Minggu (21/10/2017).

Reporter: Yani Siti Sakiyah,KPI/3D

Kurangnya Warga Dalam Melaksanakan Pengajian Di Masjid Jami Al-Hikmah


Seiring dengan perkembangannya jaman di Era-Modern sekarang,kurangnya juga warga muslim dalam melaksanakan rutinitas pengajian yang selalu dilaksanakan di masjid-masjid terdekat. Karena kesibukkan masing-masing dalam pekerjaannya atau pun dalam hal lainnya.

Hal inilah yang sangat dicemaskan oleh ketua DKM Masjid Al-Hikmah karena seiring perkembangannya jaman sekarang. Warga sekitar sedikit sekali dalam melaksanakannya pengajian yang sering dilakukan pada setelah ashar yang dilaksanakan di Masjid Jami Al-hikmah. 

"Saat ditelusuri oleh saya,banyaknya warga yang mengikuti pengajian di masjid ini kebanyakkannya bukan dari warga sekitar. Malahan kebanyakannya dari ciamis,kopo,buah batu dll. Menurut saya itu sangat disayangkan sekali,mengapa di sekitaran daerah sendiri masih sedikit dalam minat untuk mengikuti pengajian rutinnya. Padahal saya selalu mengingatkan kepada warga sekitar agar selalu mengikuti pengajian yang slalu diadakan pada sore harinya."Ujar Hj.Yadi , jumat(27/10/2017)

Mungkin bagi saya pula itu semua tidak bisa di pungkiri. Karena hal seperti itu harus ada kemauan dari diri masing-masing bila ingin mengikuti rutinitas pengajian.

Reporter : Fitriani Rahmawati KPI/3B

Ustadz Ade : Pribumi Belum Ada Yang Benar dan Siap


Dakwahpos.com, Bandung- Mungkin Pribumi belum ada yang benar dan siap untuk memimpin. Jika yang memimpin Ibukota Jakarta adalah non-pribumi tidaklah menjadi masalah jika tetap dapat memajukan indonesia. Dan dapat dikatakan makna dari pidato Anies Baswedan adalah jika pribumi belum ada yang benar. Selasa,(24/10/2017)

dan siap memimpin jadi ialah yang akan memimpin indonesia."Pak Anies tidak sepenuhnya salah, pro dan kontra yang diterimanya mungkin karena ketidak cocokan kita dalam memahami arti yang sama." Ujar Ade, ustadz Masjid Al-Hasan II.  Dalam mengelola dan menjadi pemimpin tidaklah mudah dan sesempurna itu. Dan harapan-harapan selanjutnya kepemimpinan mungkin dapat ditekankan adalah orang Pribumi yang siap dan hebat, tambahnya.

Masalah pro dan kontra dalam kepemimpinan haruslah siap diterima oleh seorang pemimpin. Tak hanya di tengah-tengah jabatan, namun saat awal jabatan dari kepemimpinan bisa saja menjadi cobaan dari seorang pemimpin. Selain untuk memiliki dedikasi yang tinggi dan tanggung jawab yang besar, seorang pemimpin harus tegas dan pawai dalam menjalankan amanah yang diembannya.

Selama kepemimpinan dapat berdampak baik dari apa yang dipimpinnya, tidak peduli dari mana ia dan siapa ia, namun bagaimana ia dapat menjadi tokoh yang baik sebagai seorang pemimpin rakyat. Dan bagaimana ia dapat menggerakkan sisi yang curam dan buruk keatas sisi yang baik dalam suatu strategi kepemimpinan yang unggul.

Reporter : Malikhatul Farida KPI/3C

K.H Hafidz Muslich : 5 Ciri orang Yang Dirindukan Surga


Dakwahpos.com, Bandung- Pada pengajian Jumat 20 Oktober 2017 yang lalu, bertempat di Masjid Jami Al-Hikmah, K.H Hafidz Muslich M.Ag menjelaskan soal 5 ciri orang yang dirindukan surga, diberi ampunan oleh Allah, dan diselamatkan dari api neraka. Sebagai umat muslim yang beriman, kita haruslah memiliki 5 ciri tersebut.

Perilaku umat muslim haruslah terpuji dan tidak tercela, ini disebutkan pada Surat Al-Hujurat ayat 7 yang menjelaskan tentang perilaku yang harus mencintai iman, menjadikan iman tersebut sesuatu yang indah didalam hati, dan membenci kekafiran kefasikan dan kedurhakaan.

"Orang tidak akan berbuat hal yang tercela saat ia sedang beriman". Ujar K.H Hafidz Muslich.

Ciri orang yang dirindukan surga adalah, pertama orang yang sabar, sabar dalam menjalani hidup dan melewati ujian yang diberikan oleh Allah. Kedua adalah orang yang taat, taat dalam beribadah juga taat pada perintah Allah dan meninggalkan larangannya.

Ketiga adalah orang yang jujur, yang benar dan tidak ingkar. Keempat adalah orang yang dermawan, selalu berinfaq walau sedikit jumlah nya tetapi selalu konsisten.

Kelima adalah orang yang selalu istigfar saat sahur, istigfar saat sahur disini adalah setelah shalat tahajud, seperti dalam salahsatu riwayat hadits  rasullulah saw, beliau istigfar setelah tahajud sebanyak 70-100 kali.

Diakhir, penceramah tak lupa mengajak untuk selalu berdoa kepada Allah, seakan-akan kita sedang melihat Allah. Mencintai iman, memancarkan iman dalam perilaku, dan membenci perbuatan ingkar melanggar ketetapan Allah.

Reporter : Muhammad Gilang Ramadhan KPI 3 C

Makna Dibalik Ungkapan “Pribumi” Anies Baswedan



Dakwahpos.com, Bandung- Mengenai polemik dari pidato yang terpilih menjadi Gubernur Jakarta 2017-2022 Bapak Anies Baswedan. pidato yang disampaikan menjadi perbincangan oleh banyak orang dikarenakan pengaruh menyinggungnya kata "pribumi".

Ustadz Cecep menanggapi tanggapannya tentang polemik yang terjadi, beliau memberikan pendapatnya  Menurutnya kita bisa tangkap beberapa makna, apabila secara bahasa Bapak Anies Baswedan tidak bertolak belakang dengan makna sebenarnya, beliau mengatakan bahwasanya dizaman kolonialisme yang merasakan penjajahan dekat yaitu orang-orang Jakarta, secara pengaruh dari obrolan Bapak Anies itu tidak ada menyingung mengenai masalah etnis ataupun kepada siapa beliau menyatakan pribumi.

"Pribumi artinya penghuni asli tempat orang yang bersangkutan misalkan orang tersebut asli penduduk sana, dikatakan pribumi dalam konteks memasukkan etnis bagi orang-orang ekstrim kiri yang mungkin kemarin mendukung salah satu paswonnya yang gagal dan menjadikan polemik yang sangat besar, padahal masalah ini sangat simple",ujar Cecep

Apabila kita telaah jadi pribumi dan non pribumi memang secara bahasa ini sudah tidak diperbolehkan menurut inpres atau instruksi presiden no 26 tahun 1998 oleh Presiden B.J Habibie, akan tetapi mengapa orang-orang ramai membicarakan pribumi dan non pribumi sementara yang Bapak Anies katakan itu hanyalah konteks tersirat.

"Mungkin yang lebih tahu makna  sesungguhnya dari pada pribumi itu hanya Bapak Anies sendiri, kita bisa menangkap dari pernyataan yang diutarakan oleh Bapak Anies Baswedan bahwa yang tersirat bagi ekstrim kiri makna yang tersiratnya adalah kita harus merdeka dari penjajahan etnis jadi seolah-olah Pak Anies itu tidak layak memasukkan kata pribumi dan non pribumi itu."ujar Cecep

Sesungguhnya yang disampaikan oleh Bapak Anies Baswedan pada pidatonya hanya menyiratkan ketika zaman dahulu secara kolonialis, karena melihat langsung orang Belanda itu bertatap muka langsung dan berbeda dengan kota-kota lain.

Reporter: Nur Fauziah Sugianingrum, Mahasiswa UIN SGD Bandung

Ibu Hj Karlina : Indahnya Keutamaan Bersedekah di Jalan Allah


.Oleh : Nur Fauziah Sugianingrum


Dakwahpos.com, Bandung- DKM At-Tarbiyah adakan program pengajian rutinan salah satu yang mengisinya Ibu Hj Karlina. Masjid ini yang berlokasi di Jl. Desa Cipadung RT 03/06 kec. Cibiru.

"Bersedekah merupakan salah satu perintah yang Allah berikan kepada umatnya, dalam Al-quran dikatakan "Ambilah harta yang telah Allah berikan kepadamu dan keluarkanlah sebagian hartamu dengan bersedekah"", ujar Hj Karlina, penceramah pengajian, Sabtu (21/10/21017).

Tema kajian ini sangat menarik untuk diterapkan bagi kehidupan sehari-hari,  karena banyak keuntungan yang akan kita peroleh jika kita melaksanakan perintah yang Allah berikan.

"Ada beberapa keutamaan bersedekah di jalan Allah yaitu selalu menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain, jauh dari malapetaka dan penyakit, menggembirakan orang mukmin, dimudahkan jalan ke surga Allah, meningkatkan derajat surga yang ia tinggali, dan membuat turun ampunan Allah. Maka dari itu manfaatkan sisa hidup dengan bersedekah walaupun sedikit". Kata Hj Karlina.

Ibu-ibu pengajian rutinan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2017 memberikan respon baik terhadap penceramah yang disampaikan oleh Ibu Hj Karlina yang telah menyampaikan materi yang sangat mudah dimengerti.

Mahasiswa UIN SGD Bandung


Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku Buang Sampah Sembarang


Oleh: Neng Sriyanti Jamilah

Sampah adalah salah satu permasalahan terbesar yang ada di negara kita ini. Sampah bertebaran dimana-mana, mulai di jalan, sungai, taman, bahkan di dalam rumah pun kita sering mendapati sampah yang berserakan. Sampah ini biasanya berasal dari pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik. 

Kebiasaan buruk membuang sampah sembarang sepertinya memang sulit untuk dihilangkan, apalagi perilaku tersebut merupakan perilaku yang turun menurun(Berikan penjelasan). Perilaku tersebut memang benar-benar menjengkelkan (berikan argumen) dan akan menimbulkan banjir ketika musim hujan tiba.(berikan penjelasan)

Sebenarnya, ada banyak cara untuk mengurangi perilaku membuang sampah sembarangan tersebut. Namun, kurangnya kesadaran diri dari masyarakat Indonesialah yang membuat perilaku buruk tersebut seakan akan mendarah daging.

Menurut penulis, ada beberapa cara untuk menghilangkan perilaku buang sampah sembarang, atau setidaknya mengurangi perilaku tersebut.

Pertama, jika bepergian yang akan membawa makanan atau minuman, pakailah tempat yang bisa dipakai lagi kembali. Misalnya, pakai tempat makan dan botol minum, jangan memakai pelastik untuk membungkus makanan atau minuman tersebut. Namun, jika terpaksa  memakai pelastik, kumpulkan sampah dan jangan dibuang begitu saja. 

Kedua, sediakan tempat sampah di dalam kendaraan pribadi agar lebih mudah membuang sampah jika kita sedang berada di perjalanan. Tidak menutup kemungkinan, masih banyak orang-orang yang membuang sampah sembarangan di jalanan, dan itu akan membuat jalanan menjadi kotor.

Ketiga, tempat sampah dijadikan sarana untuk berkreasi. Maksudnya, tempat sampah dijadikan semenarik mungkin agar sejak dini, anak-anak mulai dibiasakan buang sampah pada tempatnya. Jika dibiasakan, maka akan hilang perilaku buruk buang sampah sembarangan.

Keempat, jika ada suatu tempat yang selalu dijadikan "tempat pengumpulan sampah". buatlah slogan-slogan "menarik" yang di tempel atau di pasang di tempat itu yang ditukkan kepada para pembuang sampah sembarang. Misalnya, "Yang Buang Sampah di Sini Gila", "Yang Buang Sampah di Sini Jomblo Seumur Hidup", dan lain sebagainya. Ini bertujuan untuk mengancam dan agar para pelaku tersebut tidak membuang di tempat tersebut lagi. Namun tetaplah ingat, kata-katanya jangan terlalu ekstrim.

Terakhir, jika sudah terjadi pembuangan sampah sembarang, dan sampah ada dimana-mana, ada banyak cara untuk menanggulanginya dengan melakukan empat R. Pertama, replace (mengganti), yaitu mengganti barang-barang yang tidak tahan lama dan bisa menghasilkan sedikit sampah. Kedua, reuse (memakai kembali), yaitu memanfaatkan kembali barang-barang yang telah terpakai. Ketiga, reduce (mengurangi), yaitu dengan mengurangi pemakaian barang agar sampah yang dihasilkan akan berkurang juga. Keempat, recycle (mendaur ulang), yaitu mengolah sampah menadi barang baru yang bermanfaat.

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Jemaah Sholat Jumat Penuhi Masjid Al - Ikhlas


Dakwahpos, Bandung – Masjid Al - Ikhlas setiap sholat jumat selalu dipenuhi oleh jemaah, sampai pada pintu keluarpun masih dipehuni oleh jemaah sholat jumat. Tidak hanya warga sekitar tetapi ada juga jemaah yang dari luar daerah Kiaracondong yang sedang dalam perjalan mengikuti sholat jumat di masjid Al - Ikhlash.

Masjid yang terletak dekat kecamatan Kiaracondong ini memang memiliki tempat yang strategis. Jadi tidak heran jika setiap hari jumat selalu dipenuhi oleh jemaah sholat jumat.

"Saya pertama kali sholat jumat disini, pas lagi di perjalanan udah waktunya sholat jumat dan saya melihat masjid Al - Ikhlas karena letaknya ga jauh dari jalan, jadi saya sholat jumat disini" Ujar Asep (32), Jumat (27/10/11).

Penuhnya jemaah sholat jumat di masjid Al - Ikhlash ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pengurus masjid, semoga kedepannya tidak hanya saat sholat jumah saja yang dipenuhi jemaahnya tetapi dalam sholat seperti lima waktupun harus di penuhi oleh jemaah.

Reporter : Kartika Putri KPI/3B

Kurangnya Perhatian Akan Keabsahan Berita


Oleh: Kartika Putri

Ditangkapnya kelompok penyebar berita palsu atau hoax kian memperlihatkan penyalahgunaan media untuk informasi. Hal ini yang menyebabkan masyarakat harus lebih cermat dan cerdas ketika mendapatkan informasi atau berita. Menurut saya ada beberapa hal yang harus di perhatikan agar kita dapat bijak saat mendaapatkan informasi.

Pembaca atau penerima informasi harus memperhatikan kredibilitas dari media tersebut. Selain itu saat menerima informasi jangan hanya puas mendapatkan informasi dari satu media saja, besar kemungkinan jika mempercai satu berita saja masih di ragukan kebenarannya sehingga kita harus melihat media yang lainnya.

Untuk masyarakat atau penerima informasi harus lebih hati – hati dalam mempercayai suatu berita karena semakin banyak media yang ada hanya untuk menyebarkan berita hoax, yang tujuannya untuk kepentingan beberapa kelompok saja.


Mahasiswa KPI UIN Bandung

Apa Susahnya Buang Sampah ?


Oleh: Kartika Putri

Sudah tidak asing lagi bagi kita melihat masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Entah apa yang ada di fikiran para pembuang sampah sembarangan itu, hanya ada dua alasan yang membuat masyarakat buang sampah sembarangan. Pertama, tempat sampahnya kejauhan, dan kedua adalah, berfikiran bahwa nanti akan ada yang membersihkan.

Alasan itu banyak di pakai oleh masyarakat yang malas mebuang sampah pada tempatnya. Apalagi mereka yang sedang dalam perjalanan, sering melemparkan sampah yang ada ditangannya dengan begitu saja. Dan yang menjadi tempat sampah dadakannya itu ada sungai atau selokan, maka jangan heran jika melihat sungai atau selokan yang kotor, bau dan banyak sampahnya.
Ironisnya kebiasaan ini sudah menyebar di kalangan balita sampai manula. Bahkan ada orang tua yang secara tidak sengaja menyuruh anaknya untuk buang sampah seenaknya, misalnya seperti membiarkan sampahnya berserakan ataupun melempar seenaknya saja.

Padahal kebanyakan masyarakat sudah mengetahui cara paling mudah untuk mengurangi sampah. Seperti replace yang berarti mengganti kembali barang - barang yang mudah menjadi sampah, reuse yang artinya memanfaatkan kembali barang yang sudah terpakai, reduce yang berarti mengurangi barang yang dipakai agar sampah yang dihasilkan berkurang, dan recycle yang berarti mendaur ulang atau mengelola sampah menjadi barang baru yang bermanfaat.

Dengan demikian masalah ini dapat diatasi dengan cara berikut, salah satunya :
1. Tanamkan dalam diri untuk tidak membuang sampah sembarangan, agar terbiasa untuk hidup bersih juga sehat.
2. Usahakan bila melihat sampah kecil diruangan ataupun dijalan secara tidak sengaja, relakanlah untuk membuangnya kepada tempat sampah, agar pribadi kitapun peduli terhadap lingkungan.
3.Memanfaatkan kembali barang - barang bekas yang sudah tidak terpakai menjadi barang baru agar mengurangi sampah.  Jangan pernah berfikir bahwa apa yang kita lakukan itu sia - sia.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Ketetapan Jangka Waktu Pembuatan KTP-E

Oleh: Fitria Nazilatullail

Akhir-akhir ini marak kasus KTP-E yang membuat masyarakat Indonesia resah. Memiliki KTP-E memang sangat penting dan diperlukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain sebagai kartu identitas seseorang, kartu ini pun menjadi tanda diakuinya seseorang sebagai rakyat Indonesia. Oleh karena itu, diwajibkan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki KTP-E.

Sejak mencuatnya kasus korupsi KTP-E. Pembuatan KTP-E menjadi semakin lamban sehingga  membuat seseorang harus menunggu dalam jangka waktu yang lama (hingga bertahun-tahun). Padahal  sebenarnya dalam  pembuatan KTP-E sangat mudah serta pembuatannya hanya sekali karena berlaku seumur hidup. Timbul pertanyaan besar, siapa yang dapat mengatasi persoalan ini? Jelas pemerintahlah salah satu jalan yang dapat membuat semuanya menjadi lebih baik. Perilaku tegas pemerintahan terhadap pelaku yang membuat persoalan ini kacau yang sekarang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kasus korupsi ini harus segera diselesaikan. Bukan hanya para koruptor yang ditindak tegas. Tetapi, pelaku pungli juga harus ditindak tegas agar pelayanan pembuatan ktp-e berjalan dengan semestinya. Selain itu, solusi cepat agar kasus ini tidak karut-marut bisa melapor kepada Kementrian Dalam Negeri mengenai keluhan anda. Solusi alternatif lainnya, pemerintahan harus dapat menetapkan jangka waktu pembuatan KTP-E dengan peraturan tertulis. Dengan adanya solusi ini dapat mempermudah pembuatan KTP-E dan tidak akan ada lagi keterlambatan dalam pembuatan. Karena jika pembuatannya membuat anda menunggu lama, anda dapat melaporkannya lansung dan membawa bukti peraturan tertulis yang sudah dibuat agar pihak tertentu dapat ditindak tegas oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Mahasiswi Jurusan KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Gerakan Peduli Sampah


Oleh: Indah Padillah
Mengantongi sampah dinilai jorok, tetapi membuang sampah di sembarangan tempat dianggap wajar dan biasa, bahkan seringkali dilakukan tanpa rasa malu dan bersalah. Melihat penomena ini sepertinya budaya nembuang sampah sembarangan  sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan buruk. Hal ini tentunya menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia, karena bagaimana mungkin Indonesia bisa maju, jika Sumber Daya Manusianya masih belum peduli pada lingkungan sekitarnya termasuk juga pada sampah. 

Mirisnya, penomena ini telah dilakukan di mana-mana baik di perkampungan maupun di perkotaan. Padahal, mereka semua tahu dampak yang akan ditimbulkan dari itu semua. Sehingga, wajar saja jika saat ini bencana banjir telah terjadi di mana-mana. Sungguh, bencana ini sulit untuk diatasi jika masyarakatnya masih belum sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Bisa kita lihat saat ini, hampir disetiap pinggir jalan, saluran air, sungai dan tempat lainnya selalu di penuhi oleh sampah. Hal ini dapat terjadi, karena di zaman ini secara sadar atau tidak, masyarakat selalu mencari jalan praktis dalam melakukan sesuatu termasuk dalam membuang sampah. Padahal, peraturan dan sanksi dari pemerintah sudah jelas, namun itu semua dianggap sebagi angin lalu. 

Sebelum permasalahn ini semakin meluas, kita sebegai anak bangsa dan pemerintah harus bekerja sama mewujudkan Indonesian tanpa sampah. Salahsatu caranya dengan mengadakan sosialisasi mengenai sampah, dampak dan  sanksi tegas bagi mereka yang melanggar peaturan  ke seluruh pelosok negeri dari Sabang sampai Merauke, sehingga tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk membuang sampah sembarangan. Selain pemerintah, kita juga selaku anak bangsa harus aktif di masyarakat dengan membentuk komunitas peduli sampah di berbagai daerah, memberikan arahan-arahan kepada masyarakat, juga memberikan solusi yang tepat untuk sampah agar tidak mengotori lingkungan. Program ini akan semakin mudah diwujudkan jika semua anak bangsa bisa bergerak secara bersama  peduli terhadap lingkungan. Membentuk program kerja yang baik, dengan mendirikan bank sampah, mengolah sampah menjadi pupuk dan mengelolanya secara berkala.

Terlepas dari itu semua, masyarakat juga secara pribadi harus memiliki kesadaran sendiri terhadap kebersihan lingkungan. Karena sejatinya lingkungan yang bersih menjadi ciri masyarakat yang beradab. 


Mahasiswa KPI UIN Bandung

Memberantas Para Koruptor



E-KTP ini sedang marak menjadi perbincangan dikalangan masyarakat, hal ini terlihat dari kasus yang terjadi pada saat ini. Kasus korupsi ini menjadi kasus terbesar yang terungkap di tanah air ini, bagaimana tidak dengan adanya kasus ini negara mengalami kerugian yang sangat besar mencapai miliaran bahkan hingga triliunan. Bukan hanya negara saja yang mengalami kerugian, namun masyarakat pun mengalami hal serupa, bagaimana tidak banyak masyarakat yang membuat ktp dobel, karna ktp sebelumnya yang sementara.


Kasus korupsi penggandaan e-KTP ini tidak hanya merugikan negara saja, tapi hal ini berdampak besar terhadap masyarakat. Seharusnya pemerintah berlaku tegas dan menerapkan hukuman yang seberat-beratnya bagi para koruptor, karena hal ini bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat Indonesia dan sudah menjadi hal lumrah. 


Dengan adanya hal ini pemerintah harus lebih tegas dan selektif dalam memberantas korupsi ini, bahkan para koruptor harus dihukum seberat-beratnya bila perlu hukuman mati supaya jera. Namun hal ini sangat sulit untuk diterapkan di tanah air ini karena para koruptor bukan hanya dari kalangan menengah keatas melainkan para pejabat-pejabat negara. 

Buanglah Sampah Pada Tempatnya


 Oleh : Fahmi Mujahid Abdul Aziz

Membuang sampah sembarangan sudah menjadi penyakit menular bagi masyarakat. Pasalnya, banyak sekali tumpukan-tumpukan sampah diberbagai tempat termasuk di sisi-sisi jalan raya. Tentunya hal ini akan menjadi bumerang bagi masyarakat jika perilaku membuang sampah sembarangan terus dilakukan apalagi menjadi kebiasaan karena dapat menyebabkan berbagai macam faktor akibat dari perilaku tersebut, seperti banjir, manpetnya saluran air selokan, pencemaran air sungai dan lain-lain.

Dengan kenyataan ini mengharuskan masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan agar tidak tercemar oleh sampah-sampah yang dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi masyarakat itu sendiri.

Jika kita tengok ke negeri tetangga seperti Jepang, Korea, Singapura, dan lain-lain yang terlihat indah dan bersih lingkungannya. Apa yang menyebabkan lingkungan di negeri mereka begitu bersih dan enak dipandang? Ternyata mereka memiliki kebiasaan yang baik dalam membuang sampah sesuai arahan dari pemerintahnya agar teratur membuang sampah sehingga bisa dipilah-pilih mana sampah organik dan non-organik. Sehingga, adanya sinergitas antara pemerintah termasuk petugas kebersihan dengan masyarakat dalam menangani permasalahan pembuangan sampah secara teratur.

Jika di Indonesia ini antara pemerintah, petugas kebersihan dan masyarakat bersinergi dalam mengatasi permasalahan sampah ini niscaya tidak akan ada lagi masalah banjir dan dampak buruk lainnya yang disebabkan oleh pembuangan sampah sembarangan.

Pada awal Bulan April 2017 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok melalui Tim Buru Sergap (Buser) sampahnya telah menangkap 59 pelaku pembuang sampah sembarangan di sejumlah wilayah Kota Depok. Mereka dijerat tindak pidana ringan dan diajukan ke sidang pengadilan dan dikenai sanksi denda mulai Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Depok ini merupakan langkah untuk memberikan stimulus kepada masyarakat agar memiliki kesadaran yang tinggi terrhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dalam memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan kepada masyarakat tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Pemerintah harus terus memberikan pengarahan kepada masyarakat agar terbiasa memiliki budaya cinta akan lingkungan yang bersih dan membuang sampah pada tempatnya.
 
Mahasiswa UIN Bandung KPI 3 B

Opini Memilih Milih Warga Dalam Menangani E-KTP



Oleh: Fitriani Rahmawati
Belum ada kepastian sampai saat ini dengan penjelasan E-KTP untuk kedepannya,semenjak terjadinya korupsi yang sampai saat ini belum selesai. Entah sampai kapan pembuatan E-KTP dijalankan kembali. Padahal warga Indonesia sangat membutuhkan sekali E-KTP,karena berguna sekali untuk bekerja,masuk universitas dll. Sampai saat ini pun pemerintah bukannya memberikan solusi untuk kedepannya harus bagaimana dalam menangani E-KTP ,tetapi pemerintah malah tutup mulut dan tidak bekerja untuk membuat E-KTP.

Sampai kapankah pemerintah akan terus semraut dalam menangani E-KTP?. Adakalanya pula segelintiran orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi bisa seenaknya membuat E-KTP dengan cara membayar lebih mahal lagi untuk mempercepat pembuatan E-KTP kepada orang dalam,seharusnya pekerja pusat bisa memberikan penanganan yang sama rata pada warga sekitar bukan membanding-bandingkan warga sekitar.mengapa pemerintah kecamatan selalu membuat E-KTP kepada warga biasa selalu berlarut-larut sampai 1 tahun pun ada yang belum jadi. Tepai mengapa kepada warga yang mempunyai jabatan dan memberikan uang yang lumayan besar,bisa membuat E-KTP hanya dalam 1 hari.

Seharusnya solusi yang bisa dipakai dalam menangani pembuatan E-KTP adalah , pemerintah pusat bisa lebih kerja keras lagi dalam pembuatan E-KTP,dan tidak selalu menunda-nunda dalam pembuatannya. Bukan menjadi alasan bagi mereka karena adanya kasus korupsi yang sekarang sedang ditangani. Seharusnya pemerintah harus sesegera mungkin membuat E-KTP karena itu bisa membuat warga sekitar tidak selalu resah karena E-KTP yang selalu saja tidak ditangani sama sekali. 

Pertama bisa dalam keterbukaan,akuntabilitas,(kedua)perbaikan didalam kemampuan kita untuk menciptakan kepastian dari sisi yang disebut unit cost. Uni cost atau biaya satuan mengacu pada biaya yang dihitung dengan cara membagi keseluruhan dengan jumlah atau kualitas output. Sehingga (dengan begitu) kita bisa mengurangi potensi mark up(penggelembungan nilai anggaran)

Setidaknya pemerintah harus lebih bisa menangani hal yang sekarang sedang terjadi. Bukan menjadikan pekerjaan yang mereka lakukan menjadi gajih buta, karena belum adanya kepastian dari pemerintah pusat tentang masalah E-KTP.


Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Selektif Menerima Informasi

Oleh: Emil Ramadhanty 

Akhir - akhir ini banyak sekali penyalah gunaan dalam penggunaan media sosial, salah satunya adalah merebak nya berita Hoax di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan menuai banyak permasalahan, mulai dari merugikan nya seseorang yang terkena fitnah berita Hoax tersebut, sehingga dapat menimbulkan hasutan dan provokasi yang menyebabkan sebagian orang yang percaya berita tersebut akan membencinya.

Permasalahan berita hoax memang sulit untuk di selesaikan karena banyaknya tangan tangan yang tak bertanggung jawab menyebarkan informasi yang salah.namun ada soslusi dalam setiap permasalahan dimulai dari para pengguna media sosial yang harus selektif dalam menerima informasi.jangan sampai berita yang belum tau kebenaran  nya kita sebarkan.

Selain mengasah kembali berbagai program pendidikan yang berperan dalam menanamkan budi pekerti, dari aspek pendidikan pemerintah sebenarnya dapat melawan hoax dengan meningkatkan minat baca.Mari kita jadikan negara tanpa Hoax yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam bangsa.

Mahasiswa Kpi UIN Bandung

Sosialisasi dan Aksi Untuk Mewujudkan Lingkungan yang Asri


Oleh : Nita Nurhasanah

Kebiasaan membuang sampah sembarangan di Indonesia sepertinya sudah menjadi budaya yang turun temurun. Bahkan, perilaku macam ini sering dilakukan oleh pengendara di jalan raya.  Hal ini perlu ditindak lanjuti karena banyak sekali dampak negatif yang muncul akibat kebiasaan ini. Memang tidak mudah, tapi pencegahan ini bisa dilakukan secara bertahap dan konsisten tentunya. Negara Jepang dan kota Texas di Amerika Serikat misalnya, kedua negara tersebut  telah membuktikan bahwa usaha yang dilakukan secara konsisten mengenai pencegahan membuang sampah sembarangan telah mewujudkan hasil yang maksimal.

Cara yang paling sederhana untuk meminimalisir kebiasaan buang sampah sembarangan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Masyarakat termasuk para pengguna jalan raya perlu mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan dari kebiasan tersebut. Mereka perlu diberi pemahaman mengenai dampak apa saja yang akan timbul apabila kebiasaan itu terus dilakukan di Indonesia. 

Setelah melakukan sosialisasi, perlu adanya aksi dari pemerintah dan masyarakat tentunya. Aksi pencegahan buang sampah sembarangan ini tidak cukup dengan tulisan "Jangan buang sampah sembarangan" atau "Buanglah sampah pada tempatnya". Pemerintah perlu mengadakan suatu program dimana masyarakat ikut andil dan turun langsung dalam program tersebut. Misalnya, dengan mengembangkan program 3R (Reduce, Reuse, Recyle). 3R merupakan salah satu solusi untuk mengatasi sampah yang tadinya tidak berguna menjadi barang berharga dengan proses daur ulang. Pertama kita bisa melakukan proses pemisahan sampah organik dan anorganik. Setelah sampah tertata, kita bisa melakukan proses daur ulang dan membuatnya menjadi barang yang berguna serta berharga. Dengan mengenalkan program ini ke semua kalangan masyarakat termasuk anak-anak, diharapkan bisa meminimalisir kebiasaan buang sampah sembarangan.

Namun, semua ini tidak akan terealisasi apabila belum tertanamnya rasa kesadaran dalam diri seseorang akan bahaya dari membuang sampah sembarangan. Maka dari itu, perlu adanya rasa kepeduliaan terhadap lingkungan sekitar terlebih dahulu. Setelah rasa cinta pada lingkungan sekitar telah terwujud maka rasa malu pun akan timbul ketika kita membuang sampah di jalan raya.

Nita Nurhasanah, Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung

Tulisan pernah dimuat di Media Indonesia tanggal 20 Oktober 2017

Meminimalisir Kesalahan Data Kependudukan


Oleh : Muhammad Gilang Ramadhan / KPI 3 C

Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau E-KTP yang karut marut ini sudah 
menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Banyak masalah teknis yang terjadi di lapangan, salah 
satunya seperti lambatnya penanganan distribusi E-KTP yang menyebabkan antrian yang sangat 
panjang di masyarakat.

E-KTP memang memiliki benefit lebih dibandingkan dengan KTP biasa pada umumnya, dan 
yang paling membedakan antara E-KTP dan KTP adalah, E-KTP yang berlaku seumur hidup, 
artinya E-KTP ini tidak perlu di perpanjang setiap 5 tahun. Hal ini sangat menguntungkan karena 
menghemat kertas bahan pembuatan kartu KTP. Tapi jika tidak ditangani dengan tepat, E-KTP 
hanya akan merepotkan masyarakat.

Permasalahan yang paling menyebabkan kacau nya pengelolaan E-KTP ini adalah data 
penduduk yang tidak valid, seperti perpindahan penduduk tanpa pelaporan sehingga 
mempengaruhi mobilitas dan pergeseran penduduk, dan masih adanya penduduk yang sudah 
meninggal tetapi namanya masih tercatat sebagai pemilih dalam Pilkada, ini hal yg sangat 
merugikan karena hal tersebut bisa disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Solusi untuk masalah tersebut adalah dengan meminimalisir permasalahan data kependudukan, 
tidak hanya sekali, namun dua kali agar dapat memastikan tidak ada lagi data yang menyimpang. 
Caranya, dengan mengubah sistem dari akte kematian menjadi langsung laporan, karena 
sebelumnya akte kematian baru dibuat setelah ada laporan bahwa ada orang yang meninggal, hal 
ini lah yang memunculkan permasalahan data kependudukan karena tidak adanya yang melapor, 
sehingga akte kematian tidak dibuat, yang akhirnya menyebabkan nama orang yang sudah 
meninggal itu masih tercantum di KPU. Dan harus diubah agar RT/RW, rumah sakit, dan pihak 
kepolisian bisa langsung melaporkan kematian seseorang di tempat kejadian, hal ini akan 
memperbaiki permasalahaan data kependudukan.

Pemanfaatan data kependudukan harus bersumber dari Kementrian Dalam Negeri sehingga itu 
menjadi sebuah tolak ukur data kependudukan, sehingga harus diupayakan agar pelayanan 
terhadap masyarakat semakin cepat dan juga responsif, tingkatkan juga pelayanan melalui sistem 
online, karena E-KTP pun adalah Kartu Tanda penduduk yang berbasis online.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Jalankan e-KTP dengan Benar

 
Oleh: Indah Lestari

Akhir-akhir ini, pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sedang gencar mempromosikan dan mentargetkan seluruh penduduk Indonesia baik yang dewasa, maupun telah menikah, untuk wajib melakukan perekaman data e-KTP sampai dengan akhir pertengahan 2017. Namun hal ini menimbulkan keluh kesah dari masyarakat akibat keterlambatan pemerintah dalam mengurus e-KTP.

Perekaman data yang telah dilakukan sejak tahun 2011 ini, masih tak kunjung selesai. Diperkirakan sekitar 22 juta penduduk yang berasal dari berbagai daerah belum melakukan perekaman data e-KTP. Kurangnya alat pembuatan e-KTP, adanya warga yang pindah alamat namun tak menyertakan kepindahannya, serta meningkatnya jumlah penduduk yang berusia 17 tahun menjadi faktor utama keterlambatan tersebut.

Pemerintah harus melakukan aksi nyata untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak semakin berlarut. Jika proyek e-KTP dijalankan dengan benar, maka banyak masalah yang bisa diselesaikan. Pemerintah harus mengawali langkah dengan memantau dan mengawasi kualitas pelayanan publik, apakah telah berjalan dengan baik atau belum. Selain itu, pemerintah harus membenahi infrastrukter ke semua daerah di Indonesia untuk mendukung e-KTP. Jangan sampai infrastuktur menjadi penghambat. Misalnya permasalaahn listrik dan peralatan di kantor-kantor pemerintahan yang cukup penting untuk e-KTP, baik dalam tahap pembuatan sampai nanti penerapannya. Hal ini harus dilakukan secara merata dan juga terjangkau ke daerah-daerah terpencil. 

Setelah itu baru mulai menata ulang data kependudukan di masing-masing daerah agar semua orang terdeteksi dan terekam. Sehingga tujuan utama dari penerapan e-KTP ini dapat terpenuhi, Dengan begini, efektifitas e-KTP akan lebih terlihat, karena dapat membantu masyarakat dalam beraktifitas sehari-hari.

Mahasiswa KPI III/B UIN Bandung

Indonesia Dilema KTP-E


Oleh : Engkom Komariah

Sudah hampir genap satu tahun, Indonesia diresahkan kasus KTP-E yang masih belum tuntas hingga saat ini. Banyak sekali keluhan dari masyarakat yang mempertanyakan kelanjutan pembuatan KTP-E yang masih belum ada kepastian hingga saat ini. 

Masyarakat sangat resah dengan kasus ini, karena masih belum ada kepastian juga dari pemerintah akan kelanjutan kasus ini. KTP sangat berperan penting bagi masyarakat, karena sering dibutuhkan dalam banyak hal seperti untuk melamar kerja, pendaftaran masuk Perguruan Tinggi, pendaftaran beasiswa, dan lain sebagainya.

Meski kasus pembuatan KTP-E ini masih diambang ketidakpastian, namun bukan tak mungkin kasus ini bisa tuntas. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kasus ini. Pertama, pemerintah harus lebih tegas lagi dalam penanganan kasus ini sehingga kasus ini bisa segera tuntas.

Kedua, perketat pengawasan dalam pembuatan KTP-E ini terutama dalam hal keuangan atau dana untuk pembuatannya. Karena perihal keuangan ini sangat sensitif. Ketiga, pertegas hukum dalam kasus ini sehingga kasus ini tidak karut marut dalam ambang ketidakjelasan hingga saat ini.

Mahasiwa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Syaikh Abdurrahman Jamal Al – Ausy : Saya Bahagia Mlihat banyak Warga Bandung Shalat Shubuh Berjamaah.


Dakwahpos.com, Bandung, Masjid Agung Trans Studio Bandung ramai di padati jamaah  mengikuti mabit dan shalat shubuh berjamaah bersama imam muda Masjidil Haram, Syaikh Abdurrahman Jamal Al-Ausy yang juga pada kesempatan kali ini dihadiri juga walikota Bandung Ridwan Kamil, Sabtu (21/10/2017).

Syaikh  Al-Ausy menjadi salah satu kandidat calon imam besar Masjidil Haram dengan usia yang masih muda yakni 38 tahun. Syaikh Al-Ausy yang menjadi imam shalat shubuh juga memberikan nasihat kepada para jamaah bagaimana menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan didampingi penerjemah Syaikh Al-Ausy menjelaskan nasihatnya untuk para jamaah yang hadir untuk senantiasa menjaga shalat tepat waktu,beliau juga mengutarakan rasa bahagia karena banyaknya warga bandung yang ikut shalat shubuh berjamaah  "Saya bahagia melihat banyak warga Bandung yang shalat shubuh berjamaah," ujar Syaikh Al- Ausy lewat penerjemah.(21/10)

Bukan hanya menjaga shalat tepat waktu,berbuat baik kepada orang tua, menjaga dzikir dalam setiap aktivitas, memperbanyak istighfar, memperbanyak shalawat kepada rasulullah, berakhlak baik, dan berdakwah menyampaikan ajaran  Islam juga menjadi point penting untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
  
Dari penjelasan Syaikh Al-Ausy tersebut, shalat shubuh berjamaah dan menjaga sholat tepat waktu di masjid merupakan point penting  dalam  ibadah yang sudah seharusnya dijaga oleh kaum muslimin untuk menggapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

Reporter : Yusril Arip Musodik/KPI 3D

Validasdi Simcard Solusi Jaga National Sigle Identity


Oleh : Nining Nur Amanah

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengenai validasi nomor seluler dengan menggunakan nomor induk kependudukan . kebijakan ini akan membantu penekanan terhadap pelaku kejahatan informasi dan sosial media karena pengguna simcard  terdaftar dan dapat dilacak keberadaannya , selain itu pengguna dapat diminta pertanggung jawaban jika melakukan kejahatan.

Kebanyakan kasus saat ini yaitu kasus penipuan dengan motif direct calling atau sms , dimana pelaku kejahatan sulit dilacak keberadaannya. Bukan hanya itu , kasus berupa penyebaran berita yang berbau sara maupun hoax  merajalela baik itu melalui media sosial maupun layanan pesan. Hal ini terjadi karena pelaku bebas menggonta-ganti nomor agar tidak terlacak.

Agar kebijakan ini berjalan secara efektiv Kemenkominfo harus bekerja sama dengan operator dengan mengadakan kartu Prabayar ataupun Pasca bayar yang registrasinya sangat menekan dan terkendali agar keamanan dan data pribadi pemilik kartu tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bukan hanya itu operatorpun dapat melihat jumlah konsumen yang real dan mengurangi pengguna yang gemar menggonta-ganti kartu karena adanya rasionalisasi jumlah ekspetasi pelanggan dengan membatasi kepemilikan simcard , bahkan jika perlu operator dapat memberi peringatan pada konsumen mengenai pemblokiran kartu jika tidak melakukan validasi nomor.

Yayasan  Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Kementerian Dalam Negeri khususnya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam validasi  kartu sim dengan menggunakan NIK juga wajib berpartisipasi dalam implementasi kebijakan ini agar berjalan efesien . Selain itu  adanya kerjasama antar penduduk Indonesia dengan pemerintahan dalam pengisian data juga menjadi salah satu faktor pendukung efektivitas kebijakan pemerintah dalam menjaga keamanan identitas warga negara dan meningkatkan sistem keamanan data penduduk Indonesia.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Meraup Rezeki di Area Sekitar Halaman Masjid Al-Fathu


Dakwahpos.com, Bandung – Tempat yang strategis yang berada tepat dipinggir jalan membuat para pedagang di Masjid Al-Fathu sangat ramai, banyak juga para konsumen yang diantaranya para pengendara dan Pegawai Negri Sipil (PNS) Kab.Bandung yang ada ketika waktu luang dan menyempatkan untuk istirahat di halaman Masjid Al-Fathu tersebut.

Salah satu pedagang yang cukup legendaris di Masjid Al-Fathu senidiri yaitu, pedagang minuman tradisional yang biasa disebut "Es Cendol" beliau telah cukup lama berdagang di Al-Fathu itu sekitar duapuluh lima tahun. " Alhamdulilah, bapak sudah kisaran duapuluh lima tahun berdagang di sini" Ujar Pak Uu pedagang es cendol.

Di Masjid Al-Fathu sendiri telah disediakan tempat kantin bagi yang ingin berdagang," Bapak selama dagang disini juga sempat dagang di kantin Masjid Al-Fathu sebelum beranjak dagang keliling sehabis dari Al-Fathu "

Dari semenjak bangunan masjid itu berdiri dengan bangunan aslinya sampai beberapa renovasi masjid dilakukan, pak Uus ini sudah berjualan disekitaran Masjid Al-Fathu.

Reporter: Luki Muzaki KPI/3C

Edukasi Budaya Disiplin Kebersihan Sejak Dini


Oleh : Luki Muzaki. A

Kasus buang sampah sembarangan yang berujung baku hantam antara seorang pengendara mobil dengan seorang TNI ini menjadi viral di media sosial. Sikap yang tak terpuji yang dilakukan oleh pengendara mobil yang diketahui namanya Bimantoro itu membuang sampah sembarangan  ke jalan raya, yang ketika itu tepat mengenai istri dari TNI yang sedang dibonceng mengendarai sepeda motor. Ini salah satu dampak dari perbuatan buruk membuang sampah sembarangan,yang sudah dianggap masyarakat sebagai hal yang sepele. Karena ketika mempunyai kebiasaan baik selalu menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan hal yang seperti ini tentunya tidak terjadi.

Maka dari bagian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan menelusuri pelaku buang sampah sembarangan tersebut untuk dikenai sanksi denda sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tetang Pengelolaan Sampah. Denda sebesar Rp. 100.000 – Rp.500.000. Peristiwa yang terjadi menjadi pembelajaran bagi semua pihak, untuk selalu mengenalkan dan memberikan edukasi perihal kebersihan, menjaga lingkungan, melestarikan alam yang sehat dan bersih dimulai dari hal-hal yang kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Dampak yang diberikan dari kebiasaan buruk ini banyak sekali, bukan hanya saja mencemari lingkungan sekitar tetapi dampak besar yang terjadi seperti banjir dapat terjadi sewaktu-waktu ketika kebiasaan buruk buang sampah  menjadi budaya atau kebiasaan masyarakat. Maka edukasi dan penerapan kebiasaan disiplin kebersihan menjadi hal yang penting.

Pandangan  dalam menganggap hal remeh buang sampah sembarangan di kebanyakan masyarakat,menjadi tugas bersama memberikan mind seat yang lebih baik  untuk peduli terhadap lingkungan. Masih menjadi permasalahan yang klasik untuk tidak membuang sampah sembarangan. Perlu kesadaran dari diri masyarakat dan semua pihak untuk bersinergi menjaga lingkungan.

Pembentukan kebiasaan peduli terhadap lingkungan yang ditanamkan sejak dini merupakan sala satu cara yang efektif untuk mewujudkan masyarakat yang mempunyai budaya disiplin terhadap kebersihan lingkungan. Peran orang tua menjadi penting karena lingkungan terdekatlah yang dapat memberikan sebagai contoh dan role model tentang memberikan edukasi menjaga lingkungan terhadap anak sejak dini dan pihak sekolah juga dapat memberikan pengetahuan tentang dampak menjaga dan melestarikan lingkungan.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Selektif dalam Menerima Informasi


Oleh: Fahmi Mujahid Abdul Aziz

Dalam dunia digital saat ini orang begitu mudah menyebarkan segala informasi dari berbagai media termasuk dalam menyebarkan berita atau informasi hoax. Berita hoax sudah menjadi hal yang sepertinya lumrah di dunia media sosial saat ini. Pasalnya, orang begitu mudah menyebarkan informasi-informasi hoax.

Dengan begitu, sebagai pengguna media sosial yang cerdas kita seharusnya selektif dalam menerima informasi apapun dari berbagai media yang memuat informasi mengenai sesuatu hal, kita harus memeriksa terlebih dahulu, apakah informasi itu benar atau tidak. Takutnya kita juga termasuk orang yang menyebarkan informasi atau berita hoax ketika ada tulisan mengenai sesuatu kemudian kita menyebarkannya.

Oleh karena itu, cerdaslah dalam menerima informasi apapun karena apa yang kita tulis atau sebarkan dari tulisan orang lain akan dipertanggung jawabkan terutama menyebarkan berita-barita yang memuat informasi yang hoax.

Mahasiswa UIN Bandung KPI 3 B

Kebijakan Pemerintah Atasi Kemacetan dengan Transaksi Tol-E


Oleh : Nur Fauziah Sugianingrum

Tidak bisa dipungkiri, seiring dengan berkembangnya zaman hal ini menyebabkan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu kecanggihan-kecanggihan dalam hal transportasi yang dibuat oleh para ahli ilmuan yang bertujuan untuk mempermudah kinerja manusia.

Banyaknya kendaraan yang semakin membeludak di berbagai daerah yang menyebabkan kemacetan yang tiada hentinya dan mengakibatkan timbulnya rawan kecelakaan. Masih teringat beberapa waktu lalu ketika libur lebaran, bahwasanya hampir 80% yg memiliki kendaraan berada diperjalanan untuk berlibur. Sungguh sangat memprihatinkan bagi pengendara perjalanan pulang yang sangat jauh  ketika itu sepanjang perjalanan dipadati oleh kendaraan mobil dan motor yang menyebabkan macet total.

Ketika jumlah kendaraan yang terus meningkat dan tingkat kemacetan semakin pesat, mengakibatkan terhambatnya aktifitas yang akan dilakukan oleh pengendara. Permasalahan ini timbul akibat transaksi yang masih menggunakan transaksi manual hal ini sungguh sangat tidak efektif dan efisien bagi para pengendara.

Belakangan ini pemerintah sudah memiliki kebijakan untuk mengatasi kemacetan yaitu diberlakukannya transaksi nontunai saat pembayaran untuk seluruh jalan tol di Indonesia yang akan dimulai pada tanggal 30 Oktober 2017. Kebijakan pemerintah ini sangat efektif diberlakukan, dengan cara ini akan memecahkan permasalahan kemacetan di gerbang tol. Ketika pemerintah memberlakukan kebijakannya tersebut maka, diwujudkannya kartu transaksi tol elektronik yang wajib dimiliki oleh semua pengendara mobil.

Hal ini dapat menguntungkan pengguna jalan tol yang bertransaksi nontunai karena transaksi akan lebih cepat sehingga sangat ampuh mengurangi antrean panjang dan mengurangi kemacetan dipintu keluar gerbang tol dan pengendara tidak harus menunggu lama jika ada kembalian. Dan tidak perlu khawatir akan terjadinya kekurangan atau kelebihan nominal saat pembayaran, dengan transaksi yang dilayani oleh sistem komputer dapat meminimalisir kekeliruan dalam pembayaran.

Selanjutnya kebijakan pemerintah memberikan cara menggunakan kartu Tol-E dan dimana tempat untuk mendapatkan kartu tersebut. Hal ini akan mempermudah dan meminimalisir terjadinya kekeliruan bagi sebagian pengendara yang belum mengetahui prosedur transaksi kartu Tol-E.

Permasalahan kemacetan bisa teratasi dengan lancar dan terlaksana, maka masyarakat tentu harus bersinergi dengan diadakannya transaksi nontunai.

Akan tetapi ketika transaksi tersebut akan diberlakukan maka pemerintah harus memikirkan bagaimana nasib petugas penjaga gerbang tol. Supaya petugas tidak kehilangan pekerjaan atas perannya yang akan tergantikan oleh mesin yang dirasa lebih praktis untuk memasuki jalan tol.

Nur Fauziah Sugianingrum, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Berantas Penyebaran Berita Hoax

Oleh: Fitri Yani

Penyebaran berita hoax kian hari kian tak terbendung. Akibat dari kurangnya pengetahuan dan sumber dari berita tersebutlah yang menyebabkan berita hoax kian mudah tersebar. Ketika kumunculan suatu berita hendaklah kita periksa kebenarannya, siapa yang menyebarkan berita, sumber yang jelas dan apa kepentingan berita tersebut. Banyaknya godaan yang menghantui seorang jutnalis seperti merauk keuntungan dengan banyak yang menimbulkan berita hoax itu terjadi. Tak hanya itu, berita hoax bisa saja menyebar dengan mudah. Dengan dikemas menggunakan  bahasa yang menarik serta topik membahasan yang sedang "booming".

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mrngetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".

Kutipan arti dari (Q.S-Al-Hujurat:6) menjadi penjelas dan penguat bahwa akan banyaknya kerugian yang didapat dari penyebaran berita hoax. Seoarang masyarakt yang baik hendaknya bisa mengolah kembali berita yang telah didapat, dengan tidak langsung percaya dengan keberadaan suatu berita.

Namun, kebanyakan orang yang menyebar berita hoax bukanlah dari kalangan jurnalis, melainkan dari orang yang kurang pengetahuan dan tidak bertanggung jawab. Hal inilah yang menjadi momok bagi penikmat berita. Ditambah dengan kecanggihan pengakses berita yang memudahkan sesorang untuk mendapatkan  berita. Kembali, hal yang harus diperhatikan ketika mendapat suatu berita yaitu dengan mengolah kembali kebenaran berita tersebut, bisa dengan cara melihat sumber berita, bandingkan dengan berita dimedia yang lain, apa kepentingan berita tersebut untuk kita, seta tidak dengan mudah meng-copy paste berita tersebut.

Mahasiswa Jurusan KPI UIN SGD Bandung.

Basmi Perguruan Tinggi 'Nakal'

Oleh: Khalishah Nada Fairuz

Dunia pendidikan kembali menjadi sorotan publik. Setelah kasus plagiarisme yang terjadi di salah satu perguruan tinggi di indonesia, kini sebanyak 25 dari total 127 perguruan tinggi swasta terpaksa ditutup oleh pemerintah karena tidak memenuhi standarisasi perguruan tinggi di Indonesia.

Pemerintah telah menetapkan 40 poin standar nasional perguruan tinggi, dan minimal perguruan tinggi  harus memenuhi 5 poin agar dapat beroperasi di Indonesia. Adalah masalah kelembagaan, dosen, infrastruktur, pendanaan dan masalah kurikulum.

Hal ini bertujuan agar kualitas pendidikan tinggi di Indonesia tetap terjaga. Namun pada kenyataannya masih banyak PTS yang tidak memenuhi standar nasional yang masih beroperasi sampai sekarang. Padahal perguruan tinggi yang bermasalah tidak hanya merugikan mahasiswanya tetapi juga berdampak buruk di kalangan masyarakat.

Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih dari pemerintah agar hal seperti ini tidak menjadi hal yang wajar di Indonesia. Tentunya pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, diharapkan masyarakat dapat mengambil bagian dalam membasmi perguruan tinggi yang 'nakal' atau tidak memenuhi standar nasional.

Masyarakat harus lebih selektif dalam memilih perguruan tinggi. Jika dikemudian hari ditemukannya hal hal yang mencurigakan di perguruan tinggi tersebut, diharapkan masyarakat dapat melapor kepada pihak yang berwajib agar dapat di tindaklanjuti supaya tidak memberikan kesempatan bagi para oknum untuk menggunakan hal ini sebagai ladang bisnis dan digunakan untuk kepentingan pribadi semata.

Sebelum hal ini terjadi, pemerintah juga harus ketat dalam memilah perguruan tinggi yang akan dibangun agar kedepannya dapat meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Gaya Baru Tempat Sampah dan Buang Sampah


Sampah menjadi salah satu problematika di indonesia. sering kita temui peringatan bertuliskan "dilarang membuang sampah sembarangan" namun, masih saja ada oknum yang acuh tak acuh. 

Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan khususnya membuang sampah sembarangan dirasa kurang efektif jika hanya mengandalkan tulisan, kita tahu Indonesia adalah negara dengan tingkat literasi yang rendah. Sebagai alternatif lain agar masyarakat peka untuk menjaga kebersihan adalah pemerintah dapat membuat tempat sampah menjadi benda yang menarik dan unik, tidak hanya sebuah tong berisi kan plastik hitam. Alternatif lain adalah dengan memberikan mereka hadiah karena sudah membuang sampah pada tempatnya. Seperti sistem barter, pemerintah dan rakyat Indonesi dapat berinovasi membuat tempat sampah yang ketika kita membuang sampah, akan muncul minuman atau makanan ringan sesuai banyak atau jenis sampah yag dibuang, mungkin juga bisa uang sebagai upah bahwa kita telah menjaga lingkungan dengan baik.

Membuang sampah tidak hanya dilakukan oleh pejalan kaki, justru yang saya ketahui dari pengalaman pribadi adalah, lebih banyak pengendara mobil atau motor yang membuang sampah sembarangan dijalan raya, karena mereka tidak nyaman dengan sampah yang menumpuk dikendaraan mereka, dibuanglah sampahtidak pada tempatnya. Untuk kasus seperti tadi, inovasi baru dapat diwujudkan seperti drive thru garbage untuk memudahkan pengendara membuang sampah, mereka tidak perlu repot lagi turun kendaraan untuk membuang sampah. Sistem ini seperti pemesanan makanan cepat saji yang merajalela di Indonesia.

Tempat Sampah ini juga baiknya disediakan disetiap penjuru kota, disetiap taman bermain, bahkan disetiap tempat perbelanjaan. Sehingga masyarakat lebih mudah untuk membuang sampah, tidak perlu lagi bagi mereka yang ingin menjaga kebersihan llingkungan, justru menyimpan sampahnya didalam kantong baju, celan atau tas.

Berita Palsu Sebabakan Musibah Nyata


Media menjadi alat informasi yang diandalkan masyarakat untuk mengetahui kejadian apa yang sedang terjadi disekitarnya. TV, radio, koran bahkan sekarang laman berita online banyak bermunculan, karena sistem online yang lebih diminati oleh masyarakat. Siapapun dan kapanpun dapat memposting berita.

Namun adapula hal negatif yang ditimbulkan dari munculnya berita online. Karena tidak adanya aturan dalam postingan berita di media online, maka akan lebih mudah bagi oknum tidak bertanggungjawab untuk menyebar hoax. Banyak dari mereka yag lebih mementingkan ribuan like dan komentar untuk postinganya, daripada memperhatikan keaslian berita. Ada juga oknum yang menyebar berita bohong untuk menjatuhkan orang lain, fenomena inilah yang akhirnya memecah rakyat.

Dalam menerima informasi kita seharusnya lebih teliti dan selektif, seorang intelekpun akan terjerumus dalam kepalsuan berita jika tidak memeriksanya dengan baik. Yang dapat dilakukan agar tidak tenggelam oleh  berita bohong adalah tanyakan keaslian berita pada penyebar berita, jika dirasa keaslian berita kurang kuat, kita bisa mencari tahu apakah penyebar berita mendapat berita dari media terpercaya atau orang lain yang mengalami dan menyaksikan langsung kejadianya. Namun setelah kita tahu berita yang didapat tidak kuat kebenaranya, maka kita patut curiga bahwa berita itu adalah bohong, jangan sebar atau menginformasikan pada yang lain.

Anak jadi korban kegalauan pengajar




Dakwahpos.com, Bandung –kurangnya pengajar di mejid At-Taqwa menjadi masalah yang diperbincangkan. DKM At-Taqwa sangat membutuhkan seorang pengajar untuk membina dan memberi ilmu untuk anak-anak yang mengaji. Tidak ada juga seorang pengajar ke mesjid itu menjadi beban pikiran bagi DKM, dan selama belum ada pengajar baru, DKM sendiri yang mengajar untuk anak-anak.

Banyak anak-anak yang mengeluh dengan sistem belajar yang digunakan oleh DKM itu, dan tidak seharusnya DKM memperlakukan anak-anak seusia 9-15 tahun itu disamakan dengan anak-anak remaja lainnya yang usia nya lebih tinggi dibanding mereka, meskipun kesalahan anak itu sering terjadi.

Kejadian itu terjadi hampir setiap hari selama pengajar yang baru belum ada. Berawal dari pengunduran diri seorang pengajar karena ulah anak-anak yang nakalnya sudah melewati batas. Dan ulah anak-anak itu pun terulang ketika DKM sendiri yang menjadi pengajar, namun tidak seharusnya DKM melakukan bulli terhadap anak-anak. Karena, tidak semuanya anak yang beri nasihat secara kasar itu akan berubah. Sampai-sampai ada salah satu anak yang mengadu ke orang tua nya atas perlakuan pengajar itu. 

© Vokaloka 2023