"Krisis Kesadaran akan Lingkungan"

Oleh:Harrival Iswal Fauzi Rinfa
Sampah merupakan permasalahan yang sudah tidak asing lagi di lingkungan sosial kita, bahkan bisa dikatakan sudah menjadi permasalahan klasik hampir di seluruh Indonesia. Jika diperhatikan permasalahan ini tidak kunjung menemui titik akhir. Hal ini tidak terlepas dari perilaku manusia sudah terbiasa membuang sampah sembarangan. Permasalahan ini hampir terjadi diseluruh pelosok negeri ini, mulai dari desa hingga kota. Terlebih lagi di lingkungan perkotaan yang tergolong lingkungan maju yang sarat akan penduduk yang rata-rata berpendidikan dan berpemikiran maju, namun sangat disayangkan dengan keadaan masyarakat perkotaan yang seperti itu, tidak menutup kemungkinan untuk perilaku membuang sampah sembarangan. Bahkan terbilang sudah menjadi hal yang lumrah dipandang mata ketika melihat masyarakat perkotaan membuang sampah sembarangan seolah-olah tidak memiliki rasa bersalah sama sekali. Minimnya kesadaran akan pentingnya kebersihan membuat saya sedikit miris, bagaimana tidak kebanyakan masyarakat seolah-olah berpikiran bahwa, kebersihan itu masalah orang lain, masalah pemerintah, masalah petugas kebersihan, dan masalah siapa pun.

Dilingkungan perkotaan buang sampah sembarangan yang sangat pelik itu biasanya terdapat di lingkungan aliran sungai atau bantaran sungai, namun kita juga gak bisa menutup mata bahwa hal serupa juga terjadi di jalan raya. Banyak pengguna kendaraan yang membuang sampah sembarangan dan dan menjadi kebiasaan ketika terus dibiarkan. Para pengendara pun semakin terbiasa dengan perilaku membuang sampah sembarangan. Semakin terbiasanya membuang sampah sembarangan ini bisa menimbulkan rasa nyaman akan hal yang tidak baik tersebut.

Pemerintahan sendiri sebenarnya sudah banyak melakukan pencegahan agar tidak terjadi pembuangan sampah sembarangan, seperti misalnya pemerintahan kota Pekanbaru yang membentuk satgas sampah dan operasi tangkap tangan bagi pelaku pembuang sampah sembarangan. Kebijakan ini sebenarnya efektif namun hanya mencakup skala daerah yang tidak begitu luas. Mengingat jumlah petugas yang tidak sebanding dengan jumlah masyarakat dan luas kota. 

Sekarang mari kita ambil contoh dari luar negeri, yaitu negara bagian Amerika Serikat yaitu, Texas. Ada hal yang dapat kita ambil dari negara yang sampai sekarang ini masih dan pasti akan terus menerapkan disiplin kebersihan. Awal mulanya pemimpin negera ini menerapkan wacana dijalanan yang bertuliskan "Buanglah sampah pada tempatnya" dan "Buang sampah disini" hal ini sama sekali tidak berhasil mempengaruhi kebiasaan buruk buang sampah sembarangan. Hal ini hanya mempengaruhui beberapa masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya kebersihan. Lalu kemudian pemimpin Texas mengusulkan kepada pemerintahan untuk meyakinkan kepada orang-orang terkemuka di daerah-daerah  bahwa sudah seharusnya mereka membuang sampah pada tempatnya. Texas menggaungkan jargon yang sangat emosional "Don't mess with Texas", Jangan rusak Texas, dan Jangan buat Texas berantakan. 

Texas sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk berhasil dalam kampanye "Don't mess with Texas". setidaknya Texas menghabiskan waktu hingga sepuluh tahun hinga berhasil membersuhkan jalanan dari sampah

Hal serupa juga telah telah dilakukan di Indonesia agar menjadi negeri yang beradab. Tapi hanya beberapa, misal yaitu Pemerintah Kota Bandung yang dikomandoi oleh Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung. Ridwan Kamil dengan intens mengatasi permasalahan membuang sampah sembarangan dengan membuat kebijakan "Gerakan Pungut Sampah" yang sudah terbilang efektif terlaksana ditambah dengan adanya sanksi tegas bagi pihak yang membuang sampah sembarangan. Baik berupa teguran, denda, hingga hukuman penjara.

Menilik dari apa yang diterapkan pemerintah Texas dan juga mulai dicontoh Pemkot Bandung, dapat saya ambil bahwa adanya pendekatan emosional langsung antara pemimpin dan masyarakat untuk menggugah kesadaran betapa pentingnya kebersihan. 

Di Indonesia hal ini mungkin dapat diterapkan untuk menghilangkan perilaku buang sampah sembarangan disetiap lingkungan, termasuk jalan raya. Tinggal lagi harus adanya pendekatan emosional yang dilakukan pemimpin negeri ini yaitu presiden. Dimulai dari presiden yang harus membuat kebijakan dan perintah berupa kampanye atau aksi nyata untuk menyuarakan "Gerakan anti sampah" keseluruh pemimpin di negeri ini. Gerakan ini diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan seperti apa yang telah diterapkan di texas. Karena semuanya bermula dari kesadaran, tanpa kesadaran semuanya tidak mungkin terwujud.
 
Penulis, Mahasiswa KPI3B UIN Bandung       

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023