Resensi Buku: Bagaimana Seorang Da'i Seharusnya Berprilaku Dan Melaksanakan Tugas



Judul Buku : Etika dan Estetika Dakwah                      
Penulis            : Dr.Hajir Tajiri, M.Ag.
Editor : Iqbal Triadi Nugraha
Penerbi : Simbiosa Rekatama Media
Cetakan : I, September 2015
Ukuran            : 16 x 24 cm
Tebal : 182 halaman
Isi                    : HVS 70 gr
ISBN               : 978-602-7973-26-8
Harga              :Rp 45,000/-

Menguasai ilmu dakwah hukumnya adalah wajib, seperti wajibnya berdakwah bagi setiap muslim. Rasul pernah bersabda "siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka ia harus mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak bisa maka ia harus mengubahnya dengan lidahnya. Jika ia tidak bisa maka ia harus mengubahnya dengan tangannya. Dan itulah selemah-lemahnya iman" (HR Imam Muslim). Hadist tersebut menegaskan bahwa diantara kewajiban muslim adalah melakukan amar ma'ruf dan nahyi mukar atau yang lebih dikenal sebagai dakwah. Sebuah kaidah mengatakan "sesuatu yang wajib kesempurnaannya sangat bergantung pada sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pun hukumnya menjadi wajib" (mâ lâ yutimmul wâjibun illâ bihi fahuwa wâjibun). Semakin mendalam dan luas pemahaman serta wawasan dai terhadap ajaran agama, kehidupan masyarakat, serta cara berdakwah (termasuk didalamnya etika dan estetika), maka dakwah yang ditunjukan semakin arif, bijak, menyentuh, menarik, mengesankan, dan dirindukaan.

Dakwah sering dipahami secara keliru oleh beberapa kalangan, seakan mereka menganggap  enteng permasalahan dakwah (tasahhul). Sikap tersebut kurang mengindahkan nilai-nilai kemaslahatan sebagai tujuan syariat Islam serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Atau karena beitu sangat menyakini ajarannya, kemudian terjebak pada sikap dan perilaku berlebih-lebihan serta kurang memperhatikan rambu-rambu dan isyarat-isyarat islam petunjuk kebaikan bagaimana seharusnya dakwah dilakukan.

Dakwah merupakan kegiatan memanggil atau menyeru kepada manusia menuju jalan Allah, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Oleh karena itu, dakwah harus dilakukan dengan ilmu. Orang yang memiliki minat untuk terjun ke dunia dakwah wajib memahami aturan-aturan dan mekanisme dakwah secara utuh serta sempurna sebelum lebih jauh mempraktikkannya. Jika seseorang memaksakan diri melakukan dakwah tanpa menguasai atau memahami "ilmu"-nya (antara lain berkaitan dengan etika dan estetika dakwah), bukan hanya  proses dan hasilnya yang kurang baik, melainkan juga akibatnya dapat membahayakan, baik bagi citra Islam, dakwah, maupun kehidupan keagamaan pada umumnya.

Buku "Etika Dan Estetika Dakwah" ini membahas secara komprehensif berbagai kode etik dan moral Islam serta hubungan seni dalam menata kegiatan dakwah, baik dalam profesi penyiaran, bimbingan, manajemen, pengembangan masyarakat Islam yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi serta kondisi dai dan mad'u-nya; bagaimana dakwah seharusnya dilakukan; dan bagaimana dai berdakwah sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam, pandangan para ulama, cita rasa masyarakat yang didakwahi (khususnya bagi tablig Islam); bagaimana persoalan-persoalan dakwah dan perilaku dai yang bersumber dari realitas, dikaji, atau didiskusikan secara deskriptif, analitis, serta evaluatif.

Buku ini juga membahas tentang studi deskriftif pola amar ma'ruf nahyi munkar FPI "Front Pembela Islam". FPI merupakan organisasi yang dikenal memiliki watak keras dan bersikap tegas terhadap berbagai praktik kemaksiatan di tanah air. FPI sering dianggap oleh kebanyakan masyarakat Indonesia sebagai kelompok dakwah yang anarkis, itu artinya FPI dinilai negatif oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, padahal jika kita mengetahui bagaimana latar belakang atau asal mulanya  FPI, masyarakat Indonesia tidak akan semena-mena menilai FPI negatif.

Dalam pandangan FPI, kemaksiatan telah membawa dampak lahirnya budaya permisif terhadap perilaku yang dilarang. Perilaku tersebut menjadi penyebab datangnya berbagai musibah dan malapetaka yang dapat menghancurkan negeri. Oleh karena itu, perilaku tersebut harus diminimalisir atau dihilangkan. FPI memiliki pandangan bahwa penegakan amar ma'ruf nahyi munkar merupakan salah satu solusi untuk menjauhkan kedzaliman dan kemungkaran. Tanpa penegakan amar ma'ruf nahyi munkar, mustahil kezaliman dan kemungkaran akan sirna dai kehidupan umat manusia di dunia.

Ditegah-tengah keberadaan kelompok umat islam yang enggan melakukan nahyi munkar, FPI menyatakan diri sebagai organisasi terdepan. Sesuai dengan nama dari organisasi ini yang diawali dengan huruf "F" atau Front yang artinya terdepan.

Buku ini akan sangat bermanfaat bagi para mahasiswa dakwah (sebagai acuan atau referensi dalam perkuliahan),  praktisi dakwah (sebagai bahan bacaan serta panduan dalam proses pelaksanaan dakwah), dan masyarakat umum yang ingin mengetahui ilmu yang berkaitan dengan dakwah.

Mega Ma'ruf

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023