Lindungi pergaulan anak remaja


Oleh: Halua Fauziyah Al-Haq

Menurut saya dia ambil dari kasus Gladiator, kekerasan pada anak merupakan kejahatan sosial dan budaya yang merusak masa depannya  tentu, sebagai orang tua  tugas kita harus menjaga dan waspada bahwa anak tidak mengalami kekerasan Tapi, ini tidak sesederhana kedengarannya. Orang tua harus waspada pada kekerasan Anak. Kasus Gladiator ini  jika seseorang tidak mau jangan di paksakan karena HAM ( Hak Asasi Manusia) jangan seenaknya saja, apalagi meminta nya untuk melakukan hal yang negatif  padahal si anak tersebut orang nya baik. Jika kita mampu membangun dan memperkuat lingkungan kita untuk melindungi anak, kita daoat meminimalisir kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi serta penelantaran terhadap anak di sekitar kita. Stratrgi dan proses pembangunan sistem perlindungan anak berbasis masyarakat seperti yang di paparkan diatas tidak dapat di lakukan sendiri, melainkan harus melibatkan seleruh elemen masyarakat, menjadi satu komitmen bersama, komitmen bangsa untuk menyelamatkan anak-anak remaja masa kini. Umumnya tindak kekerasan terjadi karena disebabkan oleh : Kejerasan, siswa ramai di dalam kelas, tidak mengerjakan tugas atau bahkan terlambat datang sekola. Tindakan kekerasan seperti memukul, sering di picu oleh rasa kesal pada guru. Kasus ini gara-gara si anak tidak mau menjalankan perintah temannya tersebut, karena mungkin ank tersebut tahu aturan bahkan orang tersebut di didik oleh orang tua yang sangat ketat di siplin maka dari itu para orang tua harus sangat waspada pada perilaku anak-anak, sedangkan temannya sendiri menganggap hal itu hanya sebuah kekonyolan antar temannya, apakah kekonyolan harus memperlakukan  kekerasan pada temannya sendiri sampai meninggal dunia, tentu tidak kan? 

Kekerasan pada Anak merupakan fenomena yang kompleks dengan penyebab yang bermacam-macam. Memahami penyebab kekerasan sangat penting untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap anak.  Ada asosiasi kuat antara paparan penganiayaan anak-anak dalam segala bentuk dan tingkat dari kondisi kronis. Kekerasan pada anak bisa terjadi karena si anak yang menjadi korban takut jadi si teman yang jadi tersangka lebih suka untuk memukulinya 

Anak yang menjadi tersangka nya itu bisa di sebabkan  dari Faktor Keluarga, masalah sosial, ekonomi, politik, keterasingan dari masyarakat yang membuat perlakuan salah pada anak. 

Sekolah juga telah mengalami banyak perubahan sejak tahun 1950an, dulu sekolah ditujukan untuk ras dan kaum tertentu, namun hal ini perlahan-lahan mencair. Sehingga murid-murid sekolah saat ini berasal dari latar sosial, budaya dan etnik yang berbeda. Perbedaan ini sering memicu terjadinya ketegangan satu sama lain, dan bukan tidak mungkin menimbulkan tindak kekerasan. Orang tua, keluarga seharusnya memberikan efek positif terhadap anak. Jika kedua orangtua bekerja, tentu orang tua hanya memiliki waktu yang sedikit untuk anaknya. Tanpa ada orangtua yang mengawasinya, anak dengan keluarga normal serta tidak memiliki masalah perilaku sekalipun tidak menutup kemungkinan akan melakukan tindak kekerasan.

Dampak psikologis, selain dapat menimbulkan dampak fisik, kekerasan juga dapat berdampak pada psikis, trauma, dendam dan menurunkan percaya diri menurunnya prestasi anak dan adanya perubahan perilaku anak.

Kita sebagai Calon orang tua,  bisa bercermin pada kasus yang sudah terjadi agar lebih hati-hati untuk mengawasi anak kita nantinya karena, perilaku seorang anak tergantung pada didikan orangtua nya. jangan sampai anak melakukan asusila atau kekerasan pada orang lain karena hanya ingin menang sendiri atau dendam. 

Anak berperilaku baik tentu saja kita bangga melihatnya, beda dengan orang yang berperilaku jahat kita tidak suka melihatnya. jadikan generasi yang baik untuk indonesia semoga tidak ada lagi kekerasan di sekolah maupun lingkungan lainnya.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023