Oleh : Reja Anwar Fauzi
Masih teringat dalam benak kita, sekitar satu tahun silam lebih, dunia pendidikan di Indonesia mengalami kasus yang memperihatinkan terhadap pelajarnya. Kasus tersebut mengakibatkan satu pelajar meninggal dunia, yang disebabkan oleh duel antarpelajar dengan ala gladiator di salah satu SMA Bogor.
Kasus tersebut sangat mengkhawatirkan bagi dunia pendidikan, apalagi bagi para orang tua pelajar. Mereka pasti mengharapkan prestasi untuk anaknya, bukan kabar duka yang diterimanya. Menurut salah satu saksi, duel ala gladiator tersebut sudah menjadi tradisi di sekolah mereka dari tahun 2000-an, yang disebut dengan tradisi "bom-boman". Sangat miris sekali apalagi kalau diketahui hal ini merupakan suatu tradisi. Kurangnya ketegasan dari pihak sekolah ataupun masyarakat sekitar mungkin menjadi sebab adanya tradisi tersebut.
Untuk mencegah terulanginya kembali kasus kekerasan terhadap anak atau pelajar, butuh kerjasama yang baik antara pihak sekolah, orangtua, dan masyarakat sekitar.
Hendaknya pihak sekolah melakukan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan yang dilakukan muridnya selama masih berada dilingkungan sekolah. Bukan hanya dengan pengawasan, sekolah juga harus membuat aturan yang tegas serta banyak dilakukannya bimbingan konseling terhadap muridnya. Sehingga para pelajar akan lebih mengerti dengan aturan yang ada.
Orang tua juga harus berperan aktif dalam mencegah kasus kekerasan terhadap anak, dengan melakukan bimbingan komunikatif yang baik, serta melakukan pengawasan terhadap apa yang dilakukan, ditonton, dan didengarkan anaknya tersebut. Dimungkinkan pula terjadinya kasus seperti ini disebabkan oleh tontonan kekerasan di layar media yang bebas untuk ditonton sehingga anak-anak pun ingin menirunya.
Selain itu, masyarakat dan pemerintah pun harus ikut serta melakukan upaya pencegahan terhadap kasus kekerasan anak atau pelajar. Bisa dengan cara melakukan bimbingan konseling terhadap sekolah-sekolah atau dengan membuat aturan yang tegas, bagaimanapun caranya. Agar kekerasan yang terjadi terhadap anak atau pelajar dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan didunia pendidikan Indonesia.
Memang butuh waktu agar semua upaya berjalan baik. Namun dengan kerjasama yang baik antara semua pihak mudah-mudahan dapat menjadikan upaya-upaya tersebut mudah berjalan dengan lancar.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan