Doktor Plagiarisme atau Pekerja Tani tanpa Plagiarisme

Oleh : Yani Siti Sakiyah

Akhir-akhir ini lagi maraknya kasus plagiarisme  di salah satu perguruan tinggi di Tanah Air  yaitu Universitas Negeri Jakarta yang menyebabkan tercabik-cabiknya MURUAH Universitas tersebut.

Kasus plagiarisme tersebut disebabkan adanya hubungan skandal dengan promotor atau dosen pembimbing yang seharusnya menyaring dan memastikan karya-karya akademiknya bebas dari kecurangan.

Dari Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menemukan sedikitnya 400 lebih ijazah doktoral terindikasi abal-abal.

Dan Selama periode 2004-2016, jumlah wisudawan tercatat 2.104 orang, sedangkan ijazah doktor yang terbit sampai 2.577 ijazah. Berarti promotor mampu meluluskan 7 doktor dalam sehari.

Padahal yang kita ketahui kasus plagiarisme tersebut terjadi pada akhir-akhir ini, Namun perlu kitahui plagiarisme tersebut sudah ada Selama lebih dari satu dekade pembimbing dan mahasiswa leluasa bahu-membahu memproduksi disertasi jiplakan.

Sehingga Universitas tersebut patut dipandang cap plagiarisme karena seakan telah menjelma menjadi bisnis yang mendapat restu dari pihak universitas.

Dari kasus tersebut pihak institusi atau masyarakat pastinya tidak akan mempercayai kemampuannya kembali, satu kali melakukan kecurangan pasti dia akan melakukannya lagi. Seperti dalam hal ujian sekali mencoba untuk menyontek pasti dia akan melakukannya lagi dan menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam dirinya.

Sebagai orang berpendidikan atau mahasiswa yang baik dan kreatif mereka tidak akan pernah plagiarisme terhadap karyanya, bagi dirinya lebih terhormat menjadi pekerja petani dari pada punya Gelar doktor namun semua hasil karyanya adalah plagiarisme.

Ketika Nama MURUAH sudah tercoreng Maka yang harus kita lakukan adalah jangan pernah mengakui karya orang lain kembali karena perbuatan tersebut telah melanggar hak cipta, yang salah cukuplah menjadi sebuah pelajaran.


Yani Siti Sakiyah, Mahasiswa UIN SGD Bandung





Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023