Sunarta: Pemimpin harus Mampu Menyatukan


Dakwahpos.com, Bandung- Sunarta, DKM Masjid Jami Al-Hudhorie menanggapi pidato Bapak Anies Baswedan yang menyinggung tentang "Pribumi dan Non-Pribumi". Beliau mengakatan bahwa hal ini sangat berhubungan erat dengan budaya toleransi yang sedang menjadi sorotan publik.

Saat ini di indonesia memang sedang sensitif mengenai "Budaya Toleransi". Sehingga ketika Bapak Anies Baswedan mengucapkan kata "Pribumi" yang mungkin seolah-oleh menyudutkan masyarakat non-pribumi, hal tersebut kemudian menjadi problem yang diperbincangan publik, meskipun mungkin hal itu merupakan sebuah kekhilafan sehingga terucaplah kata-kata itu. Namun, hal tersebut berhubungan erat dengan toleransi yang sedang menjadi sorotan publik saat ini, sehingga hal ini menjadi kontroversi di indonesia.

Dan karena ketidaksengajaan ini, menyebabkan sebagian pihak merasa tersudutkan. Wajar saja, karena saat ini di Indonesia tepatnya di Jakarta memang sudah banyak masyarakat non-pribumi (pendatang) yang menetap di sana. Terlebih penggunaan sebutan "Pribumi dan Non-Pribumi" sudah dihapuskan sejak zaman pemerintahan Presiden Soeharto.

Dan jika kita melihat dari latar belakang sejarah kemerdekaan Indonesia, tentu yang ikut serta berjuang memerdekakan Indonesia bukan hanya masyarakat pribumi namun juga ada sebagian masyarakat non-pribumi. Meski memang, mayoritasnya merupakan masyarakat pribumi.

Namun, memang sudah seharusnya seorang pemimpin harus mampu merangkul semua golongan, semua kalangan dan semua suku. Tanpa membeda-bedakan antra pribumi dan non-pribumi. Karena hal itu dapat menyebabkan perpecahan antar golongan.

Reporter : Engkom Komariah

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023