Perbaiki Muruah Akibat Plagiarisme

oleh Indah Lestari

Akhir-akhir ini dunia pendidikan kembali ramai diperbincangkan akibat plagiarisme yang semakin beredar. Aksi plagiarisme merambah begitu cepat, bahkan sangat digandrungi oleh segelintir orang karena pengerjaannya yang bisa dibilang begitu instan. Miris ketika mengetahui pelaku praktik plagiasi dilakukan oleh para mahasiswa yang dibantu lembaga pendidiknya dalam pengerjaan tugas akhir. Hal ini tentu saja dapat meruntuhkan nilai-nilai pendidikan nasional yang harus dihormati dan dijungjung tinggi. Sebenarnya ada hal yang melatarbelakangi terjadinya plagiasi dikalangan mahasiswa, yaitu kurangnya rasa percaya diri dan motivasi sehingga tidak menimbulkan rasa bangga atas karya yang dibuatnya. Kasus plagiasi kini terjadi di Universitas Negeri Jakarta yang menyebabkan jatuhnya muruah kampus tersebut.

Muruah merupakan aset terpenting bagi suatu kampus yang memiliki keinginan untuk maju. Rusaknya muruah akan merusak pula masa depan akibat hilangnya suatu kepercayaan. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk membangun muruah yang baik, tetapi cukup satu menit saja untuk meruntuhkannya. Mempertahankan muruah tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan pemulihan untuk mengatasinya. 

Jalan terbaik adalah membenahi sistem dan aturan di UNJ yang sedang longgar dengan mengubah proses pembelajaran agar menghasilkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dilakukan agar kampus tidak dicap melahirkan mahasiswa yang abal-abal, tetapi menghasilkan mahasiswa yang kreatif dan intelektual. Memberikan penghargaan terhadap karya mahasiswa yang tidak melakukan palgiat pun harus dilakukan, hal ini sangat berguna untuk menggebrak rasa percaya diri dalam menciptakan sebuah karya. Pengelolaan muruah ini menjadi tanggung jawab bersama, tidak cukup hanya dibebankan pada pemimpinnya semata. Tetapi harus ada dorongan dari berbagai staff akademik, dimana masing-masing mempunyai porsi dan tanggung jawab sendiri-sendiri agar tidak saling berbenturan. Selanjutnya pihak kampus harus lebih ketat dalam menyeleksi para pendidik. Seorang pendidik yang diberi tugas untuk membimbing anak didiknya dalam segala aspek pembelajaran harus menjalankan peranannya secara baik, bukan malah ikut membantu dan membiarkan mahasiswa melakukan plagiarsime. 

Pendidik harus menjadi teladan bagi para mahasiswanya, jangan sampai pendidik sendiri yang justru menjadi plagiator. Ini tentu saja dapat merobek tradisi intelektual kampus yang sudah dibangun sejak dulu.
Semua kejadian ini harus menjadi yang terakhir dan pelajaran berharga bagi perguruan tinggi tersebut untuk tidak melakukan hal yang sama. Benahi dari sekarang maka semuanya akan baik-baik saja. 

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023