Mencegah Kekerasan Anak dengan Ilmu Pendidikan


Oleh Elga Meisy Silsiyani

Setiap guru pasti memiliki berbagai cara untuk mendisiplinkan para siswa di sekolah. Namun, cara yang digunakan beberapa guru terkadang terlalu berlebihan hingga menyakiti anak-anak secara fisik dan emosional.

Seorang guru dari kota Anhui, Hefei, Tiongkok baru-baru ini menjadi sorotan masyarakat setempat. Sang guru terbukti telah melakukan kekerasan terhadap siswa-siswanya hanya karena hal sepele.
Guru yang tak disebutkan namanya itu dilaporkan telah menampar 20 siswa di depan kelas karena siswa-siswa itu membuat kegaduhan di hari pertama sekolah dari liburan musim panas.

Melansir dari Shanghaiist, Selasa (5/9/2017), guru tersebut awalnya meminta para siswa untuk membuat puisi klasik dari momen liburan mereka. Namun anehnya, dia mengatakan bahwa akan menampar siswanya di depan kelas kalau mereka melakukan kesalahan selama belajar mengajar.
Ulah guru tu sontak membuat publik, khususnya para pengguna jejaring sosial geram. Banyak dari mereka bahkan menghujatnya dengan berbagai komentar di media sosial. Saking banyaknya komentar yang membanjiri unggahan tersebut, foto guru tengah menampar siswa tersebut pun menjadi perbincangan viral di internet. 

Peristiwa ini sebenarnya tak perlu terjadi kalau seorang guru dibekali dengan ilmu pendidikan, khususnya bagaimana menghukum seorang anak kalau berbuat kesalahan. 

Sebagai guru ia harus dapat dijadikan teladan oleh murid-muridnya. Bagaimana cara ia berperilaku, berpakaian, berbicara semuanya dapat dijadikan contoh oleh murid-muridny, sehingga apa yang dianjurkan atau apa yang diperintahkannya akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh murid-muridnya.

Teguran adalah satu sikap antisipasi agar anak tidak berbuat di luar aturan dan ketentuan. Apabila teguran tidak membuat atau menjadikan si anak menghindari perbuatan-perbuatannya maka seorang guru harus sudah memberikan ancaman berupa sanksi apa bila sang anak tetap akan melaksanakan perbuatannaya. 

Jika teguran dan ancaman, si anak tetap melanggar peraturan dan ketentuan, maka tibalah waktunya sang guru akan menjatuhkan hukuman. 

Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik apa bila sama sekali tidak ada sanksi atau hukuman. Perlu dicatat dan diperhatikan bahwa hukuman badan sama sekali tidak diperkenankan dalam dunia pendidikan tetapi ada beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa kalau terpaksa harus menghukum badan harus diperhatikan bahwa meneghukum badan tidak harus dalam keaddan emosi/marah dan tidak boleh meninggalkan bekas, itupun hanya diperbolehkan dari pinggang ke bawah.

Walaupun demikian menampar murid adalah satu kesalahan dan kekeliruan yang besar dan untuk itu sang guru harus menerima sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Mahasiswa, KPI UIN Bandung


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023