Hakikat Kepemimpinan Yang Ideal

Oleh : Neng Sriyanti Jamilah

Sejatinya, sebagai seorang makhluk sosial, kita membutuhkan sosok pemimpin sekecil apapun sebuah kumpulan atau organisasi tersebut. Misalnya, dalam sebuah kehidupan rumah tangga kita membutuhkan seorang pemimpin, bahkan dalam sebuah perjalanan yang dilakukan oleh tiga orang harus mengangkat seorang pemimpin.

Pemimpin adalah seorang yang sudah sepatutnya dijadikan panutan seorang pengikut atau bawahan mereka. Sebagai seorang panutan, tentulah seorang pemimpin harus memiliki karakter kepemimpinan yang baik untuk memantaskan dirinya menjadi seorang pemimpin.

Pertama, tanggung jawab bukanlah keistimewaan. Ketika seseorang diberi tanggungan untuk menjadi seorang pemimpin, tentulah dia harus memiliki karakter tanggung jawab. Tanggung jawab di sini bukanlah tanggung jawab kepada manusia saja, tapi tanggung jawab kepada sang Pencipta juga. Karenanya, jabatan dalam segala tingkatan bukanlah suatu keistimewaan, sehingga seorang pemimpin tidak boleh merasa istimewa dan marah jika dia tidak diistimewakan.

Kedua, pengorbanan bukan fasilitas. Menjadi seorang pemimpin bukanlah untuk menikmati kemewahan duniawi, tapi ia dipilih untuk mau berkorban dan menunjukkan pengorbanannya, apalagi ketika bawahan yang dipimpinnya sedang dalam masa sulit.

Ketiga, kerja keras bukan santai. Kerja keras bagi seorang pemimpin sudah menjadi hal yang wajar dan memang harus dilakukan. Apalah jadinya jika seorang pemimpin banyak santai dan kerjaan yang menjadi tanggung jawabnya akan terabaikan.

Keempat, kewenangan melayani bukan sewenang-wenang. Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi seorang pemimpin berarti mendapat kewenangan untuk melayani masyarakat yang dipimpinnya dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin yang sebelumnya.

Keempat karakter itu memang sangat penting untuk menjadi seorang pemimpin masa depan yang berkarakter hebat. Namun tidak dipungkiri banyak pemimpin saat ini yang memiliki karakter tersebut. Sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai mahasiswa yang menjadi generasi bangsa untuk memperbaharui karakter-karakter seorang pemimpin yang ideal.

Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa mencontoh pada perilaku diri kita sendiri, mempertanggung jawabkan setiap keputusan yang dipilih. Dalam berorganisasipun, seyogyanya pemimpin tidak boleh keluar dari batasan-batasan dirinya, tetap mengontrol waktu untuk dirinya, sehingga nilai-nilai kepemimpinan tidak hanya tercermin dalam berorganisasi, namun juga kepada diri sendiri.

Neng Sriyanti Jamilah, mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023