Stop Kekerasan pada Anak! Anakmu, Asetmu

Oleh : Nur Fauziah Sugianingrum

Setiap orangtua sangatlah beruntung ketika mereka yang telah diberikan  kepercayaan untuk mempunya keturunan. Anak yang telah dikaruniakan-Nya adalah anugerah dan sebuah amanah (titipan) yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu orang tua hendaknya menjalankan amanah terhadap anaknya dengan cara memperhatikan kebutuhannya, perkembangan, dan pergaulannya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang menumbuhkan generasi muda yang lebih baik dan berakhlaqul karimah.

Namun sayangnya ada segelintir orang yang tidak mengemban atas amanah-Nya. Baru-baru ini telah dihebohkan warga setempat ditemukannya sebuah video yang beredar di Facebook seorang bayi berinisial J yang dianiaya oleh perempuan di Denpasar, Bali. Sampai saat ini sedang diselidiki siapa yang melakukan penganiayaan bayi itu apakah pelaku seorang ibunya atau asisten rumah tangga.

Sangatlah tidak berperikemanusiaan yang menganiaya seorang anak, baik dia ibunya atau asisten rumah tangganya maka tidak sepantasnya dia melakukan kekerasan seperti itu. Anak-anak yang seharusnya mereka merasakan kegembiraan atas bimbingan orang tuanya dan perhatiannya itu. Akan tetapi, sebaliknya dia harus mendapatkan kesedihan atas kekerasan yang dianiaya oleh ibu ataupun orang lain.

Telah terbukti pada saat ini di Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah mendengar atau melihat perlakuan kekerasan pada anaknya, perlakuan yang seperti itu tentu  tidak bisa dibiarkan begitu saja, maka harus segera ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang. HAM seharusnya didapati oleh anak-anak ialah memberikan pendidikan, perlindungan, penegakan, dan pemenuhannya karena anak adalah cikal bakal generasi bangsa. Apabila anak diperlakukan secara kekerasan, maka anak akan diam dan tidak akan mengungkapkan apa yang telah terjadi pada dirinya. Apalagi jika anak diancam maka anak akan semakin takut untuk melakukan apapun.

Sebaiknya para orangtua lebih berfikir dewasa dan lebih menahan amarahnya sehingga bisa bersabar bisa menghadapi anak yang didiknya, karena anak adalah titipan yang harus diemban. Adapun solusi agar kekerasan terhadap anak berkurang dengan cara orangtua tidak membentak anak ketika ia melakukan kesalahan, akan tetapi dinasihati secara baik-baik dan dekati agar seorang anak lebih terbuka terhadap orangtuanya dan perlindungan anak lebih ditingkatkan kembali.

Tentu, kita tak ingin melihat kembali anak-anak yang dianiaya oleh orangtuanya dari perlakuan kekerasan akibat orangtua yang tidak bisa mengontrol emosinya. Disinilah kita sebagai remaja generasi muda bangsa Indonesia berusaha memberhentikan dan mencegah kekerasan orangtua kepada anak. bahwasanya seorang anak sangatlah penting berpendidikan, karena kita tidak ingin mempunyai keturunan yang mewarisi kultur kekerasan dan konflik pada musyawarah dan kekeluargaan. Dan jadikanlah kasus kekerasan yang telah terjadi pada saat ini menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak melakukan seperti itu. Sayangi dan lindungi setiap anak yang ada di negeri ini.

Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023