Untuk Menampung Jamaah Shalat Jum'at, Masjid Manhajuth Thullab Perlu Diperluas



Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Jami Manhajuth Thullab berdiri pada tahun 1997, yang bertempat di Jl. Manisi Gg. Mesjid Baru RT 05 RW 07 Kelurahan Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Dilingkungan pondok pesantren Manhajuth Thullab. Didirikan oleh salah seorang tokoh masyarakat bernama KH. Iping Zainal Abidin (alm) yang merupakan seorang pendidik atau dosen UNISBA,  dan  beliau juga termasuk salah satu dari perintis berdirinya UNISBA. Dengan tujuan utama pendiri, bahwa lulusan Perguruan Tinggi Islam seperti  IAIN/UIN,UNISBA, dll.  harus memiliki kemampuan untuk membaca kitab klasik atau kitab kuning, yang pada waktu itu masih sangat kurang. Oleh karena itu, beliau mendirikan pesantren mahasiswa bersamaan dengan didirikannya masjid ini. Dengan tujuan mengisi kekurangan yang didapat dari universitas, yaitu ketika lulus mereka mampu membaca kitab-kitab kuning seperti lulusan pesantren jaman dahulu.

Karena masjid ini adalah masjid pesantren, maka kegiatan utamanya adalah untuk para santri mahasiswa. Pelajarannya, Tafsir Al-Qur'an, Hadits (fiqih), Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Nahwu Shorof, Tahfidz Qur'an dan Akhlak. Sebagian pelajaran seperti  tafsir dan fiqih, terbuka untuk masyarakat. Disamping itu ada pengajian umum sebulan sekali untuk masyarakat umum.

Pada tahun 1997, pembangunan masjid jami Manhajuth Thullab menghabiskan biaya hingga Rp 250.000.000,- yang berdiri diatas lahan seluas 3000 m2 dengan luas sekitar 10 m x 10 m, mampu menampung hingga 300 orang jamaah. Dengan sarana dan prasarana yang bisa memenuhi kebutuhan jamaah, dan struktur organisasi yang berjalan lancar hingga saat ini. 

Kondisi masjid sangat bersih dan terawat.  Dengan pepohonan rindam di sekitar masjid. Letaknya juga sangat strategis, masjid ini berdiri dipinggir jalan dengan lalu lalang kendaraan yang masih sangat sedikit, menambah kesan hegar masjid ini. Pemeliharaan bukan hanya dilaksanakan oleh petugas khusus, tetapi juga sudah menjadi tanggung jawab bersama santri Pondok Pesantren Manhajuth Thullab.

Selain itu, peran aktif pengurus masjid di sosial media dalam menyosialisasikan kegiatan yang akan diselenggarakan di masjid, juga tak kalah pentingnya. Sebagai contoh, Masjid Manhajut Thullab ini mempunyai akun  twitter @ManhajThullab, yang lebih dominan dipublikasikannya kegiatan masjid. 

"Pada saat ini tak bisa dihindari akan kebutuhan media sosial untuk dakwah. Insya Allah akan lebih dikenal, dan lebih manfaat keberadaan masjid dan pesantren Manhajuth Thullab."  Ujar bapak Ir. Muhammad Amin, M. Sc selaku Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Manhajuth Thullab saat diwawancarai via WhatsApp, Kamis (12/10/2017).

Namun seiring berkembangnya zaman, diperlukan perluasan  dan peningkatan masjid menjadi dua lantai.  Mengingat masjid tidak dapat menampung jamaah sholat jum'at. Bahkan ada sebagian sholat jum'at yang melaksanakan sholat jum'at di teras masjid.

"Alhamdulillaah sarana dan prasarana bisa memenuhi kebutuhan jamaah. Kendalanya ketika sholat jum'at, masjid kurang bisa menampung. Perlu memperluas masjid dengan membangun keatas, dua lantai"  ungkap bapak Ir. Muhammad Amin, M. Sc selaku Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Manhajuth Thullab saat diwawancarai via WhatsApp, Kamis (12/10/2017).

Dewan Kemakmuran Masjid berharap, semoga Masjid Manhajuth Thullab menjadi tempat pengkajian masalah agama yang berkualitas.

Reporter: Siti Syarah Ulfa, KPI/3D

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023