Gengsi yang tak Berarti


oleh: Riana Amalia Dewi

Saat ini beberapa kasus yang sering melanda di kalangan remaja seperti kekerasan, bully membully, pembunuhan, pergaulan bebas dan hal yang lainnya. Telah menjadi sesuatu yang biasa di kalangan remaja. Kondisi ini sungguh memperihatinkan masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan remaja. Hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh faktor kurangnya bimbingan dari orang tua, pengaruh lingkungan, gengsi yang tinggi, dan kurangnya filter di media sosial.

Seperti halnya kasus kekerasan yang menimpa anak SMA di Bogor hingga menyebabkan kematian, kini sedang ramai di perbincangkan. Kasus kekerasan ala Gladiator ini ternyata sudah menjadi tradisi anak SMA di Bogor. Mereka sering menyebutnya bom-boman. Namun, tradisi ini tidak dilakukan pada tiap tahunnya. Tradisi tersebut telah berjalan sekitar empat tahun terakhir di sekolah SMA Budi Mulia Bogor maupun SMA Mardi Yuana.Tradisi ini semacam tanding adu banteng atau gladiator yang sangat terorganisasi. Dan siswa yang terpilih sudah ada panitianya. Lokasinya berpindah-pindah, tidak menetap pada satu tempat. 

Tradisi gladiator tersebut menyebabkan seorang siswa yang bernama Hilarius Christian Event Raharjo meninggal dunia. Pasalnya saat itu sedang ada pertandingan basket DBL di GOR Papajaran kota Bogor. Kedua sekolah yakni SMA Budi Mulya dan SMA Mardi Yuana, selalu masuk final dalam event tersebut. Dari dulu sebelum pada puncak final, ada tradisi gladiator. Pertarungan satu lawan satu ini dilakukan oleh anak kelas 1 SMA dan disaksikan oleh puluhan pelajar. Sebelumnya ia sudah di paksa untuk mewakili sekolah. Padahal ia sudah menolak, akan tetapi ia terus dipaksa. 

Peristiwa yang memaksa ini menyebabkan Hilarius meninggal dunia. Padahal dari kedua belah pihak sekolah atau team basket tersebut hanya ingin mendapatkan pengakuan saja. Jika menangpun tak akan mendapatkan apa-apa.  

Kejadian seperti ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus memantau bagaimana pergaulan anak remaja pada saat ini. Jika tidak, kejadian yang seperti ini akan terus terulang kembali. 

Riana Amalia Dewi, Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023