Bencana Banjir, Sebenarnya Salah Siapa?


Oleh: Fitria Wulandari

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bencana berarti sesuatu yangmenyebabkan kesusahan, kerugian, dan penderitaan; kecelakaan; bahaya.Sementara frasa bencana alam adalah bencana yang disebabkan oleh alam,seperti gempa bumi, angin besar, dan banjir.

Berbicara tentang banjir, hampir setiap tahunnya bencana ini selalu melanda daerah-daerah tertentu di Indonesia terutama di kota-kota besar. Jika dihubungkan dengan pengertian bencana, apakah tepat jika banjir dikategorikan sebagai bencana alam? Berhubung kejadiannya yang terjadi berulang kali, bahkan banjir dikenal dengan "bencana musiman".

Jika suatu bencana terjadi tidak hanya sesekali, tentu saja ini bukan lagi disebut bencana yang disebabkan oleh alam. Melihat sering terjadinya bencana banjir, dapat diasumsikan bahwa pasti ada tangan-tangan yang
bersalah dalam musibah ini. Berangkat dari asumsi ini, kebanyakan orang saling menyalahkan dan menuduh siapa yang paling bertanggung jawab terhadap bencana tersebut. Masyarakat menyalahkan pemerintah; pemerintah melempar tanggung jawab pada petugas penanggulangan bencana; bahkan bisa jadi petugas yang sudah berada di titik jenuh menyalahkan tuhan perihal bencana yang mengakibatkan derita tak berkesudahan tersebut.

Jika kita telaah, sebenarnya pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan banjir, mulai dari cara-cara konvensional sampai modern. Petugas penanggulangan bencana juga sudah bekerja keras dalam mengatasi peristiwa ini. Tetapi tetap saja setiap musim hujan apalagi dengan intensitasnya yang deras, banjir tidak dapat dihindari. Lantas siapakah yang patutu disalahkan? Apakah hujan deras yang turun sesuai kehendak tuhan? Tentu saja bukan. Manusia memiliki tanggung jawab dalam hal tersebut. kita sebagai manusia sudah sepatutnya sadar diri terhadap apa yang kita perbuat, bukan malah saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab.

Salah satu hal yang dapat kita lakukan sebagai manusia yang bertanggung jawab adalah dengan meminimalisir penyebab terjadinya banjir. Dimulai dari hal kecil, misalnya tidak membuang sampah di sungai atau selokan yang menyebabkan aliran air tersumbat, meminimalisir penggunaan barang yang bisa menjadi sampah yang sulit terurai, melakukan penghijauan, atau membuat lubang resapan sederhana di halaman rumah masing-masing. Dengan menjaga persahabatan kita dengan lingkungan, maka alam juga akan bersahabat dengan kita. Dengan demikian, tidak ada lagi banjir sebagai bencana yang disebabkan oleh alam.

Seandainya kita sudah mengambil tanggung jawab masing-masing dengan menjaga lingkungan, lantas siapa lagi yang pantas disalahkan jika banjir masih saja terjadi? Tentu saja mereka adalah manusia yang lari dari tanggung jawabnya sebagai manusia dengan mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan dan justru menyalahkan pihak lain tanpa menyadari kesalahannya sendiri.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023